Harga minyak tambang naik paling tinggi dalam waktu kira-kira 30 tahun setelah serangan terhadap 2 kilang minyak di Arab Saudi

(VOVWORLD) - Harga minyak tambang telah meningkat kira-kira 20% setelah serangan dengan pesawat nirawak terhadap kilang minyak yang paling besar di Arab Saudi pada akhir pekan lalu sehingga hasil produksi minyak tambang dunia segera turun lebih dari 5%. 

Dalam waktu klimaks pada Senin (16 September), harga minyak tambang telah melonjak 19% sebelum meninggalkan puncaknya. Ini merupakan peningkatan yang paling tinggi sejak tahun 1991-saat terjadi Perang Teluk. Serangan terhadap dua kilang minyak tambang utama di Arab Saudi sehingga mengakibatkan hasil produk minyak negara ini berkurang 5,7 juta barel perhari yang menduduki hampir 6% sumber suplai minyak tambang dunia. Serangan yang mengabikatkan harga minyak tambang melonjak sehingga membuat AS harus membuka gudang cadangan minyak tambang strategis-nya untuk menstabilkan sumber suplai. Pasukan Houthi di Yaman mengakui  telah melaksanakan serangan tersebut, tapi Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo telah menuduh Iran melaksanakan serangan tersebut. Iran telah menolak tuduhan Menlu AS dan menyatakan bahwa Washington sedang menyalah-gunakan alasan tersebut untuk memberikan balasan terhadap negara Republik Islam ini.

Komentar

Yang lain