WB Menilai Dampak RCEP terhadap Vietnam

(VOVWORLD) - Bank Dunia (WB) baru saja mengumumkan laporan baru yang menganalisis peluang dan tantangan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) terhadap perekonomian negara-negara anggota. Menurut para pakar WB, Vietnam bisa menjadi negara yang memperoleh kepentingan terbanyak dari RCEP.

Dalam laporan baru ini, para pakar WB mengeluarkan 4 skenario untuk aktivitas-aktivitas RCEP. Di antaranya, skenario pertama adalah tahap awal dan skenario ke-4 dinilai paling optimis. Menurut skenario pertama, dalam periode 2020-2035 Vietnam akan mengurangi tarif impor rata-rata dari 0,8% menjadi 0,2%, sementara tarif ekspor akan menurun dari 0,6% menjadi 0,1%. Menurut skenario ini, pertumbuhan pendapatan Vietnam mendekati nol dan ekspor-impor bahkan menurun. 

Skenario ke-4 merupakan skenario paling optimis. Ketika memanfaatkan semua kepentingan, Vietnam akan memiliki taraf pendapatan tertinggi di antara negara-negara anggota RCEP. Taraf pendapatan Vietnam meningkat 4,9% dibandingkan batas ambang dasar atau lebih tinggi daripada negara-negara lain dengan pendapatan yang meningkat hanya sekitar 2,5%. Semua negara anggota RCEP akan menyaksikan meningkatnya ekspor-impor, di antaranya Vietnam direncanakan mencapai peningkatan ekspor tertinggi dengan 11,4%, terutama ekspor peralatan listrik, mesin, produk tekstil, pakaian. Demikian pula, impor Vietnam juga mencapai pertumbuhan yang signifikan di taraf 9,2%.

Para analis menganggap bahwa masalah utama Vietnam adalah badan-badan usaha Vietnam yang masih harus menghadapi persaingan tinggi tidak hanya di bidang produksi saja, melainkan juga di bidang jasa.


 

Komentar

Yang lain