Amerika Serikat dan Uni Eropa memperluas sanksi terhadap Rusia

(VOVworld) – Dalam satu langkah yang memanifestasikan arah hubungan dengan Moskwa yang semakin menjadi buruk, Pemerintah pimpinan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama pada Rabu (16 Juli) memberitahukan mengenakan lagi sanksi-sanksi yang paling luas terhadap Rusia. Alasan sanksi ini dikeluarkan Kementerian Keuangan Amerika Serikat ialah “intervensi Rusia pada negara tetangga Ukraina”. Ketika berbicara kepada kalangan pers, Presiden Barack Obama memberitahukan bahwa target-target sanksi dipilih secara selektif guna menimbulkan pengaruh semaksimal mungkin terhadap Rusia pada saat meminimalkan pengaruh-pengaruh terhadap perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan negara-negara sekutu Eropa. Presiden Barack Obama menyatakan akan terus mengenakan lagi sanksi-sanksi jika Rusia tidak tidak melakukan langkah-langkah kongkrit untuk meredakan suhu situasi Ukraina. Menurut pemberitahuan Kementerian Keuangan Amerika Serikat, sanksi-sanksi baru terhadap serentetan institusi dan bidang teras perekonomian Rusia, dari perusahaan-perusahaan energi sampai bank-bank dan perusahaan-perusahaan pertahanan. Beberapa politisi Rusia juga berada dalam daftar sanksi ini.

Amerika Serikat dan Uni Eropa memperluas sanksi terhadap Rusia - ảnh 1
AS dan EU sepakat mengenakan sanksi terhadap Rusia
(Foto: vietnamplus.vn)

Sementara itu, setelah melakukan perbahasan dalam kerangka Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa di Brussel (Belgia), para pemimpin Uni Eropa pada Rabu (16 Juli) juga mengeluarkan pernyataan yang sepakat memperketat sanksi-sanksi terhadap terhadap Moskwa, diantaranya yang patut diperhatikan ialah penghentian pos-pos investasi baru dari Bank Investasi Eropa (EIB) dan Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa (EBRD) ke Rusia.

Pada pihaknya, Presiden Rusia, Vladimir Putin menegaskan bahwa sanksi-sanksi yang dikenakan Barat terhadap Rusia merupakan cara berfikir usang pada masa dari 10 sampai 15 tahun lalu. Semua langkah itu sedang memojokkan hubungan Rusia – Amerika Serikat ke jalan buntu dan hal ini pasti akan merugikan kepentingan strategis Amerika Serikat. Akan tetapi, dia berharap bahwa kecenderungan menangani masalah melalui langkah diplomatik akan diutamakan./.

Berita Terkait

Komentar

Yang lain