Arah kerjasama minyak sawit Vietnam-Indonesia

(VOVWORLD) - Indonesia adalah eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Sementara itu, Vietnam adalah negara yang mempunyai kebutuhan besar dalam hal minyak goreng. Oleh karena itu, Indonesia dan Vietnam mempunyai banyak peluang kerjasama demi kepentingan kedua negara.
Arah kerjasama minyak sawit Vietnam-Indonesia - ảnh 1Indonesia adalah eksportir minyak sawit terbesar di dunia (Foto: tapchicongthuong.vn) 

Pada pertengahan Agustus 2020, Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Kota Hanoi mengadakan lokakarya daring dengan tajuk: “Memperkuat kerjasama minyak sawit Indonesia-Vietnam”. Lokakarya ini membahas kecenderungan dan langkah mendorong perdagangan minyak sawit Indonesia ke Vietnam, serta memperkuat interaksi dan jaringan bisnis badan-badan usaha dua negara.

Menurut Duta Besar Indonesia di Vietnam, Ibnu Hadi, dalam kenyataannya, Indonesia telah mengekspor minyak sawit ke Vietnam sudah sejak lama, tetapi sampai tahun 2015 baru melihat adanya produk minyak sawit Indonesia di Vietnam. Meskipun grafik ekspor minyak nabati Indonesia ke Vietnam dari waktu itu sampai sekarang pernah mengalami penurunan, namun secara umum berkecenderungan meningkat. Ini merupakan indikasi positif. Adanya hasil itu karena pada tahun-tahun belakangan ini, Vietnam dan Indonesia sudah mulai melaksanakan sosialisasi dan promosi dagang terhadap produk minyak sawit. Kebutuhan menggunakan minyak goreng Vietnam hingga 1,5 juta ton per tahun, tetapi hasil produksi dalam negeri hanya bisa memenuhi sekitar 40%, sehingga harus mengimpor minyak dari negara-negara lain, di antaranya Malaysia menjadi negara pelopor, dan Indonesia menduduki posisi ke-2. Nguyen Thi Thu Thuy, Wakil Ketua – Sekretaris Jenderal Asosiasi Pembangunan Barang Konsumsi Vietnam (VACOD), mengatakan:

“Di Vietnam, minyak sawit adalah bidang yang sangat kompetitif. Badan-badan usaha Vietnam memberitahukan bahwa di bidang minyak sawit, Malaysia telah mendahului Indonesia dalam melakukan promosi dagang ke Vietnam. Di Vietnam, minyak sawit belum sungguh-sungguh disukai seperti bermacam jenis minyak nabati lainnya. Meskipun jumlah impor minyak sawit Vietnam dari Indonesia meningkat di tahun-tahun belakangan ini, tetapi konsumsi sebagai minyak goreng belum tinggi. Minyak sawit yang diimpor Vietnam pada pokoknya digunakan untuk membuat produk-produk industrial”.

Arah kerjasama minyak sawit Vietnam-Indonesia - ảnh 2Duta Besar Indonesia, Ibnu Hadi dan Wakil Ketua – Sekretaris Jenderal VACOD,  Nguyen Thi Thu Thuy 

Menurut badan-badan usaha Vietnam, salah satu kesulitan dalam memasukkan produk minyak sawit ke pasar Vietnam karena kebiasaan konsumsi orang Vietnam. Orang Vietnam memprioritaskan minyak zaitun, minyak kacang tanah, minyak wijen, dan sebagainya. Sementara itu, informasi-informasi serta unsur-unsur minyak sawit yang sesuai dengan orang Vietnam belum dikenal secara lengkap. Lebih-lebih lagi, harga yang kompetitif juga merupakan masalah yang perlu diperhatikan badan-badan usaha Indonesia ketika ingin mengekspor minyak sawit, khususnya menguasai pasar minyak sawit di Vietnam. Nguyen Thuy Duong, Kepala Redaksi majalah “Thuong Gia” (atau Pebisnis), bagian media VACOD, mengatakan:

“Bagaimana membantu orang Vietnam melihat keunggulan menonjol dari minyak sawit dibandingkan dengan bermacam jenis minyak lain agar bisa mengubah kebiasaan konsumsinya. Khususnya apabila badan-badan usaha Vietnam yang ingin bekerja sama dengan Indonesia, mereka harus lebih mendapat keuntungan, karena mereka sudah terbiasa bekerja sama dengan para mitra lama, jika berpindah ke satu mitra baru, maka keuntungan harus lebih banyak. Lebih-lebih lagi, perlu ada biaya untuk media dan makerting pada waktu itu orang baru mau mengubah kebiasaan. Kami bersedia bekerja sama dan mendorong promosi dagang bilateral antara dua negara”.

Arah kerjasama minyak sawit Vietnam-Indonesia - ảnh 3oko Supriyono, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia 

Bagi rekomendasi dari pihak Vietnam, Joko Supriyono, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, wakil badan-badan usaha Indonesia mengatakan:

“Saya sama sekali menyetujui pendapat-pendapat dari pihak Vietnam bahwa Indonesia perlu memperkuat sosialisasi melalui lokakarya, pameran dan temu kerja denga para mitra Vietnam. Ini merupakan tugas yang harus kami fokuskan yang mendesak ini. Kami perlu membantu orang Vietnam lebih memahami secara tepat minyak sawit, tentang unsur-unsur dan keunggulannya. Dan kami membutuhkan bantuan dari KBRI di Vietnam untuk mengadakan forum-forum guna memperkuat konektivitas badan usaha dua negara”.

Tentang solusi-solusi mendesak, pihak Indonesia akan memperkuat bentuk-bentuk sosialisasi seperti memutarkan video tentang minyak sawit untuk membantu orang Vietnam mempunyai cara pandang yang lebih tepat dan lebih komprehensif tentang unsur-unsur serta keunggulan minyak sawit, dan akan menjalankan langkah-langkah konkret yang lebih aktif untuk mendorong kerja sama di bidang yang sangat potensial ini.

Komentar

Yang lain