Indonesia di mata pendengar Vietnam

(VOVWORLD) - Sayembara Mencaritahu tentang kunjungan Presiden Ho Chi Minh di Indonesia dan kunjungan Presiden Soekarno di Vietnam sudah berakhir dua bulan lebih ini. Tetapi bagi saudara Tu Thanh Phong, 40 tahun, orang yang meraih hadiah istimewa sayembara tersebut, kesan-kesannya masih tetap utuh, khususnya ketika baru saja mengakhiri kunjungan lima hari di Indonesia pada hari-hari awal musim semi tahun 2020 ini. Marilah Anda Sekalian bertemu dengan saudara Tu Thanh Phong untuk mendengarkan bagaimana kesan-kesan dia setelah kunjungan di Indonesia.
Indonesia di mata pendengar Vietnam - ảnh 1Saudara dan istri mengunjungi gunung Tangkuban Parahu di Kota Bandung 

Suratan hidup yang membawa saudara Tu Thanh Phong berpeluang mengunjungi negeri Indonesia yang indah karena kebiasaan mendengar radio. Kebiasaan ini telah melekat kepada dia sejak masa kecil hingga sekarang ketika dia telah menjadi seorang prajurit keamanan publik rakyat. Karena mendengar radio, saudara Phong mengetahui ada Sayembara mencaritahu tentang kunjungan Presiden Ho Chi Minh di Indonesia dan kunjungan Presiden Soekarno di Vietnam yang diadakan Radio Suara Vietnam (VOV) dan Kedutaan Besar Indonesia di Vietnam. Perasaan untuk Presiden Ho Chi Minh beserta pengetahuan-pengetahuan tentang hubungan antara dua negara Vietnam-Indonesia, dan khususnya keinginan bisa menjejakkan kaki di negeri “seribu pulau” itu telah mendorong dia berpartisipasi dalam sayembara ini. Semua upaya dia selama lebih dari sebulan mencari informasi di internet dan di perpustakaan telah mendapat hasil yang pantas.

Pada awal bulan Februari yang lalu, saudara Phong dan istri diatur Panitia menikmati satu kunjungan yang bermakna ke Indonesia– hadiah untuk pemenang sayembara. Dalam kunjungan ini, ada banyak hal di negeri “seribu pulau” itu yang membuat dia terkesan:

“Jaringan jalan tol dan lalu lintas publik di sini mendapat perhatian investasi dan cukup berkembang. Kami sangat heran karena Jakarta berbeda dengan bayangannya semula sebagai Ibukota yang sedang mengalami kelebihan, tetapi Jakarta sungguh-sungguh merupakan satu kota yang hijau. Pepohonan dan ruang hijau berada di mana-mana, beserta perancangan yang cukup indah. Arsitektur kota cukup mengesankan. Ada arsitektur-arsitektur Islam berselang-seling dengan arsitektur Belanda. Gedung-gedung modern, seni arsitektur istimewa membuat Jakarta menjadi sungguh berbeda”.

Indonesia di mata pendengar Vietnam - ảnh 2 Saudara Phong bertemu dengan Duta Besar Vietnam di Indonesia, Pham Vinh Quang 

Selama berada di Indonesia, saudara Phong berpeluang mengunjungi banyak obyek wisata terkenal seperti Monas, museum sejarah nasional, mengunjungi masjid-masjid Islam, mengunjungi gunung berapi atau pantai-pantai yang indah. Di antaranya, ada satu tempat istimewa, dimana Presiden Ho Chi Minh telah berkunjung pada 61 tahun yang lalu.

“Saya telah mengunjungi Kota Bandung, satu kota indah, ramai dan cuacanya sejuk. Saya sungguh-sungguh sangat terharu ketika impian saya telah menjadi kenyataan. Saya telah bisa menginjakkan kaki di tempat yang pernah dikunjungi Presiden Ho Chi Minh. Saya berpeluang mendengar perkenalan tentang perjalanan Presiden Ho Chi Minh di sini, mengunjungi tempat-tempat yang pernah Beliau kunjungi. Khususnya saya dapat mengunjungi Universitas Padjadjaran, tempat Presiden Ho Chi Minh menerima Piagam Pengacara Kehormatan, piagam satu-satunya yang Beliau setuju menerima. Perasaan saya sangat sulit diungkapkan. Datang ke sini, saya semakin merasa bangga tentang seorang pepimpin bangsa Vietnam, seorang sahabat besar bagi rakyat dan negara Indonesia”.

Tidak hanya terkesan tentang perkembangan dan keindahan Indonesia, saudara Phong juga mendapat penghayatan-penghayatan yang menarik dengan kebudayaan negara Islam ini:

“Menguak tabir kebudayaan baru sungguh-sungguh menjadi hal yang menarik bagi saya. Di sini, mayoritas penduduk adalah penganut Islam, jadi ada banyak masjid. Makanan Indonesia juga berbeda dengan Vietnam. Mereka tidak makan daging babi. Makanan di sini agak pedas. Untungnya saya dan istri saya bisa makan. Warga sangat akrab dan ramah. Mereka selalu tersenyum dan bersedia membantu. Ciri-ciri warga Indonesia ini sama dengan warga Vietnam”.

Indonesia di mata pendengar Vietnam - ảnh 3Saudara Phong dan istri melakukan penghayatan yang menarik dengan becak di Indonesia  

Bagi saudara Phong, kunjungan pertama ke luar negeri ini tidak hanya merupakan satu kunjungan saja, tetapi lebih bermakna ketika dia berpeluang bergabung dengan para pendengar Indonesia yang meraih hadiah dalam Sayembara mencaritahu tentang kunjungan bersejarah Presiden Ho Chi Minh di Indonesia.

“Saya bertemu dengan dua pendengar VOV di Indonesia. Dalam pertemuan kami, meski berasal dari dua negara, tetapi kami berbincang-bicang secara sangat terbuka karena kami punya banyak ciri yang sama. Itulah pengetahuan tentang kebudayaan, sejarah dan tradisi satu sama lain. Lebih-lebih lagi ialah perasaan dan penghormatan satu sama lain antara dua bangsa, dua negara dan dua pemimpin. Di antaranya, VOV menjadi jembatan penghubung kultural yang sangat istimewa”.

Kembali dengan pekerjaan sehari-hari setelah kunjungan ke Indonesia, saudara Tu Thanh Phong mengatakan, hadiah sayembara merupakan pemberian yang istimewa bagi dia pada awal tahun 2020, tahun Vietnam dan Indonesia memperingati ultah ke-65 penggalangan hubungan diplomatik. Dia memberitahukan bahwa dia sudah membuat beberapa rencana untuk tahun ini, tetapi ada satu hal yang tentu ialah dia tetap melanjutkan kegandrungannya dalam mencaritahu dan meneliti secara mendalam tentang hubungan Vietnam-Indonesia, dan berharap akan berpeluang memberikan sumbangan kecil dalam mengombinasikan, memupuk persahabatan antara rakyat dua negeri melalui teman-teman Indonesia yang dia temui dalam kunjungan kali ini.

Komentar

Yang lain