Usaha memadamkan pandemi Ebola memerlukan jalan panjang

(VOVworld) -  Dalam usaha menanggulangi pandemi Ebola yang dijalankan komunitas internasional telah muncul harapan-harapan baru ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa beberapa negara di Afrika Barat telah lepas dari wabah ini dan semua kotak vaksin percobaan pertama telah mendatangkan hasil-hasil yang menggembirakan. Namun, untuk  berhasil mencegah wabah ini, dunia memerlukan lebih banyak sumber daya, baik bantuan keuangan maupun tenaga kerja dan perang menanggulangi virus Ebola yang mematikan manusia ini sudah pasti akan harus menempuh jalan panjang. 

Usaha memadamkan pandemi Ebola memerlukan jalan panjang - ảnh 1

Kanada menyampaikan vaksin anti penyakit Ebola kepada WHO

Menurut pengumuman terbaru WHO, terhitung sejak saat menemukan pasien wabah Ebola pertama pada Maret tahu 2014 sampai sekarang, wabah Ebola membuat kira-kira 4.500 orang meninggal dan sekarang ini, jumlah orang yang terkena penyakit di kawasan Afrika Barat telah melampaui  angka 9.200 orang dan melanda ke negara-negara yang lain. Prosentasi kematian juga meningkat di tiga negara “sarang wabah” yakni Liberia, Sierra  Leone dan Guine. Di Amerika Serikat akhir-akhir ini telah ditemukan dua kasus yang positif tentang virus Ebola.

Kedua pasien ini adalah personil kesehatan yang pernah ikut mengobati seorang pasien Liberia yang telah meninggal karena terkena virus Ebola di negara bagian Texas (Amerika Serikat) sebelumnya. Sedangkan, di Spanyol, negara pertama di Eropa juga mencatat seorang pengidap Ebola  dan negara ini juga sedang dengan giat memeriksa semua kasus yang diduga terkena virus Ebola.

Jadi, bersama dengan peningkatan baik jumlah orang yang terkena virus Ebola maupun yang meninggal di beberapa negara Afrika, penularan virus Ebola ke Amerika Serikat dan Spanyol telah menandai penularan yang patut mencemaskan  dari pandemi ini ke luar dari wilayah Afrika Barat.

Indikasi-indikasi menggembirakan yang pertama

Pada saat ini juga, harapan-harapan baru  tentang perang  menanggulangi pandemi telah muncul ketika vaksin anti Ebola VSV-EBOV yang diproduksi oleh para ilmuwan Kanada telah diuji-cobakan secara klinis pada manusia yang telah mendatangkan tanda-tanda yang menggembirakan. Semua vaksin pertama diantara total jumlah 800 buah botol vaksin anti Ebola yang dites oleh Kanada  telah disampaikan kepada WHO di Jenewa diharapkan supaya sejak sekarang sampai akhir tahun ini, dunia akan memiliki vaksin untuk menanggulangi wabah Ebola.

Sementara itu, beberapa negara lain, misal-nya Rusia dan Thailand juga menyatakan bisa memproduksi vaksin baru untuk menanggulangi wabah Ebola pada beberapa bulan mendatang. Pada 20 Oktober ini, WHO mengumumkan bahwa Nigeria telah lepas dari wabah Ebola. Sebelumnya, Senegal juga merupakan negara pertama yang dicatat sebagai negara dimana tidak ada kasus penularan selama 42 hari  kalau dihitung sampai 18 Oktober ini . Sementara itu di Spanyol, kesehatan pasien pertama yang terkena virus Ebola di luar kawasan Afrika  terus menjadi baik. Seperti halnya di Amerika Serikat, situasi kesehatan seorang juru rawat Amerika Serikat keturunan Vietnam juga ada tanda-tanda  yang menggembirakan.

Dunia  berupaya keras menghadapi wabah Ebola.

Sejak wabah ini meledak, komunitas internasional dengan dipelopori Inggeris dan Amerika Serikat telah banyak berupaya keras untuk membantu negara-negara terjadi wabah maupun mencegah melandanya wabah, namun perang anti pandemi Ebola tidak mencapai hasil seperti  yang diinginkan. Dengan jumlah pasien  baru yang meningkat secara deret ukur, WHO pada pekan lalu telah mengakui sudah gagal ketika tidak bisa memprediksikan tentang  skala pandemi ini. Oleh karena itu, pada saat ini, langkah-langkah mencegah wabah ini telah dilakukan secara lebih mendesak oleh seluruh komunitas internasional  dari pada yang sudah-sudah.

Bersama dengan melakukan kontrol ketat terhadap penularan penyakit dan berkomitmen memberikan bantuan keuangan, negara-negara juga  berkomitmen akan mengirim satu kekuatan petugas kesehatan ke tempat-tempat terjadi wabah. Inggeris dan Amerika Serikat telah mengirim ratusan serdadu dan petugas kesehatan ke tempat-tempat terjadi wabah untuk membantu mengontrol  wabah. Bersamaan itu, Amerika Serikat juga membentuk satu satuan bantuan kesehatan yang beranggotakan 30 orang untuk menghadapi secara darurat wabah Ebola di dalam negeri Amerika Serikat sendiri. Mengesampingkan semua perselisihan, Kuba menyatakan bersedia bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam perang anti wabah Ebola dengan cara mengirim 165 dokter dan juru rawat ke Sierra Leone untuk membantu negara ini menghadapi  wabah Ebola dan berencana akan cepat mengirim lagi 296 orang yang lain ke Liberia dan Guinea. Serentetan negara lain juga telah membuat rencana untuk memperkuat pengontrolan terhadap sistim bandara, pelabuhan, mengisolasi orang-orang yang datang dari tempat terjadi  wabah untuk mengontrol wabah yang jangan menular.


Merealisasi komitmen-komitmen memberikan bantuan keuangan dan kemanusiaan


Menurut penilaian WHO, akan menelan waktu berpekan-pekan, bahkan berbulan-bulan sebelum wabah Ebola bisa dikontrol. Pada saat ini, hal yang perlu dilakukan oleh dunia  ialah mencegah virus berbahaya tersebut tidak menular ke orang-orang lain. Namun untuk bisa melakukan hal ini, dunia memerlukan sumber-sumber daya, diantaranya ada keuangan. Sayangnya ialah sampai sekarang pos bantuan yang diberikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan semua oraganisasi bantuan kemanusiaan tetap masih terlalu sedikit, baru memenuhi 30% tarap yang ditetapkan bagi upaya bantuan untuk menanggulangi wabah Ebola. Dalam isi “Surat  kepada dunia”, Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf memperingatkan bahwa wabah Ebola di Afrika Barat  tidak hanya merupakan satu krisis dalam hal kesehatan, melainkan juga sedang menimbulkan musibah ekonomi,  mengakibatkan “satu generasi hilang” di kalangan pemuda di negara-negara yang menderita  pengaruh yang paling berat. Menurut  data-data yang diumumkan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada sedikit-dikitnya 3700 orang anak di Liberia, Guinea dan Sierra Leone yang kehilangan ayah, ibu atau baik ayah maupun ibu sejak wabah Ebola meledak di Afrika Barat pada bulan Maret tahun ini, Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf menekankan: Wabah ini tidak ada perbatasan dan komunitas internasional perlu melakukan aksi yang lebih kuat untuk mengontrol wabah Ebola di Afrika Barat. Karena jika tidak bekerjasama melakukan aksi secara substantif, bahkan ragu-ragu memberikan andil keuangan atau bantuan kemanusiaan, maka sangat mungkin akan membuat wabah Ebola menjadi musibah  besar secara global./. 





Komentar

Yang lain