Hubungan Jerman - Yunani: Tantangan- tangangan yang ada

(VOVworld) - Pada Senin (23 Maret), dalam kerangka kunjungan  pertama di Jerman sejak dilantik, Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras  telah berbahas dengan timpalan-nya dari negara tuan rumah, Angela Markel mengenai krisis utang Yunani sekarang ini dan usaha mendorong hubungan bilateral. Bertentangan dengan pernyataan yang bersifat diplomatis dari dua Kepala Pemerintah pada jumpa pers setelah peremuan itu, opini umum tidak sulit  untuk melihat rintangan besar yang masih ada antara dua fihak pada khususnya dan antara Yunani dan Uni Eropa pada umumnya.

Hubungan Jerman - Yunani: Tantangan- tangangan yang ada - ảnh 1
Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras (kanan)  dan  
Kanselir Angela Markel (kiri).
(Foto:vnplus).


Sehari menjelang kunjungan  pertama dari Perdana Menteri Yunani, AlexisTsipras di Jerman, pada Minggu (22 Maret), Menteri Luar Negeri Yunani, Nikos Kotzias telah datang di Berlin (Ibukota Jerman) untuk berbahas dengan timpalannya dari tuan rumah Frank-Walter Steineier. Ketika berbicara setelah perbahasan, Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steineier menegaskan bahwa Jerman dan Yunani akan tidak membiarkan masalah-masalah yang perlu dipecahkan di tingkat Eropa mempengaruhi gundasi baik dari hubungan bilateral. Dua fihak juga bertekat mendorong potensi kerjasama besar antara Jeman dan Yunani serta memperkuat lebih lanjut lagi pengertian satu sama lain.

Pernyataan- pernyataan  diplomatis


Pada jumpa pers bersama pada Senin sore (23 Maret), setelah pembicaraan selama satu jam antara dua Perdana Menteri, opini umum tidak memnaksikan pernyataan dua fihak tentang pengarahan  kerjasama kongkrit yang berkaliber makro untuk tahapan mendatang. Kanselir Jerman, Angela Markel hanya menekankan secara umum arti penting-nya hubungan yang bersahabat dan dekat antara dua negara, menegaskan keinginan bekerjasama antara Jerman dan Yunani di atas dasar kepercayaan satu sama lain.. Ketika memberikan tanggapan, Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras juga menekankan peranan penting dari kunjungan ini dengan penguatan pengertian  antara Pemerintah dua negara, bersamaan itu menegaskan bahwa dialog adalah langkah satu-satunya untuk bisa mengatasi kesulitan sekarang ini.

Hasil ini  tidak membuat opini umum merasa heran karena sudah sejak menjelang kunjungan ini, Kanselir Jerman, Angela Merkel pernah memperingatkan: Yunani jangan terlalu banyak berharap pada kunjungan Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras di Jerman. Beliau menegaskan bahwa pertemuan bilateral ini tidak bisa mengganti permufakatan yang telah disepakati oleh negara-negara Erozone yang meliputi persyaratan-persyaratan untuk memperpanjang waktu 4 bulan paket bantuan untuk Yunani.

Sebelumnya, opini umum tentu belum melupakan munculnya ketegangan dalam hubungan antara Jerman danYunani setelah Partai Syriza pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras mencapai kemenangan dan membentuk persekutuan yang berkuasa  di Yunani setelah pemilu pada awal tahun.  Pemerintah pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras terus-menerus melakukan langkah-langkah yang membuat para mitra Eropa merasa cemas. Yaitu pernyataan menghentikan paket bantuan mengetatkan ikat pinggang yang keras  di mana  Jerman diketahui sebagai kepala arsitek untuk diganti dengan  paket bantuan  internasional. Selanjutnya ialah sikap yang akrab  terhadap Rusia pada latar belakang hubungan antara Rusia dan Eropa sedang berada dalam tahap tegang. Dalam pidatonya baru-baru ini, Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis bahkan menantang orang Jerman ketika menyatakan Yunani bisa  menyatakan bangkrut  seperti  yang pernah dilakukan oleh Argentina.


Perselisihan  yang mengalami peningkatan.

Di depan para pejabat dua negara dan media komunikasi internasional  pada jumpa pers pada Senin (23 Maret), Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras dengan terus terang  menegaskan: Program bantuan untuk Yunani  dilaksanakan selama 5 tahun ini  dengan dukungan dari kalangan politisi Jerman belum memberikan keberhasilan, bahkan berpengaruh negatif terhadap perekonomian Yunani. Menurut itu Yunani telah kehilangan 25 persen GDP, prosentase pengangguran tinggi (menjadi 60 persen pada usia pemuda), utang publik  dan daya saing  perekonomian merosot.

Tanpa memperdulikan pernyataan timpalannya dari Yunani, Jerman tetap menunjukkan sikap  kerasnya ketika Kanselir Jerman, Angela Merkel menekankan di depan jumpa pers bahwa Berlin  akan terus mendesak Yunani melakukan reformasi untuk mendorong pengembangan ekonomi, menuju ke pertumbuhan dan memecahkan masalah pengangguran di tarap tinggi, khususnya pada usia  pemuda.  Selain itu Atena  juga perlu melakukan  reformasi  struktural  dan membuat kebijakan anggaran yang berkesinambungan dan satu kekuasaan yang beroperasi secara baik. Sebelumnya, Kanselir Angela Markel pernah menyatakan secara jelas tujuan politik Jerman yalah mempertahankan Yunani tetap tinggal di Eurozone, akan tetapi Yunani perlu menghargai semua komitmen sebelumnya, politikus Jerman ini juga meminta kepada Yunani supaya segera mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi reformasi kongkrit serta bersedia menangani sendiri maslah-masalah yang sedang dihadapi negara ini untuk bisa mendapatkan paket-paket bantuan baru.

Menjelang kunjungan  Alexis Tsipras ke Jerman, semua rincian baru dalam paket rekomendasi reformasi yang diajukan Yunani bertujuan menghindari bahaya kebangkrutan ekonomi untuk beberapa hari mendatang yang dibocorkan media komunikasi Jerman, misal-nya rencana meningkatkan pajak, melakukan aktivitas swastanisasi, memungut tunggakan pajak, menaikkan tingkat usia pensiun. Akan tetapi, semua solusi tersebut tampaknya belum cukup ketika Berlin dan hampir semua negara Uni Eopa menginginkan agar Yunani harus kembali ke “Peta jalan” melakukan  pengetatan ikat pinggang dengan kebijakan- kebijakan  yang dilakukan Pemerintah pendahu-nya guna menyelamatkan perekonomian. Ini merupakan masalah-masalah yang sulit bagi  Pemerintah baru dari Athena karena mereka tidak mudah bertentangan dengan janjian-janjinya kepada para pemilih. Tampak-nya, banyak kesulitan tetap sedang menunggu di depan mata untuk menguji hubungan antara Jerman dengan Yunani./.


Komentar

Yang lain