Mengembangkan Nilai Cabang-Cabang Unggulan dalam Perjanjian RCEP

(VOVWORLD) - Perjanjian Kemitraan Komprehensif Regional (RCEP) direncanakan akan mendorong secara kuat pengembangan rantai-rantai nilai di kawasan dan di seluruh dunia, serta mengembangkan ekonomi negara-negara ASEAN, termasuk Vietnam, dan negara-negara mitra. Perjanjian RCEP akan lebih membuka peluang bagi badan usaha Vietnam untuk memperhebat ekspor dan keikutsertaannya pada rantai-rantai nilai baru di kawasan, serta memperkuat penyerapan investasi asing.
Mengembangkan Nilai Cabang-Cabang Unggulan dalam Perjanjian RCEP - ảnh 1Perjanjian RCEP akan lebih membuka peluang bagi badan usaha Vietnam untuk memperhebat ekspor (Foto: vov.vn

Setelah perjanjian RCEP berlaku mulai 1 Agustus 2020, semua anggota akan segera melaksanakan komitmennya, di antaranya komitmen tarif. Vietnam dan negara-negara mitra akan menghapuskan tarif terhadap sedikitnya 64 persen jumlah jenis tarif ketika perjanjian tersebut berlaku. Hingga akhir peta jalan ini, periode 15-20 tahun, Vietnam akan menghapuskan sekitar 85,6-89,6 persen jumlah jenis tarif terhadap negara-negara mitra, sedangkan negara-negara mitra akan menghapuskan 90,7-92 persen jumlah jenis tarif terhadap Vietnam. Negara-negara ASEAN akan menghapuskan 85,9-100 persen jumlah arus tarif terhadap Vietnam. Beberapa jenis barang yang dihapuskan tarif ketika perjanjian RCEP berlaku seperti telekomunikasi, teknologi informasi, peralatan mekanik, mesin, onderdil, bahan kimia, dan produk-produk cabang industri. Ekonom Vo Tri Thanh mengatakan:

“Perjanjian RCEP memberikan syarat yang sangat kondusif terhadap satu kawasan konsumsi besar di mana daya beli kian besar karena kelas menengah semakin banyak, sehingga banyak bidang akan memberikan peluang bisnis seperti pariwisasa, pendidikan, hiburan, kesehatan, ritel, dan sebagainya. Selain itu, kawasan ini merupakan kawasan yang sangat menarik untuk melakukan investasi dan hal ini ditunjukkan secara jelas di tengah pandemi Covid-19”.

Terhadap bidang pertanian, hasil perikanan akan menjadi salah satu bidang yang memiliki cukup daya saing dan bisa memasuki pasar-pasar para mitra RCEP secara kuat. Selain itu, komitmen Tiongkok. Jepang, Selandia Baru, Australia, dan negara-negara ASEAN untuk memangkas tarif menjadi 0% segera setelah perjanjian RCEP berlaku dan komitmen Republik Korea setelah peta jalan 10-15 tahun terhadap sebagian besar jenis barang hasil perikanan Vietnam akan membuka peluang baru bagi Vietnam untuk mengekspor barang unggulan ini ke pasar negara-negara RCEP secara lebih cepat dan kondusif. Berkat adanya keharmonisan dengan keterangan asal dalam Perjanjian RCEP, barang ekspor Vietnam bisa memenuhi lebih banyak syarat untuk memperoleh prioritas tarif karena sumber pasokan bahan baku input terutama ada di RCEP, sehingga kemungkinan ekspor ke pasar ini meningkat. Nguyen Thi Quynh Nga, Wakil Kepala Direktorat Perdagangan Multilateral, Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam, mengatakan:

“Satu hal yang lain lagi dalam perjanjian tersebut ialah alih-alih kita mematuhi 5 surat keterangan asal (SKA) dalam 5 perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dengan para mitra sebelumnya untuk bisa mengekspor barang ke pasar-pasar tersebut, perjanjian RCEP menciptakan satu SKA secara harmonis. Hal ini berarti apabila badan usaha Vietnam menggunakan bahan baku input dari semua negara di kawasan RCEP (yang terdiri dari 10 negara ASEAN dan 5 negara mitra) untuk memproduksi barang dan mengekspornya ke semua negara anggota RCEP, maka bisa memperoleh prioritas tarif”.

Mengembangkan Nilai Cabang-Cabang Unggulan dalam Perjanjian RCEP - ảnh 2Hasil perikanan akan menjadi salah satu bidang yang memiliki cukup daya saing dan bisa memasuki pasar-pasar para mitra RCEP secara kuat.(Foto: VNA) 

Nguyen Thi Thu Trang, Direktur Pusat WTO dan Integrasi, Kamar Dagang dan Industri Vietnam (VCCI) mengatakan, perjanjian RCEP tidak hanya memiliki keuntungan tentang satu pasar dengan 2,2 miliar konsumen saja, melainkan perjanjian ini juga mencakup hampir seluruh rantai produksi barang ekspor unggulan yang dimiliki Vietnam. Ia mengatakan:

“Untuk bisa memanfaatkan peluang yang diberikan perjanjian  RCEP, badan usaha Vietnam harus proaktif mencari tahu untuk memenuhi SKA sebaik-baiknya. Selain itu, perjanjian RCEP akan menciptakan persaingan yang lebih kuat, baik dalam pasar domestik maupun dalam pasar RCEP. Oleh karena itu, badan usaha harus memperkuat daya saingnya untuk menguasai peluang secara terbaik”.

Perjanjian RCEP menciptakan tekanan persaingan barang terhadap Vietnam karena banyak mitra memiliki struktur produk yang sama dengan Vietnam, tetapi daya saing dan kandungan nilai pertambahannya lebih tinggi daripada kemampuan Vietnam sekarang. Untuk bersaing dengan produksi badan usaha di negara-negara yang memiliki keunggulan yaitu barang beranekaragam dan harganya murah, badan-badan usaha Vietnam harus menghargai investasi pada teknologi, kemampuan manajemen, dan sebagainya untuk meningkatkan produktivitas, kualitas produk, serta daya saingnya./.

Komentar

Yang lain