Ada 13 tersangka bersangkutan dengan serangkaian ledakan di Sri Lanka yanng telah ditangkap

(VOVWORLD) - Polisi Sri Lanka, pada Minggu (21 April), memberitahukan bahwa ada 13 tersangka bersangkutan dengan serangkaian ledakan  yang telah ditangkap sebelumnya pada hari yang sama sehingga 229 orang tewas, 450 orang lain menderita luka-luka di negara ini. 
Ada 13 tersangka  bersangkutan dengan serangkaian ledakan di Sri Lanka yanng telah ditangkap - ảnh 1 Polisi di tempat kejadian di hotel Shangri-La, Kolombo, Ibukota Sri Lanka (Foto: AP)

Pada hari yang sama, Perdana Menteri (PM) Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe telah tiba di tempat kejadian. PM Ranil Wickremesinghe memberitahukan bahwa para tersangka yang ditangkap semuanya adalah warga negara Sri Lanka dan kampanye penangkapan masih sedang dilaksanakan untuk menemukan lagi para tersangka lain. Satu komite khusus telah dibentuk untuk menginvestigasikan kasus ini.

Pada Minggu pagi (21 April), 6 ledakan terjadi hampir secara serempak di 3 Gereja dan 3 hotel mewah di Kolombo, Ibukota Sri Lanka dan Kotamadya Batticalao, Negombo. Pada sore hari yang sama, 2 ledakan lain terjadi di daerah-daerah pinggiran kota ialah Dehiwela dan Demetagoda. Polisi menentukan bahwa ada 2 kasus serangan bom bunuh diri di antara 8 ledakan ini. Di antara para korban yang tewas dalam ledakan-ledakan di Sri Lanka ada lebih 30 orang asing, di antaranya ada para warga Inggris, Amerika Serikat (AS), Belanda dan India. Ini merupakan kekerasan paling serius sejak perang dalam negeri ini berakhir pada satu dekade lalu. Sekarang ini, Pemerintah Sri Lanka telah mengumumkan perintah jam malam di Ibukota Kolombo, bersamaan itu memblokade semua medsos dan aplikasi SMS seperti Facebook dan WhatsApp untuk menghindari informasi-informasi yang salah.

Pada hari yang sama, para Pemimpin di dunia mengutuk rangkaian serangan ini, Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker menyatakan kesedihan ketika mendengarkan berita tentang serangkaian serangan di Sri Lanka. Dia memberitahukan bahwa Uni Eropa bersedia membantu Sri Lanka.

PM Inggris, Theresa May mengeluarkan pernyataan yang menekankan kekerasan terhadap gereja-gereja dan hotel-hotel di Sri Lanka sungguh-sungguh mengerikan. Dia berbagi secara mendalam dengan semua orang yang terpengaruh oleh tragedi ini.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengutuk serangkaian serangan diadab di Sri Lanka. Dalam kawat belasungkawa kepada timpalanya dari Sri Lanka, Presiden Vladimir Putin menekankan bahwa Rusia adalah seorang mitra terpercaya terhadap Sri Lanka dalam perang anti terorisme dan orang Rusia berbagi kerugian-kerugian dengan keluarga para korban dan berharap kepada para penderita luka-luka supaya pulih dengan cepat.

Negara-negara Jerman, Austria, Selandia Baru, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Mesir, Afghanistan, Pakistan, Malaysia dan Singapura… terus mengutuk serangan dan menyatakan belasungkawa kepada Sri Lanka.

Pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal Interpol, Jurgen Stock mengutuk serangkaian serangan berdarah di Sri Lanka, bersamaan itu menegaskan bahwa organisasi ini bersedia membantu kalangan otoritas Sri Lanka melakukan investasi terhadap kasus ini.

Pada Senin (22 April), angkatan udara Sri Lanka memberitahukan bahwa pasukan fungsional telah menemukan dan menetralisir satu alat peledak buatan sendiri di dekat bandara internasional Bandaranaike di Ibukota Kolombo. Kasus ini telah menunda aktivitas-aktivitas penerbangan. Maskapai Penerbangan Nasional Sri Lanka meminta kepada para penumpang supaya melakukan prosedur naik ke pesawat sedikitnya 4 jam sebelum keberangkatan karena ketentuan kontrol keamanan diperketat.

Komentar

Yang lain