Pada pekan lalu, Program Siaran Bahasa Indonesia menerima 49 surat dan surel dari para pendengar: M.Sumantri, Rudy Hartono, Hari Santosa, Eddy Setiawan, Cingkong Lee, Thedja Haryanto dan para pendengar yang lain.  

Semua laporan pantauan siaran dari para pendengar menunjukkan bahwa kualitas gelombang radio cukup baik dan stabil di kedua frekuensi 12020 kHz dan 9840 kHz. Kami sangat gembira ketika menerima informasi tersebut. Mudah-mudahan para pendengar terus mengirim laporan pantauan siaran  radio kepada kami dan mengupdate informasi-informasi yang patut diperhatikan di medsos kami.

Di samping laporan-laporan pantauan siaran radio, pada pekan pertama setelah liburan Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (atau Hari Raya Tet), kami terus menerima banyak ucapan selamat Hari Raya Tet melalui email dan fanpage. Saudara Severinus Min Lin mengucapkan: “Selamat Tahun Baru Tet, semoga sukses dan sejahtera selalu, sehat dan kebahagiaan menyertai kita semua.”. Saudara Waluyo Ib Disman mengucapkan Semoga Program Siaran Bahasa Indonesia didalam tahun yang baru ini penuh dengan keberuntungan, kesuksesan, dan kesehatan. Di samping itu, Saudara Eddy Setiawan, Aji Sukardi, Rudy Hartono, Rabi Sankar Bosu dan para pendengar lain juga mengirim postcard dan ucapan selamat Tahun Baru 2023. Kami mengucapkan terima kasih atas kecintaan dan kebersinergian dari para pendengar.  

Terkait Hari Raya Tet, pekan lalu, Saudara Teguh dan Hari Santosa di Jawa bertanya: Kenapa di Vietnam tahun baru Imlek/Tet 2023 ini disebut tahun Kucing? Kalau di Cina atau di dunia pada umumnya tahun baru Imlek tahun ini disebut tahun Kelinci.

Pertanyaan tersebut sangat menarik dan kami percaya bahwa itu juga merupakan pertanyaan banyak orang asing tentang tahun baru imlek di Vietnam.

Dalam perhitungan dua belas shio di Vietnam, kucing diganti kelinci yang digunakan di beberapa negara yang menggunakan kalender imlek seperti Tiongkok, Republik Korea, Jepang, dan sebagainya. Ada banyak cara penjelasan untuk perbedaan ini, tapi ada satu hipotesa rasional yakni di Vietnam, kelinci bukan binatang yang populer dan familiar dan hanya dianggap sebagai seekor binatang yang lembut dan lucu. Sementara itu, kucing di Vietnam dianggap sebagai: “bayi harimau”, hewan yang sangat dekat dengan kehidupan banyak keluarga. Kucing muncul banyak di idiom, peribahasa, dan lagu-lagu rakyat.  Padi adalah bagian penting dari perekonomian pertanian Vietnam, tetapi tanaman padi sering terancam oleh tikus sawah. Oleh karena itu, kucing yang dianggap sebagai lawanan tikus, menjadi salah satu shio dalam perhitungan dua belas shio menurut kebudayaan orang Vietnam. Tahun Kucing sering dianggap akan memberikan banyak keberuntungan dan kelancaran.

makanan sesajen  untuk dipersembahkan kepada nenek-moyang pada Acara Cap Go Meh (Foto: Internet)

Sedangkan, dalam surat yang dikirimkan kepada kami, Saudara Sutomo Huang berbagi: “Tahun ini, setelah dua tahun vakum karena Covid-19 antusiasme masyarakat menyambut Imlek dan Cap Go Meh sangat besar dan untuk  daerah saya, Singkawang dan sekitarnya di sambut dengan berbagai acara kegiatan kebudayaan Tionghoa dari awal tahun sampai hari ke-15 setelah imlek yaitu Cap Go Meh. Seluruh masyarakat yang merayakan hari raya Imlek (Tet) menghias rumah dan lingkungan dengan beragam lampion dan lampu berwarna-warni. Dan acara Cap Go Meh di Singkawang dan Pemangkat tahun ini didatangkan artis dari Malaysia dan luar daerah Kalimantan Barat serta acara lainnya. Bagaimana masyarakat Vietnam merayakan acara Cap Go Meh?”.

Saudara Sutomo Huang yang budiman! Cap Go Meh jatuh pada tgl 15 bulan pertama kalender imlek – malam purnama pertama pada tahun baru imlek. Ini merupakan hari raya penting dalam kehidupan budaya masyarakat Vietnam, Tiongkok, dan beberapa negara Asia yang lain. Acara ini berlangsung dari tgl 14 hingga tgl 15 bulan pertama kalender imlek. Pada tahun ini, Acara Cap Go Meh berlangsung bertepatan dari tgl 4 hingga tgl 5 Februari. 

Menurut konsep masyakarat Vietnam : “Penyembahan sepanjang tahun tidak sebaik penyembahan di Cap Go Meh”. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, masyarakat Vietnam biasanya datang ke pagoda untuk mempersembahkan Sangha Buddha atau datang ke beberapa kuil untuk memohon ketenteraman dan kebaikan sendiri dan untuk keluarga. Di samping itu, acara Cap Go Meh juga memiliki satu makna nurani yakni keterkaitan antara para anggota keluarga ketika membakar hio di altar nenek-moyang, mengenang jasa generasi pendahulu, dan mengenang asal-usulnya. Ketika berkumpul dengan membawa makanan sesajen, keluarga-keluarga orang Vietnam bersama-sama memohon keberuntungan dan ketenteraman sepanjang tahun.

Para Pendengar, sampai di sini berakhirlah Kotak Surat Anda. Untuk bisa mendengar dan membaca kembali program siaran kami, silahkan Anda mengakses situs web: www.vovworld.vn. Untuk semua pertanyaan mohon bersurat ke alamat email:  Indonesia.vov5.@gmail.com atau alamat post : Jalan Ba Trieu, Nomor 45, Distrik Hoan Kiem, Kota Ha Noi, Vietnam.