KTT ke-8 Mekong-Jepang

(VOVworld) – Di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang ke-29 dan ke-29 serta berbagai KTT yang bersangkutan, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, Rabu (7/9) menghadiri KTT ke-8 Mekong-Jepang bersama dengan pimpinan negara-negara Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Jepang.


KTT ke-8 Mekong-Jepang - ảnh 1
Para peserta KTT ke-8 Mekong-Jepang
(Foto: TTXVN-vovworld.vn)

Di depan konferensi ini, PM Nguyen Xuan Phuc menekankan perlu memperioritaskan penguatan pelaksanaan semua isi penting dari kerjasama Mekong-Jepang, bersamaan itu meminta kepada Pemerintah Jepang untuk membantu negara-negara Mekong membangun satu jalur jalan baru di sepanjang koridor-koridor ekonomi, khususnya jalan tol Vientiane-Hanoi. Ini akan menjadi jalur jalan perdagangan penting yang tidak henya mengkonektivitaskan ibu kota dua negara anggota Vietnam dan Laos saja, tapi juga menciptakan satu koridor konektivitas baru. Dia juga meminta kepada Pemerintah Jepang supaya terus berbagi pengalaman, mentransfer teknologi untuk membantu negara-negara Mekong mengembangkan pertanian hijau, pintar dan mampu beradaptasi dengan perubahan iklim. Berbagi pandangan bersama dengan para pemimpin tentang Pernyataan Bersamaan KTT ke-8 Kerjasama Mekong-Jepang, PM Nguyen Xuan Phuc menyatakan kecemasan mendalam tentang perkembangan-perkembangan di Laut Timur belakangan ini, menekankan bahwa semua pihak perlu mengekang diri, tidak melakukan tindakan-tindakan sepihak yang merumitkan lagi situasi, berusaha keras mengurangi ketegangan, menghalangi bahaya konflik di laut, menghormati semua proses hukum dan diplomatik, memecahkan semua sengketa dengan langkah damai, di atas dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional, khusus Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut tahun 1982 (UNCLOS-1982), melaksanakan secara serius DOC dan mendorong penyusunan COC.

Pada sore harinya, pada pertemuan dengan PM Jepang, Shinzo Abe, PM Nguyen Xuan Phuc menilai tinggi dukungan positif dan efektif yang diberikan oleh Jepang kepada Vietnam dalam usaha mengembangkan sosial-ekonomi, terutama dalam membantu Vietnam memperkuat daya saing, memperbaiki lingkungan investasi dan menghadapi perubahan iklim. Dia meminta kepada Jepang supaya terus memprioritaskan ODA, memperluas investasi dan mendorong perdagangan dengan Vietnam, terus mendukung Vietnam mendekati sumber modal prioritas IDA dari Bank Dunia pasca tahun 2017. Pada pihaknya, PM Jepang, Shinzo Abe menegaskan bahwa pada waktu mendatang, Jepang akan terus membantu perkembangan Vietnam yang berkesinambungan, terus memprioritaskan sumber modal ODA kepada Vietnam, diantaranya akan memberikan modal ODA kepada dua proyek menghadapi perubahan iklim dan mengembangkan infrastruktur zona teknologi tinggi Hoa Lac, memacu dan menciptakan syarat yang kondusif kepada badan usaha Jepang, terutama badan-badan usaha yang menerapkan teknologi tinggi untuk melakukan investasi di Vietnam. Tentang situasi internasional, kedua pemimpin menyatakan kecemasan tentang perkembangan-perkembangan yang rumit di kawasan belakangan ini, menekankan arti penting masalah mempertahankan perdamaian, keamanan dan kerjasama di Laut Timur, menjunjung tinggi supremasi hukum dan memecahkan semua sengketa dengan langkah damai, sesuai dengan hukum internasional.


Komentar

Yang lain