Topan Kalmaegi Memasuki Laut Timur, Provinsi-Provinsi di Vietnam Tengah Bersiap Menghadapinya
(VOVWORLD) - Menurut Pusat Prakiraan Hidrometeorologi Nasional Vietnam, pada Rabu (5 November), Topan Kalmaegi, badai ke-13 di Laut Timur pada tahun 2025, telah memasuki wilayah laut di bagian timur di tengah Laut Timur dan terus menguat, menyebabkan cuaca berbahaya di laut maupun di daratan.
Badan Meterologi memperingatkan bahwa provinsi-provinsi di Vietnam Tengah hingga pesisir Trung Bo Selatan (Vietnam Tengah bagian Selatan) perlu segera bersiap dan memindahkan penduduk dari daerah pesisir serta kawasan rendah, yang beresiko mengalami gelombang tinggi, tanah longsor, banjir bandang dan memastikan keselamatan kapal-kapal yang beroperasi di laut.
Para petugas dan prajurit di Pulau Da Tay membimbing kapal untuk berlabuh guna menghindari badai. (Foto: Thu Lan/VOV) |
Di Provinsi Quang Ngai, lebih dari 6.000 kapal nelayan telah kembali berlabuh di pelabuhan. Pasukan-pasukan dan peralatan pertolongan setempat telah siaga untuk dikerahkan kapan pun diperlukan.
Di Provinsi Gia Lai, tentara perbatasan provinsi ini beserta pihak berwenang di daerah telah menyerukan 5.195 kapal untuk pulang ke daratan secara aman. Lebih dari 2.400 keramba budidaya perikanan telah diperkuat dengan cermat.
Para petugas dan prajurit Pos Penjaga Perbatasan Nhon Chau, Pasukan Penjaga Perbatasan Provinsi Gia Lai membantu warga memindahkan perahu dan keranjang ke tempat perlindungan untuk menghindari badai nomor 13. (Foto: Hoang Qui/VOV) |
Sementara itu, lebih dari 300 kapal beserta sekitar 3.000 nelayan dari provinsi-provinsi Trung Bo Selatan yang sedang melaut di daerah perairan Truong Sa telah diarahkan untuk berlindung dari badai Kalmaegi di pulau-pulau yang memiliki dermaga terlindung seperti: Song Tu Tay, Sinh Ton, Truong Sa, Da Tay (Kepulauan Truong Sa atau Spratly, Provinsi Khanh Hoa). Para komandan dan prajurit di pulau-pulau telah memberikan bantuan berupa air tawar, kebutuhan pokok, menyiapkan tempat tinggal di pulau untuk kaum nelayan selama masa perlindungan dari badai. Di samping itu, para komandan, prajurit dan pasukan-pauskan di pulau-pulau berkoordinasi dengan warga setempat memperkuat rumah, mengikat peralatan dan kendaraan, memindahkan orang dan harta benda ke lokasi yang aman.