PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc menerima Dubes Bulgaria

(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, pada Rabu (04 Oktober), di Kota Hanoi, telah menerima Duta Besar (Dubes) Bulgaria, Evgueni Stefanov Stoytchev sehubungan dengan akhir masa baktinya di Vietnam.
PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc menerima Dubes Bulgaria - ảnh 1 PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc (yang ke-3 dari kanan) menerima Dubes, Bulgaria, Evgueni Stefanov Stoytchev (Foto: Thong Nhat/VNA)

Menyambut koordinasi erat dan efektif antara dua negara di berbagai organisasi dan forum internasional, PM Nguyen Xuan Phuc meminta kepada Bulgaria supaya dengan peranan-nya sebagai Ketua Bergilir Uni Eropa dari bulan 1/2018 akan mendukung Vietnam untuk memperkuat hubungan dengan Uni Eropa, mendorong selekasnya penandatanganan dan pengesahan Perjanjian Perdagangan Bebas Vietnam-Uni Eropa (EVFTA). Beliau berharap supaya Dubes akan terus memupuk hubungan persahabatan tradisional yang baik Vietnam-Bulgaria.

Pada fihaknya, Dubes Evguenria Stefanov Stoytchev menyatakan bahwa Vietnam akan terus merupakan mitra primer bagi Bulgaria di kawasan Asia Tenggara. Dia menyatakan bahwa kerjasama ekonomi dan perdagangan antara dua negara masih potensial dan menginginkan agar komunitas badan usaha dua negara akan memperkuat dan mencaritahu kesempatan kerjasama.

Bersangkutan dengan event tersebut, Gabungan Asosiasi Persahabatan Vietnam, Kamis (5/10), mengadakan acara penyampaian Lencana peringatan “Demi perdamaian, persahabatan antar-bangsa” kepada Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Bulgaria untuk Vietnam, Evgueni Stoytchev guna memuliakan semua sumbangan penting yang diberikan Beliau dalam memperkuat pengertiaan satu sama lain, hubungan persahabatan dan kerjasama antara rakyat dua negeri. Duta Besar Evegueni Stoychev menyatakan kehormatan dan kegembiraan ketika diberikan Lencana peringatan ini, bersamaan itu menegaskan akan berupaya keras dalam mengembangkan hubungan persahabatan, solidaritas antara rakyat dua negeri serta hubungan kerjasama dna perkembangan antara Bulgaria dan Vietnam. 

Komentar

Yang lain