(VOVworld)- Pada Jumat (9 Mei), ketika menjawab  kelangan pers tentang reaksi Vietnam terhadap kasus belakangan ini di mana Tiongkok berturut-turut mengirim kapal penangkapikan ke kepulauan Truong Sa(Spratly), Jurubicara Kementerian Luar Negeri Vietnam  Luong Thanh Nghi mengatakan. “Kami sangat memperhatikan dan memantau ketat semua perkembangan yang bersangkutan dengan masalah ini.

Kami beranggapan bahwa smeua aktivitas dari semua fihak perlu mematuhi hukum internasional, terutama Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut tahun 1982, menghargai keeaulatan, hak kedaulatan dan hak yudikatif dari semua fihak yang bersangkutan. Vietnam menegaskan kedaulatannya terhadap kepulauan Truong Sa dan semua aktivitas di wilayah laut ini tanpa kesep[ekatan  Vietnam adalah melanggar kedaulatan Vietnam”.

Pada hari yang sama, Himpunan Pengacara dan delegasi Majelis Nasional Vietnam (MNVN) propinsi Dong Nai  telah mengadakan konferensi untuk memperkenalkan sejarah kedaulatan Vietnam atas laut dan pulau. Ratusan pejabat dan pemilih propinsi Dong Nai telah menghadiri peristiwa ini. Pada konferensi itu, Sejarawan Vietnam Duong Trung Quoc, Anggota MN Vietnam  propinsi Dong Nai menunjukan bahwa kedaulatan  atas laut dan pulau dari Vietnam telah ditegaskan sejak ribuan tahun ini dan rakyat Vietnam sedang mewarisi semua nilai yang  berturut- turut dari sejarah untuk terus menjaga dan membela kedaulatan laut dan pulau yang suci dari Tanah Air.  Dari dinasti- dinasti Le-zaman Raja Le Thanh Tong, Hong Duc telah menggambarkan peta dan menetapkan kedaulatan terhadap dua kepulauan itu; zaman Raja daerah  Nguyen juga terus menegaskan dan menetapkan kedaulatan terhadap Truong Sa dan Hoang Sa, termasuk pada kemudian hari pada 1938, Raja Bao Dai terus melaksanakan kekuasaan negara- nya  untuk menetapkan kedaulatan terhadap dua kepulauan  Hoang Sa dan Truong Sa. Menurut Sejarawan Duong Trung Quoc, itu  merupakan bukti- bukti kongkrit dalam sejarah untuk menegaskan kedaulatan Vietnam terhadap dua kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa./.