Para kepala delegasi negara-negara peserta memfoto bersama (Foto: VNA)

Pada konferensi ini, para pemimpin menekankan arti pentingnya dari hubungan kemitraan strategis ASEAN-Tiongkok terhadap keamanan, kestabilan dan kemakmuran di kawasan. Para pemimpin menegaskan upaya untuk memperhebat dialog dan kerjasama, menegakkan kepercayaan, membentuk dan menaati standar-standar perilaku, di antaranya cepat menyelesaikan COC yang berdaya-guna, berhasil-guna, sesuai dengan hukum internasional.

Para pemimpin menekankan arti penting dalam mempertahankan lingkungan damai, keamanan, kebebasan, keselamatan pelayaran dan penerbangan di Laut Timur, mengekang diri, jangan melakukan tindakan-tindakan yang merumitkan situasi, menjunjung tinggi penaatan hukum internasional, diantaranya ada UNCLOS 1982; melaksanakan secara lengkap DOC, bersama-sama berupaya untuk membangun Laut Timur menjadi wilayah laut yang damai, stabil dan bekerjasama.

Dua pihak berkomitmen memperhebat kerjasama di bidang-bidang yang menjadi perhatian bersama seperti: pertukaran perdagangan-investasi; memperkuat konektivitas, di antaranya ada keterkaitan antara Rencana Konektivitas Umum ASEAN 2025 dan Gagasan Sabuk dan Jalan; memperluas temu pergaulan rakyat, pariwisata dan sebagainya.

Di depan konferensi tersebut, PM Nguyen Xuan Phuc menegaskan bahwa ASEAN selalu menghargai peranan Tiongkok terhadap upaya-upaya mempertahankan perdamaian, keamanan dan kestabilan untuk melakukan keberjasama demi kemakmuran di kawasan. PM Nguyen Xuan Phuc mendukung penetapan tahun 2020 menjadi tahun kerjasama ekonomi digital ASEAN-Tiongkok.

Dua pihak sepakat mengesahkan 3 naskah yaitu Pernyataan para pemimpin ASEAN dan Tiongkok tentang Gagasan kerjasama kota pintar’ Pernyataan bersama ASEAN-Tiongkok tentang penguatan perbahasan dan kerjasama media; Pernyataan ASEAN-Tiongkok tentang pengaitan Rencana Umum mengenai konektivitas ASEAN dan Gagasan Sabuk dan Jalan.