(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Pham Minh Chinh pada Selasa pagi (26 Oktober) mengepalai delegasi tingkat tinggi Vietnam menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN kali ke-38 dan ke-39 yang diadakan secara virtual, atas undangan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, Ketua ASEAN tahun 2021.
PM Pham Minh Chinh menyampaikan pidato di depan KTT ASEAN ke-38 (Foto: VOV) |
Berbicara di depan KTT ASEAN ke-38, PM Pham Minh Chinh menegaskan bahwa Vietnam ingin berjalan seperjalanan dengan semua negara ASEAN mengatasi kesulitan, mempertahankan solidaritas dan persatuan ASEAN, melanjutkan laju pembangunan Komunitas dan memperhebat konektivitas regional, berhasil menghadapi semua tantangan yang sedang muncul; memperkokoh sentralitas, posisi dan suara internasional dari ASEAN. PM Pham Minh Minh menekankan dua poin penting yang perlu difokuskan ASEAN pada waktu mendatang.
“Kita harus mengubah pemahaman, harus beradaptasi dengan fleksibel dan aman dalam kenormalan baru, bersama-sama bersatu dan bahu-membahu dalam mengendalikan wabah. Untuk berhasil melaksanakan pekerjaan itu, kita perlu meningkatkan efektivitas berbagai mekanisme koordinasi, kemampuan sistem kesehatan, berinisiatif tentang sumber vaksin dan obat-obatan. Sebagai salah anggota ASEAN yang sedang memperkuat penelitian dan berinisiatif memproduksi vaksin, Vietnam meminta supaya cepat melakukan transfer teknologi produksi vaksin dan obat-obatan, membentuk rantai pasokan yang mandiri di kawasan. Bisa memperhitungkan penggunaan Dana ASEAN dalam Tanggapan Covid-19 untuk membantu kegiatan-kegiatan meneliti, mengembangkan dan memproduksi obat-obatan”.
Pada pagi hari yang sama, ketika berbicara di KTT ASEAN ke-39, PM Pham Minh Chinh menginginkan akan ada satu lingkungan regional yang damai, aman, stabil dan bekerja sama agar bisa fokus mencegah dan menanggulangi wabah, memulihkan dan terus berkembang secara makmur dan sejahtera dalam internal. Pada masa mendesak, ASEAN perlu terus bersatu dan membantu Myanmar. Tentang masalah Laut Timur, PM Pham Minh Chinh menekankan:
“ASEAN perlu memanifestasikan kapabilitas dan kemandiriannya dalam menjaga perdamaian, keamanan dan kestabilan di Laut Timur. Oleh karena itu, ASEAN perlu konsekuen dengan pendirian berprinsip tentang Laut Timur; mendorong secara kuat komitmen semua negara dalam menaati hukum internasional, bertindak secara bertanggung jawab, menahan diri dan jangan ada tindakan yang mempertegang dan memperumit situasi. Bersamaan itu bekerja sama secara konstruktif dalam mengkonservasikan lingkungan laut, mengatasi penangkapan ikan ilegal, memberikan bantuan kemanusiaan kepada kaum nelayan dan sebagainya. Melaksanakan DOC secara lengkap dan efektif, mendorong cepat menyelesaikan COC dengan upaya setinggi-tingginya dari semua pihak, berupaya bersama-sama dengan Tiongkok mencapai COC secara berdaya-guna, berhasil-guna dan sesuai dengan hukum internasional serta UNCLOS 1982”.
PM Pham Minh Chinh juga meminta ASEAN supaya perlu menyampaikan pandangan yang tunggal tentang masalah-masalah regional dan internasional, menyambut baik semua mitra, dengan semangat bertanggung jawab, konstruktif dan menghormati hukum internasional, jangan memengaruhi perdamaian, stabilitas, kerja sama dan perkembangan di kawasan, menghormati peran ASEAN dan melakukan konsultasi secara lengkap dengan ASEAN melalui berbagai mekanisme dan forum yang dibentuk dan dipimpin oleh ASEAN.