Kesusastraan mengalami 30 tahun pembaruan: pencarian yang tak kenal berhenti

(VOVworld) – Selama 30 tahun ini, bersama dengan perubahan yang dialami Tanah Air, kesusastraan Vietnam mengalami banyak pembaruan dan mencapai banyak prestasi, yang menonjol ialah sumbangan tidak kecil yang diberikan oleh generasi pengarang yang muncul di dunia kesusastraan setelah tahun 1975. Dengan sudut-sudut pandang yang baru, membawa selar generasi, mendekati kehidupan secara lengkap, maka para pengarang Vietnam pasca tahun 1975 telah memberikan sumbangan dalam hal satu sejumlah besar karya kepada usaha pembangunan kesusastraan Tanah Air. 


Kesusastraan mengalami 30 tahun pembaruan:  pencarian yang tak kenal berhenti - ảnh 1
Ilustrasi
(Foto: vov.vn)


Pembaruan yang dilakukan dari tahun 1986 merupakan satu pemacu kuat untuk mengubah dan mendorong perkembangan wajah kebudayaan Tanah Air, sebagai satu tenaga pendorong untuk mengubah  semangat kreatif dan jalan ke kenyataan juga mengalami perubahan melalui usaha pembaruan dan pencarian yang tak kenal berhenti yang dilakukan oleh barisan pengarang yang mendewasa setelah hari pembebasan Vietnam Selatan dan penyatuan Tanah Air.

Dari karya-karya yang bersifat sangat prediktif dari pengarang Nguyen Minh Chau, kesusastraan Vietnam pasca tahun 1975 menyaksikan lahirnya banyak karya baru yang memperdalam kenyataan kehidupan dan nasib manusia di banyak aspek. Pengarang Nguyen Huy Thiep muncul dengan serentetan cerita pendek terkemuka dimana selarnya yang pertama ialah karya “Jenderal purnawirawan” yang telah menjadi satu peristiwa kesusastraan Vietnam pada periode pembaruan. Selanjutnya ialah pengarang Bao Ninh dengan karya “Sedihnya peperangan” dan  “Jalan kecil” ciptaan pengarang Du Thi Hoan dan lain-lain. Itulah karya-karya yang membawa cara pandang yang berbeda-beda dengan sebelumnya tentang kehidupan, cara menulisnya melampaui semua prinsip dan struktur tradisional. Dalam hal isi, hanya ada manusia dengan kontradiksi-kontradiksi yang rumit dalam kehidupan dan individu dalamnya. Banyak karya sastra telah  membangkitkan masalah-masalah yang muncul pada periode pembaruan ekonomi, mengubah moral masyarakat dengan analisis yang dengan fikiran yang tenang dan kecaman yang keras. Ketika menilai prestasi kesusastraan pada periode pembaruan, kritikus sastra Ngo Van Gia memberitahukan: “Prestasi yang terbesar ialah perubahan tentang pemikiran, tentang manusia dan tentang kehidupan.  Selanjutnya ialah satu cara menulis yang sepenuhnya berbeda dengan dulu, oleh karena itu, muncul pengarang-pengarang besar dan karya-karya besar. Mereka telah berpindah dari estetika masa perang ke estetika masa damai, dari estetika yang memuji perang perlawanan  dan mengikuti realisme ke satu sistim estetika masa damai, yaitu memperhatikan nasib manusia, memperhatikan nilai-nilai umum dari seluruh umat manusia dan memperhatikan masalah tanya-jawab dan dialog dengan kenyataan”.

Pada tahap ini juga muncul tidak sedikt pengarang perempuan sehingga mendatangkan satu daya hidup yang baru dengan sensitivitas dari kaum perempuan. Kritikus sastra Chu Van Son mengatakan: “Barisan pengarang perempuan di dua bagian utama sastra yaitu sajak dan prosa adalah orang-orang yang menimbulkan pengaruh besar terhadap proses pembaruan dan adalah para pengarang yang menciptakan nilai-nilai sajak dan prosa pada tahap ini dengan tokoh-tokoh yang tipikal”.

Menurut Profesor Muda, Doktor Ho The Ha, Fakultas Filologi, Universitas Hue, dalam kecenderungan pembaruan, demokratisasi, temu pergaulan dan integrasi, suara kalangan pengarang pada periode ini semakin lebih terbuka lebar sehingga menciptakan suasana yang hidup terhadap kehidupan kritik sastra. Dia mengatakan: “Itulah pembaruan pola pikir di atas dasar pembaruan dalam kehidupan masyarakat. Pada saat itu, sastra mempunyai syarat untuk menyatakan suaranya yang bebas dan demokratis untuk mengarahkan semua tujuan yang baik dari sastra  dalam mencerminkan semua kenyataan  dalam kehidupan manusia dengan imajinasi  melalui bahasa demi manusia”.

Para pengarang generasi dari tahun 1975 hingga sekarang telah menjadi kekuatan induk dalam kesusastraan yang inovatif. Nama-nama seperti Bao Ninh, Nguyen Huy Thiep, Pham Thi Hoai, Le Minh Khue, Ta Duy Anh, Ho Anh Thai dan lain-lain telah memberikan sumbangan dalam membentuk satu tahap sastra yang sangat bergelora. Kalau generasi pengarang pada masa perang perlawanan menentang Imperialis Amerika Serikat telah menyelesaikan secara pada pokoknya tanggung-jawabnya terhadap sejarah, maka generasi pengarang pasca tahun 1975 dengan karya-karyanya telah membuktikan profesionalitasnya dan pantas dengan kepercayaan dari massa rakyat.  


Komentar

Yang lain