Pesta menguruk lubang dari warga etnis minoritas Chut

(VOVWORLD) - Di Kabupaten Huong Khe, Provinsi Ha Tinh (Vietnam Tengah), ada satu etnis minoritas yang pernah hidup secara liar yaitu komunitas orang etnis minoritas Chut. Sejak ditemukan oleh tentara perbatasan Provinsi Ha Tinh, dibawa keluar dari hutan, orang Chut telah mempunyai satu kehidupan baru, berbaur pada komunitas. Banyak adat terbelakang telah dihapuskan. Tapi, di samping  itu, banyak jati diri budaya sendiri dari warga etnis minoritas Chut tetap masih dipertahankan, di antara-nya ada Pesta Lap Lo (atau  Pesta menguruk lubang).
Pesta menguruk lubang dari warga etnis minoritas Chut - ảnh 1Tentara perbatasan membantu orang Chut menyelenggarakan Pesta menguruk lubang dari warga etnis minoritas Chut. (Foto: vov4.vn) 

Ini adalah suara nyanyian yang bergelora dalam Pesta menguruk lubang dari orang Chut-satu etnis minoritas yang hidup di Dukuh Rao Tre, Kecamatan Huong Lien, Kabupaten Huong Khe, Provinsi Ha Tinh.  Pesta menguruk lubang dari orang Chut biasanya diadakan di pinggir hutan, di dekat  dukuh pada tanggal 7 bulan Tujuh kalender imlek, tapi dengan ritual sedekah yang khidmat. Pada hari-hari ini, orang Chut  menyiapkan talam sajian dan dupa. Ketika semua persiapan sudah selesai, mereka berhimpun di daerah ini untuk menunggu dukun melakukan upacara sedekah.

Setelah membaca mantra, dukun akan mengambil seganggam beras dalam satu mangkok di atas talam sajian dan menyebarkan-nya ke empat penjuru untuk mengundang setan hutan, para dewa dan arwah orang-orang yang sudah meninggal kembali ke rumah untuk menikmati sajian. Setelah upacara sedekah selesai, talam sajian akan dibawa oleh seorang pemuda sehat dan kuat ke rumah dukun, kemudian dibagikan kepada semua orang. Pada saat ini, suara musik kedengaran, para pemuda-pemudi orang Chut bernyanyi dan menari sepanjang hari.  Pesta menguruk lubang pada tahun ini tampak-nya lebih ramai karena ada partisipasi dari wakil tentara perbatasan, Wakil dari Pemerintahan provinsi dan warga-warga etnis sesaudara. Bapak Nguyen Tien Bao, seorang warga di Dukuh Rao Tre memberitahukan: Pesta menguruk lubang dari orang Chut merupakan satu ritual pertanian. Ritual-nya meskipun sederhana, tapi mempunyai satu nilai kejiwaan bagi orang Chut. Bapak Nguyen Tien Bao memberitahukan: “Pesta berarti ketika warga di dukuh sudah menyelesaikan masa menyebar benih dan menguruk lubang, mereka akan mengadakan pesta untuk melaporkan kepada dewa dan orang-orang yang sudah meninggal bahwa kami telah melakukan panenan, maka memohon kepada para dewa supaya mendukung panenan yang baik, pohon berbunga dan berbuah, banyak orang cukup sehat, sembuh dari penyakit, mendapat kemujuran dan cukup sandang-cukup pangan”.

Ada dua kali mengadakan sedekah dari orang Chut yalah Pesta menguruk lubang (bulan Tujuh kalender imlek), setelah masa menanam dan Pesta Cham Cha Boi- atau Pesta menyambut nasi baru (bulan Sebelas kalender imlek)  setelah masa panenan, semua-nya dihadiri oleh tentara perbatasan. Pada tahun-tahun belakangan ini, berbagai organisasi sosial dan badan-badan usaha juga memberikan bantuan materiel kepada orang Chut.

Pada tahun ini, karena mendapat bantuan tentara perbatasan dan perhatian Pemerintaan berbagai tingkat, maka orang Chut menyelenggarakan pesta menguruk lubang lebih lengkap dari pada tahun-tahun sebelum-nya. Banyak kegembiraan telah dilipat-gandakan ketika rumah-rumah panggung dari kayu baru menjadi besar dan indah sebagai satu destinasi, menambah keindahan dari hutan Ka Day yang besar dan luas di Kecamatan Huong Lien, Kabupaten Huong Khe. Kolonel Vo Trong Hai, komandan tentara perbatasan Provinsi Ha Tinh memberitahukan: Agar orang Chut mendapat kehidupan yang mengalami perubahan sehari-hari seperti masa kini ada banyak sumbangan yang diberikan oleh Pemerintahan berbagai tingkat dan tentara perbatasan Provinsi Ha Tinh. Kolonel Vo Trong Hai, Komandan Tentara perbatasan Provinsi Ha Tinh memberitahukan: “Tentara perbatasan telah memperkenalkan seluruh pengetahuan kepada orang Chut,  termasuk cara melakukan usaha tani. Dulu, orang Chut pada pokok-nya hidup berkat berburu binatang dan mengumpulkan buah-buahan saja, maka tentara perbatasan telah dengan tekun meyakinkan mereka belajar bahasa nasional, membimbing cara berproduksi dan beraktivitas  menurut kebiasaan baru”.

Setelah waktu hampir 20 tahun melakukan usaha tani dan bermukim secara mantap, orang Chut  di Dukuh Rao Tre  mengalami perubahan dari hari ke hari  dengan perjalanan dan bantuan yang diberikan Pemerintah berbagai tingkat dan tentara perbatasan Provinsi  Ha Tinh.

Komentar

Yang lain