ASEAN Menjadi yang Terdepan dalam Masalah Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

(VOVWORLD) - Dengan tema: “Peranan perempuan dalam membangun satu Komunitas ASEAN yang terkait, dinamis, berkelanjutan dan inklusif di dunia pasca Covid-19”, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Perempuan ASEAN, dalam rangka KTT ASEAN ke-37, telah mengeluarkan solusi-solusi, menetapkan cara melindungi hak kaum perempuan, membantu mereka mengembangkan peranan dan memberikan kontribusi dalam membangun Komunitas ASEAN, mencapai pemulihan keseluruhan pasca wabah... 
ASEAN Menjadi yang Terdepan dalam Masalah Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan - ảnh 1 KTT Pemimpin Perempuan ASEAN (Foto: suckhoedoisong.vn)

Konferensi tersebut bertujuan untuk menegaskan kebijakan yang konsekuen dari ASEAN ialah mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan, menyambut peringatan ultah ke-25 Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Program politik Beijing tentang kesetaraan gender.

Menurut satu survei yang diumumkan Bank Dunia baru-baru ini, di kawasan Asia Timur, di tengah pandemi Covid-19, lebih dari 70% jumlah personel kesehatan adalah perempuan, dan ini merupakan orang-orang yang menghadapi bahaya terkena penularan yang sangat tinggi. Selain itu, pandemi Covid-19 juga berpengaruh parah terhadap sepertiga jumlah wirausaha perempuan di kawasan ini. Oleh karenanya, KTT Pemimpin Perempuan ASEAN merupakan aktivitas ASEAN yang bermakna pada 2020. Ibu Nguyen Nguyet Nga, Duta Besar (Dubes), Penasehat Senior Sekretariat ASEAN, mengatakan:

“Bisa dikatakan bahwa ini merupakan satu gagasan Vietnam yang menonjol dalam tahun Keketuaan ASEAN 2020, mempunyai makna yang sangat istimewa karena ia berlangsung pada latar belakang ada banyak tantangan zaman dalam periode pandemi Covid-19. Konferensi tersebut berlangsung secara tepat waktu, sesuai dengan perhatian kawasan dan kalangan perempuan dunia, dan khususnya ASEAN. Karena tahun ini memperingati ultah ke-20 dunia mengevaluasikan pelaksanaan komitmen-komitmen sosial, khususnya kesetaraan gender. Ini merupakan waktu bagi negara-negara ASEAN, para pemimpin tingkat tinggi untuk membahas langkah-langkah melaksanakan Visi ASEAN 2025”.

Di ASEAN, persentase pemimpin perempuan mencapai 35%. Mekanisme-mekanisme kerja sama ASEAN tentang kesetaraan gender dan pendorongan hak kaum perempuan seperti Komisi Perempuan ASEAN (ACW), Komisi Pendorongan dan Perlindungan Perempuan dan Anak-Anak ASEAN (ACWC), Komisi Antar-Pemerintah ASEAN tentang Hak Asasi Manusia (AICHR) dan Jaringan Wirausaha Perempuan ASEAN tengah mengembangkan hasilnya dalam isi ini. Kerangka pemulihan keseluruhan ASEAN dan Rencana pelaksanaan yang baru saja disahkan Pimpinan ASEAN di KTT ASEAN ke-37 telah memprioritaskan menyelipkan masalah gender dan pemenuhan gender dalam aksi-aksi konkret. Menurut Dubes Nguyen Nguyet Nga, jelaslah bahwa ASEAN sudah dan sedang menikmati kepentingan dari prestasi-prestasi itu. Peran dan makna penting kaum perempuan dalam membangun Komunitas ASEAN kian dicatat dan merupakan motivasi utama untuk merealisasikan target membangun Komunitas yang insklusif dan terkait. Dalam tahapan berikutnya, ASEAN menginginkan agar ada lebih banyak pemimpin perempuan di bidang-bidang yang berbeda, bekerja sama membangun fondasi-fondasi yang mantap, ekosistem yang beraneka-ragam untuk menciptakan syarat bagi kemajuan perempuan.

ASEAN Menjadi yang Terdepan dalam Masalah Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan - ảnh 2Duta Besar, Penasehat Senior Sekretariat ASEAN, Nguyen Nguyet Nga (Foto: baoquocte.vn)

Aksi-aksi yang dituju ASEAN ialah memberdayakan perempuan, menciptakan kondisi bagi perempuan untuk meningkatkan pendekatan jasa keuangan digital, menciptakan peluang untuk bergabung dalam ekonomi digital, melindungi kesehatan perempuan, membantu perempuan mendekati konektivitas digital dan berpartisipasi kembali dalam aktivitas-aktivitas sosial-ekonomi pasca wabah. Dubes Nguyen Nguyet Nga, mengatakan:

“Di sudut kebijakan, ini merupakan satu pesan yang sangat jelas tentang komitmen dan dukungan paling kuat ASEAN dalam masalah mendorong kerja sama multilateral dan multilateralisme dalam kesetaraan gender. Hal ini akan turut menandai perubahan ASEAN dalam rantai aktivitas-aktivitas dalam satu tahapan baru di level yang lebih praksis”.

Perempuan ASEAN menduduki separuh jumlah penduduk dalam usia kerja, memberikan kontribusi yang signifikan pada kemakmuran kawasan dan upaya membangun Komunitas ASEAN. Guna terus mengembangkan peranan dan kontribusi praksis kaum perempuan dalam usaha pemulihan ASEAN yang komprehensif dan berkelanjutan, serta dalam memperkokoh dan membangun Komunitas ASEAN untuk tahapan berikutnya, ASEAN menetapkan menempatkan perempuan dalam pusat usaha rekonstruksi dan pemulihan, memperkuat peran memimpin dan suara perempuan dalam keputusan-keputusan dan memberdayakan perempuan di bidang ekonomi, membawa kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi satu prioritas penting dalam proses membangun Visi Komunitas pasca 2025.

Komentar

Yang lain