Warga etnis minoritas Ba Na memulihkan dan menjaga kejuruan menenun kain ikat tradisional

(VOVWORLD) - Sudah sejak bertahun-tahun ini, warga etnis minoritas Ba Na di Kecamatan Glar, Kabupaten Dak Doa, Propinsi Gia Lai, (Vietnam Tengah) telah menjaga dan mengembangkan kejuruan menenun kain ikat tradisional.Sejak saat kejuruan menenun kain ikat hanya dilakukan di keluarga-keluarga saja, sekarang ini, kejuruan tersebut telah diorganisasi dalam Koperasi Pertanian dan Pertenunan Kain Ikat Kecamatan Glar. Pekerjaan menjaga kejuruan menenun kain ikan telah membantu warga etnis Ba Na bisa menjaga dan mengembangkan nilai budaya yang khas dari etnisnya. 
Warga etnis minoritas Ba Na memulihkan dan menjaga kejuruan menenun kain ikat tradisional - ảnh 1Para peremuan etnis Ba Na menenun kain ikat. (Foto: Majalah Kampung Halaman). 

Alat-alat menenun kain dari semua kepala keluarga etnis Ba Na di Kecamatan Glar, Kabupaten Dak Doa, Propinsi Gia Lai, yang tampaknya sudah dilupakan, tetapi sekarang telah beraktivitas kembali. Selama 10 tahun ini, merebut waktu senggang, ketika tidak pergi ke huma untuk merawat dan memaneni kopi dan lada, kaum wanita etnis Ba Na berkumpul bersama untuk membenangi serat dan menenun kain ikat. Tangan-tangan mereka yang prigel bisa menciptakan motip-motip pada pakaian, selendang atau ikat pinggang tradisional dari warga etnis Ba Na.

Ibu Mlop, seorang warga di Kecamatan Glar, memberitahukan bahwa pada 20 tahun lalu, dia telah berencana membangun dan memulihkan kejuruan menenun kain ikat tradisional. Dengan semangat itu, pada tahun 2006, Koperasi Pertanian dan Pertenunan Kain Ikat Kecamatan Glar telah didirikan. Produk yang dihasilkan oleh Koperasi ini sangat indah, tahan lama dan tetap bisa menjaga ciri-ciri tradidional dari warga etnis Ba Na, baik dari model busana maupun motip - nya. Ibu Mlop memberitahukan: "Kejuruan menenun kain ikat tradisional telah ada sudah sejak lama. Ibu dan kakak saya bisa menenun kain ikat. Ada saat kejuruan ini telah menjadi punah. Sejak masih kecil, saya sudah suka menenun kain ikat dan pada tahun 1990 saya telah membuat  kain ini untuk dijual”.

Hasil yang dicapai Koperasi Pertanian dan  Pertenunan Kain Ikat Kecamatan Glar  adalah karena ada gerakan menenun kain kat berkembang kuat di kalangan kepala keluarga . Setelah kira-kira 10 tahun beraktivitas, Koperasi Pertanian dan Pertenunan Kain Ikat Kecamatan Glar sekarang ini beranggotakan 300 orang. Dengan bergotong royong dan saling membantu, ketrampilan para anggota dalam koperasi semakin meningkat, dari situ, kualitas semua produk, motip, hiasan dan warna-warni-nya juga lebih kaya raya dan beranekaragam. Saudari Hngai, seorang anggota Koperasi Pertanian dan Pertenunan Kain Ikat Kecamatan Glar  memberitahukan: “Sejak belajar  di kelas 5 dan 6, saya sudah bisa menenun kain ikat dan sekarang ini, saya mulai mengajarkan kejuruan ini di berbagai kursus. Impian saya yalah membuka lagi bebagai kela suntuk mengajar para warga etnis Ba Na dan menciptakan lebih banyak motip untuk produk. Dari situ, bisa menjaga ciri-ciri budaya indah dari etnis”.

Sampai sekarang ini, Koperasi Pertanian dan Pertenunan Kain Ikat Kecamatan Glar telah membuka kursus pelatihan untuk mengajar dan mewariskan kejuruan menenun kain ikat kepada para anggota-nya. Melalui 4 kelas, masing-masing berlangsung dalam waktu kira-kira 3 bulan, koperasi tersebut telah bisa mendidik  kejuruan menenun kain ikat untuk 200 orang wanita dan menjamin agar mereka bisa menguasai teknik  dasar dan teknik tinggi untuk bisa menghasilkan produk-produk yang lebih beranekaragam lagi. Ibu Mlop memberitahukan: “Pada beberapa tahun ini, kejuruan menenun kain ikat sangat berkembang. Para siswa ketika libur pada musim panas juga ikut menenun kain ikat. Kami juga mengajarkan kejuruan kepada generasi muda, setiap kursus mempunyai kira-kira 30 orang siswa. Pada waktu senggang, kaum wanita etnis Ba Na menenun kain ikat, tapi pada pokok-nya mereka tetap menanam kopi, lada dan lain-lain...Rata-rata, setiap orang memeproleh pendapatan sebanyak kira-kira 3 juta VND per bulan”.

Di Kecamatan Glar sekarang ini ada kira-kira 10.000 orang, di antaranya  ada kira-kira  95% jumlah-nya  yang adalah warga etnis Ba Na. Perkembangan kejuruan menenun kain ikat di semua dukuh tidak hanya membantu menjaga identitas budaya tradisional dari etnis Ba Na saja, melainkan juga menghasilkan produk dan barang, turut mengentas dari kelaparan dan kemiskinan di kalangan rakyat.

Pada waktu lalu, Propinsi Gia Lai juga menyelenggarakan berbagai festival, kontes kejuruan kerajinan menenun kain ikat dari tingkat basis sampai tingkat propinsi dan membantu membentuk berbagai koperasi dan kelub menenun kain ikat, melalui itu bisa memacu warga etnis Ba Na ikut serta dalam aktivitas menjaga kejuruan menenun kain ikat tradisional yang sudah ada sejak lama.

Komentar

Yang lain