Dien Bien Phu melalui kesan-kesan wisatawan Perancis

(VOVworld) – Pada 60 tahun lalu, Dien Bien Phu adalah satu medan perang yang sengit dengan hujan bom dan peluru. Perang sekarang sudah menjauh, tapi di sana-sini masih ada bekas-bekas perang, alamat-alamat merah mengikuti langkah wisatawan dari seluruh penjuru Tanah Air menuju ke Dien Bien Phu, dll. 

Dien Bien Phu melalui kesan-kesan wisatawan Perancis - ảnh 1
Prajurit Dien Bien menarik meriam
(Foto: dantri.com.vn)

Sejak hari-hari awal Maret, warna putih bunga “Ban” mulai melanda luas ke semua gunung dan bukit untuk menyambut kedatangan wisatawan domestik dan manca negara yang ke provinsi Dien Bien mengunjungi lagi tempat-tempat bersejarah, tempat-tempat mencatat kemenangan yang cemerlang dari tentara rakyat Vietnam terhadap tentara penjajah kolonialis Perancis. Bukit A1, Taman Makam Pahlawan yang gugur bukit A1, Bunker Komando Jenderal de Castries, pangkalan Him Lam, bukit Kemerdekaan, dll setiap hari menyerap kedatangan banyak wisatawan. Tidak hanya wisatawan Vietnam saja, tapi juga wisatawan manca negara juga tertarik dengan daerah bumi ini.

Dalam kunjungan ini, kami secara kebetulan bertemu dengan kelompok 4 wisatawan dari Paris, ibukota Perancis di Museum Kemenangan Dien Bien Phu, tempat persinggahan pertama dalam perjalanan mereka untuk mengunjungi kembali provinsi Dien Bien. Mereka memberitahukan bahwa mereka sedang ikut paket wisata singkat selama setengah hari untuk menuju ke tempat-tempat sejarah utama dalam kompleks cagar sejarah operasi Dien bien Phu. Tanpa pemandu wisata, mereka ingin menguak tabir, merasakannya dengan mata kepala mereka sendiri. Diantara 4 wisatawan ini, Geoges Sarda adalah orang yang mengetahui paling banyak tentang operasi Dien Bien Phu, oleh karena itu, kadang-kadang dia menjadi “pemandu wisata” untuk istri dan dua teman seperjalanannya.

Dien Bien Phu melalui kesan-kesan wisatawan Perancis - ảnh 2
Paramisilia memikul barang ke medan perang
(Foto: phapluatdoisong.com)

Mereka memandangi secara sangat cermat setiap foto dan benda peninggalan. Mereka berdiri sejenak untuk membaca setiap penjelasan. Geoges kadang-kadang menggunakan kamera untuk merekam dokumen-dokumen yang bernilai. Dia memberitahukan bahwa dalam kunjungannya di Dien Bien Phu kali ini, dia dan istri beserta dua temannya ingin mencaritahu mengapa pendahulu mereka kalah terhadap tentara dan rakyat Vietnam pada 60 tahun lalu. “Saya sudah mencaritahu dan membaca banyak tentang peristiwa ini dan kami telah dapat dengan mata kepala sendiri menyaksikan apa yang telah kami baca dan tonton di televisi di Perancis selama 60 tahun ini, karena bagi Perancis, Dien Bien Phu merupakan satu kekalahan yang berat. Kami telah banyak mendengarkan daerah bumi ini serta Vietnam, satu negara yang indah. Semua orang mengerti bahwa perang adalah tidak bagus, tapi jelaslah bahwa tidak ada seorang penduduk Perancis manapun yang menunggu kekalahan yang berat seperti Dien Bien Phu. Oleh karena itu, banyak orang menaruh perhatian pada pertempuran yang bersejarah ini, termasuk saya juga”.

Kisah-kisah tentang perang diceritakan kembali melalui berbagai patung dan maket yang merekonstruksikan kembali apa yang pernah terjadi di medan perang Dien Bien Phu pada 60 tahun lalu, telah membuat 4 wisatawan Perancis keheran-heranan. Geoges mengatakan: “Rakyat Vietnam telah menunjukkan kecerdasan dan keluwesannya dalam pertempuran ini. Hal itu termanifestasikan melalui cara mereka membawa meriam ke medan perang, dll. Rakyat Vietnam telah bertempur dengan satu tekad yang baja bahwa mereka harus menjadi tuan atas Tanah Air mereka sendiri karena ini adalah perang untuk merebut kemerdekaan. Oleh karena itu, mereka mempunyai tenaga pendorong yang sangat besar untuk bertempur. Banyak orang bersedia mengorbankan jiwanya untuk merebut kemenangan dalam pertempuran ini, karena mereka tahu bahwa Jenderal Vo Nguyen Giap telah menetapkannya sebagai pertempuran yang menentukan”.

Dien Bien Phu melalui kesan-kesan wisatawan Perancis - ảnh 3
Kota Dien Bien pada masa kini
(Foto: dangcongsan.vn)

Ibu Dominique Sarda, istrinya Geoges, memberitahukan bahwa ketika tiba di kota Dien Bien Phu, dia merasa cukup terkejut. Berbagai rumah telah muncul berdampingan di tempat yang dulu pernah teruruk oleh bom dan peluru, ladang-ladang padi yang sedang memasuki musim panenan, hutan-hutan yang pernah melindungi tentara Vietnam sekarang sedang tumbuh menghijau, dll. Semua hal ini menunjukkan bahwa provinsi Dien Bien sedang berkembang dari hari ke hari. Bumi Daerah ini yang pernah menjadi medan tempur masa dulu sekarang sudah berubah. Dominique Sarda memberitahukan: “Ini untuk pertama kalinya kami datang di Vietnam. Dulu bayangan satu-satunya yang kami dapatkan tentang Dien Bien Phu ialah perang dan kekalahan tentara Perancis di bumi ini. Sekarang penduduk di tempat ini sudah berubah. Mereka bahkan ingin mengambil foto bersama kami. Perang memang benar-benar sudah berakhir”.

Juga sama seperti rakyat Perancis dan semua bangsa lain di dunia, bangsa Vietnam pantas mendapat perdamaian. Ini mungkin juga merupakan satu pertanyaan yang sudah ada jawabannya bagi para penduduk Perancis yang mencintai perdamaian seperti Geoges, Dominique dan Didial, teman seperjalanannya bersama dengan suami-istri Geoges ketika mengunjungi Dien Bien Phu. Didial mengatakan: “Kami sangat gembira ketika datang di sini tepat pada kesempatan hari raya dan dapat menyaksikan beberapa pertunjukan kesenian untuk memperingati kemenangan Dien Bien Phu. Bagi rakyat Vietnam, ini adalah hari raya menyambut kemenangan, sedangkan bagi kami, ini merupakan kemenangan dari demokrasi”.

Para sahabat dan wisatawan manca negara, diantaranya ada banyak orang Perancis yang sedang kembali ke Vietnam, walaupun dengan suatu cara apapun, sedang bersama dengan rakyat Vietnam menyembuhkan luka-luka perang, bersama-sama membangun masa kini dan memupuk masa depan. Mereka sendiri sedang turut membangun jembatan persahabatan antara dua bangsa Vietnam dan Perancis./.

Komentar

Yang lain