Konferensi Jenewa II berakhir dalam kebuntuan.

(VOVworld) - Pada Jumat (31 Januari),  Konferensi Internasional tentang Suriah (atau Konferensi Jenewa II)  telah berakhir  tapi tidak mencapai kemajuan kongkrit manapun.  Ketika berbicara di depan jumpa pers  setelah Konferensi tersebut, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Liga Arab tentang masalah Suriah, Lakhdar Brahimi  memberitahukan: Perundingan  antara Pemerintah Suriah dan faksi oposisi   kali ini merupakan satu permulaan  yang sulit dan lambat, tapi kedua pihak  telah menghadiri konferensi ini dengan sikap  yang bisa diterima.

Konferensi Jenewa II berakhir dalam kebuntuan. - ảnh 1
Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
dan Liga Arab tentang masalah Suriah, Lakhdar Brahimi  
(Foto: nhandan.com.vn)

Menurut  Lakhdar Brahimi, dua pihak telah berbahas tentang semua masalah kongkrit tentang penghentian kekerasan dengan semua bentuk, diantaranya ada perang anti terorisme dan pembentukan  Pemerintah transisi.  Namun,  tetap ada kesenjangan besar  dalam pendirian  antara dua pihak.  Meskipun dua pihak telah berbahas tentang  tentang ide  gencatan senjata di seluruh negeri, tapi belum ada pihak manapun yang mengeluarkan komitmen tentang rekomendasi tersebut. Lakhdar Brahimi juga memberitahukan:  Faksi oposisi  telah  setuju dengan rekomendasi  mengadakan perundingan berikutnya  pada tanggal 10 Februari ini, namun  wakil Pemerintah Suriah  memberitahukan bahwa mereka  berbahas dengan Pemerintah Damaskus.

Setelah Konferensi Jenewa II berakhir,  Deputi Sekretaris Jenderal PBB urusan masalah kemanusiaan, Valerie Amos memberitahukan bahwa dia sangat putus asa akan perundingan yang tidak mencapai  permufakatan tentang bantuan kemanusiaan. Dia mengimbau kepada semua pihak supaya segera menghentikan  pengepungan, melakukan gencatan senjata dan membolehkan semua rombongan pemberian bantuan  mendekati  tempat-tempat yang sedang dikepung  di Suriah./.

Komentar

Yang lain