Buku lama tapi pengetahuan tidak pernah lama

(VOVworld) – Tidak melakukan sosialisasi besar-besaran, tidak bergelora dan ramai seperti berbagai pekan raya yang lain, Festival buku lama yang untuk pertama kalinya diadakan di kota Hanoi telah menyerap perhatian dari banyak pecinta buku. Tidak hanya memuliakan dan merangsang budaya membaca, Festival ini memberikan banyak kesan-kesan kepada para pembaca dari buku-buku yang sudah “diselubungi debu waktu”. 

Buku lama tapi pengetahuan tidak pernah lama - ảnh 1
Buku lama dalam festival ini
(Foto: baomoi.com)

Walaupun sudah lama, kulit bukunya sudah rusak, warna kertasnya sudah menguning, tapi buku-buku yang dijual dalam festival ini tetap menyerap perhatian banyak orang untuk membaca dan memilih karena keaneka-ragaman serta tampilannya yang lama dari buku-buku ini. “Buku tidak pernah menjadi lama”. Buku selalu baru bagi orang-orang yang belum pernah membaca dan memerlukan. Buku tidak sesuai dengan orang ini, tapi sebaliknya diperlukan oleh pembaca lainnya.

Jumlah buku yang dijual pada festival ini pada pokoknya diperuntukkan bagi para pecinta buku dan buku lama. Ada bermacam-macam jenis buku lama, diantaranya ada buku sastra, buku sejarah, buku iptek yang dicetak di atas kertas merang. Diantaranya yang paling banyak ialah buku yang dicetak sejak tahun-tahun 1950 sampai 1990, abad ke-20 lalu. Oleh karena itu, alasan para pecinta buku datang ke festival buku lama ini pertama-tama demi “semangat buku lama”. Semangat ini berada pada tahun ketika buku dicetak, kertas cetak buku-buku ini, serta tahapan buku diredaksi dan tahun penerbitan buku ini.

Saudari Nguyen Ky, salah seorang pecinta dan kolektor buku lama, berpendapat: “Mayoritas pecinta buku pada pokoknya mencintai pengetahuan dan nilai yang sudah diselubungi debu waktu. Khususnya buku-buku yang tidak akan dicetak ulang. Oleh karena itu, festival ini dapat memenuhi keinginan para pecinta buku. Mereka bisa menemukan buku-buku yang tidak pernah ditemukan, yang kedua ialah festival ini bisa membangkitkan semangat membaca buku dari banyak orang, khususnya orang-orang yang ingin menambah pengetahuannya”.

Buku lama tapi pengetahuan tidak pernah lama - ảnh 2
Buku ini menyerap perhatian banyak orang
(Foto: baomoi.com)


Buku-buku lama yang dicetak pada tahun-tahun dari 50-an sampai 70-an abad lalu tapi tampaknya tetap masih baru dan utuh. Ada banyak buku yang hanya dicetak sekali saja dan tidak pernah dicetak ulang karena berbagai alasan. Oleh karena itu, banyak pembaca datang di festival ini untuk mencari buku-buku tersebut.

Hal yang berbeda ialah buku-buku dalam festival ini dijual dengan harga pas. Pembeli dan penjual tidak melakukan tawar-menawar. Karena buku tidak ada tarif harga yang ditempelkan dan nilainya ditentukan oleh pengetahuan penjual dan pembeli buku tersebut. Para penjual buku biasanya adalah orang yang mencintai dan suka membaca buku. Oleh karena itu, aktivitas jual-beli buku lama biasanya memuaskan kedua pihak baik penjual maupun pembeli.

Saudara Le Van Hop, salah seorang pecinta buku lama yang juga ikut membuka gerai dalam festival ini, memberitahukan: “Kami adalah para pecinta buku, suka membaca buku dan ingin berbagi dengan orang-orang yang punya kesamaan hobi. Festival buku kali ini diselenggarakan untuk merangsang semua orang supaya mencaritahu lagi tentang budaya tradisional dari para pendahulu melalui buku-buku lama yang sudah dibuat oleh generasi pendahulu. Dalam buku-buku ini, walaupun kehidupan yang serba sulit, tapi kata-kata yang disampaikan sangat baik, tidak ada kesalahan. Dulu dalam buku lama biasanya ada halaman untuk meralat kesalahan, tapi buku baru dewasa ini tidak ada. Saya juga membantu banyak orang mengenangkan kembali pada masa kanak-kanaknya melalui buku-buku lama yang pernah mereka baca”.

Buku lama tapi pengetahuan tidak pernah lama - ảnh 3
Para pecinta buku dalam festival ini
(Foto: baomoi.com)

Ada banyak segi yang membuat pembaca mencari buku lama. Di suatu sudut, banyak pembaca berusaha mencari buku-buku lama cetakan edisi pertama karena menurut mereka, ketika dicetak ulang, maka huruf baru dan kulit buku baru akan kehilangan “suasana lahirnya” buku tersebut. Nilai dari buku lama tersirat dari bentuk kulit buku, dekorasi, redaksi sampai isi buku tersebut. Satu buku yang sudah diterbitkan pada 50 tahun lalu, bahkan ratusan tahun lalu tapi tetap utuh, bersih karena dijaga oleh berbagai generasi pemiliknya.

Walaupun waktu telah menyelubungkan debu pada halaman buku, tapi hal ini semakin menambahkan nilai buku itu sendiri. Buku lama tapi pengetahuannya tidak pernah lama./. 

Komentar

Yang lain