Vietnam terus konsisten dengan kebijakan keuangan yang kuat

Laporan prospek  ekonomi dunia  yg baru-baru ini diumumkan  Dana Moneter  Internasional (IMF)   telah mengapresiasi  hasil-hasil yang dicapai Vietnam  setelah melaksanakan  Resolusi 11 Pemerintah tentang  mengekang inflasi, menstabilkan ekonomi makro, menjamin jaring pengaman sosial. Kongkritnya ialah inflasi belakangan ini  telah cenderung turun.  Namun, dalam menghadapi   pengaruh  dari  kemerosotan ekonomi dunia, khususnya  utang publik  di Amerika Serikat dan kawasan Eropa,  Vietnam menetapkan akan terus  konsisten dengan kebijakan  keuangan yang ketat dan membuat  kebijakan-kebijakan yang fleksible untuk menjamin target-target yang telah ditetapkan pada tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.

          Situasi  resesi ekonomi di negara-negara maju jelaslah sedang mempengaruhi  kuat  negara-negara yang baru muncul, negara-negara sedang berkembang, termasuk Vietnam. Yang tipikal seperti  pengaruh terhadap  situasi eksport dan penyerapan aliran modal investasi asing langsung. Para ekonom beranggapan bahwa satu tantangan  Vietnam  maupun negara-negara yang baru muncul  di Asia   ialah  defisit anggaran keuangan,  utang publik  berpengaruh terhadap  perkembangan jangka panjang.  Sekarang,  import di Vietnam  menduduki prosentase tinggi dalam perekonomian,  ketika  harga komoditas dunia yang membubung tinggi  akan  berpengaruh tidak kecil  terhadap situasi inflasi di dalam  negeri.  Doktor Vo Tri Thanh, Wakil Kepala Institut  Penelitian dan Manajemen Ekonomi Pusat  menganalisis: “Vietnam sedang  melawan instabilitas  makro dan inflasi tinggi. Vietnam juga sedang berada dalam proses  penyusunan kembali  dan  penyempurnaan rencana 5 tahun. Dalam  Repelita itu,  dua masalah tetap sedang menonjol.  Yang pertama ialah memilih  keseimbangan antara  stabilitas   ekonomi makro dalam sepanjang periode  yang akan datang dan reformasi struktur, khususnya  yang terkait dengan reformasi badan usaha milik negara, reformasi investasi  publik,  reformasi  investasi,  sistim desentralisasi,  pengembangan  infrastruktur, sumber daya manusia,  reformasi-reformasi  yang lain, khususnya reformasi-reformasi yang terkait dengan institusi negara, faktor produksi seperti pertanahan, tenaga kerja,  pasar modal”.

         

Menghadapi  tantangan-tantangan itu,  dalam waktu yang  lalu,  pemerintah Vietnam telah  melakukan  gerak-gerik positif  dalam mengekang inflasi, menstabilkan ekonomi makro dan menjamin  jaring pengaman sosial. Yang pertama ialah pemberlakuan  Resolusi No.11  Pemerintah dengan  kelompok 6 solusi dan pada permulaan-nya telah memanifestasikan jelas   komitmen pemerintah dalam manajemen  ekonomi makro.  Bank Negara Vietnam baru-baru ini  melakukan  langkah-langkah   menangani masalah pasar valuta asing dan mengurangi prosentase inflasi, menegakkan fundasi aktif  terhadap pasar kurs valuta asing.  Pengurangan  suku bunga  bank baru2 ini  juga mengurangi kekhawatiran  massa rakyat  mengenai  resiko inflasi, menegakkan kepercayaan dan memberikan kestabilan pada mata uang Vietnam. Gubernur Bank Negara Vietnam Nguyen Van Binh  mengatakan bahwa“ Kebijakan moneter  Vietnam  sedang  dilaksanakan secara sangat ketat untuk mengekang inflasi sesuai dengan  semangat Resolusi 11 Pemerintah.  Dengan menentukan pagu  suku bunga  kira-kira 14  persen  seperti  waktu yang lalu, Vietnam telah mempunyai syarat  untuk mengurangi suku bunga pinjaman, sehingga membuat  badan usaha  baru bisa  punya syarat  untuk melakukan pendekatan selangkah terhadap sumber modal dari bank dan membantu produksi mengurangi  sebagian kesulitan”.

Menurut  prakiraan, pertumbuhan Vietnam tahun ini mencapai kira-kira  5,8 persen, tahun  berikutnya mungkin lebih rendah- akibat pengaruh buruk dari ekonomi dunia. Dengan tarap keterbukaan  perekonomian Vietnam, ketika ekonomi dunia mengalami resesi, pastilah  akan berpengaruh terhadap  investasi dan perdagangan. Pada latar belakang  itu, untuk mencapai target yg sudah diajukan yalah mengekang inflasi pada tarap 18 persen pada tahun 2011 ini dan dibawah 10 persen pada tahun mendatang, dalam jangka  menengah, akan membawa inflasi turun menjadi hanya tinggal kira-kira 5 persen per tahun, maka Vietnam menetapkan perlunya menyeimbangkan  upaya melawan  inflasi dengan target pertumbuhan, untuk menjamin perekonomian berkembang lebih berkesinambungan lagi. Untuk mengekang inflasi, salah satu diantara langkah-langkah lebih keras yang dilaksanakan oleh Vietnam pada waktu yang lalu yalah memangkas dan menurunkan investasi publik. Akan tetapi, langkah-langkah ini juga digelarkan  dan dilaksanakan secara luwes. Menurut Menteri Perencanaan dan Investasi Vietnam Bui Quang Vinh, dulu, pola pertumbuhan Vietnam pada pokoknya bersandarkan pada investasi publik, tetapi sudah sampai waktunya kita harus selangkah demi selangkah menyesuaikan struktur investasi menurut arah  menurunkan secara berangsur-angsur investasi publik. Akan tetapi, menurunkan investais publik tidak sinonim dengan  penurunan total modal investasi masyarakat, melainkan  akan memperkuat  modal untuk  berbagai unsur ekonomi dalam dan luar negeri untuk berkembang. Karena kebutuhan investasi pada pembangunan infrastruktur tanah air masih sangat  diperlukan pada tahap sekarang. Menteri Bui Quang Vinh menekankan bahwa “Pada waktu mengubah bentuk investasi seperti sekarang, kita dengan khusus dan perlu membuat mekanisme yang lebih longgar, ada kemungkinan Negara  bahkan harus menerima sebagian bantuan bagi badan-badan usaha supaya mereka mencurahkan uangnya pada proyek-proyek dan mencapai efektivitas dan tranparansi. Pada waktu yang datang, Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam akan mempelajari  dan meminta  kepada Pemerintah supaya  mengamandir keputusan tentang bentuk investasi publik- swasta, supaya lebih sesuai dengan praktek  di Vietnam ”.

Menurut evalusasi para pakar, Vietnam sedang berjalan tepat arah dalam menurunkan  kuat inflasi, menstabilkan ekonomi makro. Pada waktu yang datang, Vietnam perlu terus mempertahankan penyesuaian kebijakan moneter secara ketat dan  luwes. Bersamaan dengannya, Vietnam juga sedang berupaya meningkatkan jaring  pengaman sosial  untuk menurunkan pengaruh dari instabilitas ekonomi  terhadap obyek-obyek yang  rentan yaitu kaum miskin dan orang-orang yg berpendapatan rendah./.

                                                                                                Anh Huyen.

Komentar

Yang lain