Ketegangan di sekitar kasus serangan racun terhadap mantan mata-mata Rusia, Skripal: Inggris tidak mengenakan lagi sanksi-sanksi baru terhadap Rusia

(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Inggris, Therasa May, telah memutuskan tidak melakukan eskalasi perang diplomatik antara Inggris dan Rusia, setelah mengusir 23 diplomat Rusia di Inggris dan keluarga-nya dengan alasan menuduh mereka sebagai para  “mata-mata” Rusia di Inggris. 

Dalam satu pernyataan yang terkini pada Rabu (21 Maret), PM Therasa May memberitahukan bahwa London tidak mengenakan lagi sanksi-sanksi baru terhadap Moskwa maka akan berfokus pada pengawasan ketat terhadap orang-orang akrab dan sahabat-sahabat dari Presiden Rusia, Vladimir Putin di Inggris serta mengeluarkan perintah-perintah pemeriksaan keamanan yang baru terhadap pesawat-pesawat swasta.

Sekarang Inggris berharap supaya negara-negara anggota Uni Eropa akan memanifestasikan persatuan-nya dalam masalah ini di Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa yang berlangsung pada Kamis (22 Maret), di Brussels (Belgia) meskipun London akan tidak mendorong pengesahan sanksi-sanksi baru yang dilakukan Brussels terhadap Moskwa karena sekarang dalam internal Uni Eropa sekarang ini ada pendapat yang berbeda-beda dalam memecahkan hubungan dengan Rusia.

Ketegangan-ketegangan antara Inggris dan Rusia sekarang ini bersangkutan dengan serangan racun terhadap mantan mata-mata  "berdua muka” Rusia, Sergei Skripal dan anak perempuan-nya, Yulia di Kota Salisbury, di sebelah Daya Barat, Inggris. Sekarang kedua orang tersebut sedang berada dalam situasi kritis dan sedang diobati secara aktif di rumah sakit.

Komentar

Yang lain