Warga etnis minoritas Co Tu belajar cara menyelenggarakan pariwisata

(VOVworld) – Kecamatan Ta Bhing, kabupaten Nam Giang, provinsi Quang Nam adalah kecamatan yang punya duduh-dukuh tempat tinggal warga etnis minoritas Co Tu dengan rumah Guol tradisional, jembatan-jembatan gantung yang menyeberangi sungai, tempat-tempat wisata yang terkenal seperti air terjun Grang, dukuh pertenunan kain ikat Za Ra, zona konservasi alam Song Thanh dan lain-lain. Dengan bantuan dari “Proyek pariwisata yang berbasiskan pada komunitas” yang dilaksanakan oleh Organisasi Pertolongan dan Perkembangan Internasional dari Jepang (FIDR), warga etnis minoritas Co Tu di kecamatan Ta Bhing sedang belajar cara menyelenggarakan pariwisata.

 Warga etnis minoritas Co Tu belajar cara menyelenggarakan pariwisata - ảnh 1
Pertunjukan tarian tradisional etnis Co Tu
(Foto: vov.vn)

Lebih dari 30 wisatawan Jepang turun dari dua bus di stasion Giang. Hampir 10 pemandu wisata yang adalah para pemuda-pemudi etnis minoritas Co Tu dengan ramah tamah menyambut mereka. Bhriu Thuong, Kepala kelompok koordinator wisata komunitas dengan percaya diri memperkanalkan  persinggahaan pertama di jalan Ho Chi Minh kepada para wisatawan Jepang ini.

Jalan Ho Chi Minh dulu direkonstruksikan secara lengkap dengan kemah-kemah, klinik, pos perhubungan, tempat persinggahan tentara Vietnam ketika melakukan mars ke medan perang dan lain-lain. Semuanya itu menimbulkan keheranan terhadap para wisatawan yang datang dari negeri matahari terbit ini. Pelukis Tasuma Kanna dengan rambut yang sudah ubanan asyik melukiskan truk-truk sederhana yang penuh dengan bekas peluru dan bom dari para prajurit Paman Ho dulu. Sedangkan, bapak Matsu Moto Gienme yang pernah aktif melakukan banyak aktivitas menyokong perang perlawanan yang adil yang dilakukan oleh rakyat Vietnam. Menghadapi rekonstruksi hutan-hutan yang menyisakan batu-batuan akibat  agen oranye yang disebarkan oleh tentara Amerika Serikat, maka dia mencucurkan air mata. Dia mengatakan: “Perang sebenarnya tidak adil. Saya bisa merasakan penderitaan dari rakyat Vietnam dan ketika datang ke sini saya semakin mengagumi semangat dan tekad dari satu bangsa. Dengan mata kepala sendiri melihat benda-benda sisa peperangan, maka baru mengerti bagaimana hasrat akan perdamaian dari rakyat Vietnam. Sungguh mengesankan”.

Wisatawan tidak hanya berwisata dan mengalami aktivitas-aktivitas utama seperti menonton tarian Tung Tung Ya Ya, mengenakan pakaian tradisional etnis minoritas Co Tu dan berpotret bersama dengan rakyat setempat, tapi juga tenggelam dalam ruang primitif dari air terjun Grang, menonton orang menenun kain ikat dan penyumlaman bersama dengan wanita dan laki-laki etnis minoritas Co Tu, melakukan temu pergaulan dengan rakyat dalam tarian, menikmati budaya kuliner etnis minoritas Co Tu. Melalui kehidupan sehari-hari dan aktivitas budaya komunitas dari warga etnis minoritas Co Tu, wisatawan dapat berbaur pada suasana seperti hari pesta dan berhasil merasakan dan menemukan ciri-ciri sendiri yang sangat khas dalam kehidupan warga etnis minoritas Co Tu”.

Warga etnis minoritas Co Tu belajar cara menyelenggarakan pariwisata - ảnh 2
Wisatawan Jepang ikut serta dalam tarian tradisional etnis Co Tu
(Foto: hoangviettravel.vn)

Setelah acara pertunjukan di depan rumah Guol yang dilakukan oleh tim penyanyi dan penari dukuh Pa Ia, kecamatan Ta Bhing, wisatawan merasa senang ketika  dapat mengenakan busana warga etnis minoritas Co Tu, belajar tarian Tung Tung Ya Ya dengan dibimbing oleh para pemuda-pemudi. Tidak ada kesenjangan, yang ada hanyalah suara tawa. Ibu Yasaka Otsuky adalah seorang penggembira dan sangat cepat belajar cara memanggang daging  dan masakan Zo Ra maupun dengan diri sendiri mencoba penenunan kain ikat. Dia juga adalah orang yang ikut serta secara paling aktif dalam tarian-tarian. Dia mengatakan: “Semua masakan di sini pada pokoknya diolah dari bahan-bahan dari hutan seperti babi hutan, sayur-sayuran yang diambil dari tepian anak sungai. Pakaian wanita etnis minoritas Co Tu sangat baik, yaitu kain ikat, tapi saya melihatnya berbeda dengan kain ikat di daerah-daerah lain di Vietnam yang pernah saya datangi. Tarian tradisional rakyat di sini menunjukkan kelemah-lembutan dari para gadisnya yang dikombinasikan dengan kegagah-beranian dari para pemudanya”.

Tidak mirip seperti proyek-proyek wisata komunitas yang sudah digelarkan sebelumnya, proyek “Wisata berbasiskan pada komunitas Co Tu” yang diadakan oleh Organisasi FIDR dengan koordinasi dari kabupaten Nam Giang berfokus pada tujuan pokok ialah mengembangkan keinisiatifan komunitas dengan partisipasi dari banyak unsur. Untuk melayani penyambutan wisatawan, proyek ini telah membentuk sistim penyelenggaraan paket wisata di kecamatan Ta Bhing dengan para anggotanya adalah warga etnis minoritas Co Tu dan membentuk 15 kelompok gagasan komunitas, misalnya kelompok tarian tradisional, kelompok kuliner, kelompok penenun, kelompok keamanan dan keselamatan wisata dan lain-lain. Setiap kelompok mempunyai rencana aktivitas sendiri. Para anggota dalam badan penyelenggaraan paket wisata bertugas mengkoordinasikan semua kelompok untuk bersama-sama melayani wisatawan./.

Komentar

Yang lain