Sarjana Jerman merasa cemas atas tindakan Tiongkok di Laut Timur

(VOVworld) – Pada pekan raya pariwisata internasional 2015 (ITB 2015) yang sedang berlangsung di Berlin, Republik Federasi Jerman dari 4 sampai 8 Maret, peta-peta Vietnam telah menyerap perhatian dari banyak sahabat Jerman dan internasional. Di stan pameran Vietnam pada Pekan Raya ITB 2015 ini, gerai-gerai yang memberikan informasi pariwisata tentang Vietnam telah memperkenalkan peta-peta dua kepulauan Hoang Sa (Paracels) dan Truong Sa (Spratly) diantaranya tertera secara jelas kedaulatan Vietnam terhadap dua kepulauan ini. Selain itu juga ada informasi-informasi yang menonjolkan bukti-bukti hukum yang menegaskan kedaulatan Vietnam terhadap dua kepulauan tersebut serta pelanggaran yang dilakukan Tiongkok terhadap Hukum Internasional dan Pasal 5 dalam Deklarasi tentang perilaku dari para pihak di Laut Timur (DOC) ketika negara ini sedang melakukan pembangunan secara ilegal di pulau-pulau di kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa milik Vietnam, menghancurkan status quo pulau-pulau di Laut Timur.

Sarjana Jerman merasa cemas atas tindakan Tiongkok di Laut Timur - ảnh 1
Para pengunjung melihat peta Vietnam
(Foto: VNA)

Banyak pengunjung internasional telah datang ke stan pameran Vietnam dan mengambil satu peta jalan Vietnam, diantaranya ada banyak orang yang mempelajari secara teliti. Pembangunan pulau-pulau buatan atau mereklamasi beberapa pulau di kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa milik Vietnam menyerap perhatian dari opini umum Jerman. Beberapa sarjana Jerman, diantaranya ada Profesor, Doktor Howard Loewen dari Institut Penelitian Perdamaian Hamburg (IFSH), menilai bahwa sejarah Tiongkok menunjukkan negara ini selalu mengusahakan target memperluas perbatasan wilayah-wilayah, dan target tersebut sekarang berfokus di arah Tenggara dengan titik beratnya ialah daerah Laut Timur. Menurut dia, Tiongkok menggunakan taktik “pembangunan pulau” guna memperluas dan memperkokoh basis kekuasaan di pulau-pulau yang sedang mereka duduki di Laut Timur merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional ketika menghancurkan status quo pulau-pulau tersebut dan merupakan perkembangan yang berbahaya karena bisa merugikan keamanan dan kestabilan di kawasan.

Juga dalam kerangka pekan raya ini, pada Kamis (5 Maret), Direktorat Jenderal Pariwisata Vietnam telah mengadakan jumpa pers internasional untuk memperkenalkan dan menyosialisasikan pariwisata Vietnam./.
Berita Terkait

Komentar

Yang lain