Vietnam merupakan mitra strategis satu-satunya bagi Indonesia di kawasan Asia Tenggara

(VOVworld) -  Setelah lebih dari satu tahun menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis  Bilateral Vietnam-Indonesia (28 Juni 2013), hubungan antara dua negara di semua tingkat semakin diperhebat dan direalisasikan di bidang-bidang. Sehubungan dengan upacara peringatan ultah ke-69 Hari Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus) yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Vietnam, wartawan  Radio Suara Vietnam (VOV) mengutip isi wawancara terhadap Duta Besar Indonesia H.I Mayerfas tentang hubungan kemitraan strategis ini.


Vietnam merupakan mitra strategis satu-satunya bagi Indonesia  di kawasan Asia Tenggara - ảnh 1
Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam, H.I Mayerfas
(Foto: vov.vn)

Wartawan: Sekarang Indonesia telah mempunyai hubungan kemitraan strategis bilateral dengan negara mana saja?

Duta Besar Mayerfas: Tidak semua negara kita mempunyai “strategic parnership”. Ada level hubungan yang harus kita capai sehingga kita sepakat untuk mempunyai Kemitraan strategis. Ada 14 negara di dunia dan di kawasan asia tenggara, Indonesia hanya mempunyai kemitraan strategis dengan Vietnam. Itu merupakan hal yang perlu kita catat.

Wartawan: Di Asia Tenggara, mengapa Indonesia hanya menandatangani  permufakatan tersebut dengan Vietnam?

Duta Besar  Mayerfas: Kenapa Vietnam? Memang hubungan kita berbeda dengan negara-negara lainnya. Kita saling berjuang melalui perjuangan melalui pengorbanan para pahlawan kita. Setelah mendapatkannya kita juga saling bekerjasama untuk mempertahankan dan membangun bangsa kita. Kita selalu bersama-sama. Pemimpin kita selalu bersahabat, dari Sukarno dan Ho Chi Minh sampai Presiden sekarang Susilo Bambang Yudhoyono sangat mempunyai hubungan baik dengan Presiden Vietnam Truong Tan Sang, PM Nguyen Tan Dung dan para pemimpin lainnya.

Wartawan: Bagaimana makna Perjanjian Kemitraan Strategis terhadap aktivitas-aktivitas  kerjasama bilateral?

Duta Besar  Mayerfas: Kemitraan strategis menyediakan semua fasilitas atau jalan untuk kerjasama. Titik tolaknya pada plan of action. Ia memperkuat interaksi. Caranya ialah kita saling banyak bertemu pada level parlemen, pemerintah, pada level bisnis, pada level masyarakat, pada level wartawan, dll. Dengan interaksi itu, di samping mencari manfaat baru, kita bisa saling melengkapi.

4-Wartawan: Setelah Perjajian ini ditandatangani, bagaimana perkembangan hubungan kerjasama bilateral itu?

Duta Besar Mayerfas: Jadi semua pembicaraan untuk ke arah perjanjian dengan Vietnam berlangsung sangat cepat. Pada tahun lalu kita sepakati kemitraan strategis di samping itu kita juga ada perjanjian ekstradiksi dan mutual legal asistence (MLA). Misalnya jika ada masalah hukum bagi orang Indonesia di sini, dua Pemerintah punya landasan hukumnya. Itu hanya dua kali bertemu. Hal ini tidak pernah ada dengan negara lain. Satu kali bertemu di sini dan satu kali di sana langsung selesai tanda-tangan.
 .
Wartawan:
Jadi, sekarang Pemrintah dua negara melaksanakan perbahasan dan mengarah ke persetujuan apa dalam tahun ini.

Duta Besar MayerfasAda lagi perjanjian satu-satunya yang sekarang kita sedang upayakan dapat diselesaikan adalah mengenai batas laut ZEE (zona ekonomi eksklusif) karena memang ada beberapa aspek teknis yang perlu kita bicarakan. Mudah-mudahan kita tahun ini bisa atau tahun depan. Pokoknya bagi Indonesia, Vietnam siap, Indonesia siap. Itu prinsipnya. Jadi bagi Indonesia, karena itu perjanjian dengan Vietnam, bagi kita tidak ada masalah, kalau Vietnam setuju tanda-tangan, kita setuju tanda-tangan.

Wartawan: Bagaimana Perjanjian Kemitraan Strategis ini akan berpengaruh terhadap hubungan bilateral?

Duta Besar Mayerfas:  Di bidang multilateral kita juga bekerjasama dengan baik untuk isu-isu yang menjadi kepentingan bersama misalnya di PBB. Jadi jika Indonesia ingin duduk di sebuah organisasi internasional, kita akan meminta bantuan Vietnam dan Vietnam akan mendukung kami. Vietnam misalnya ingin duduk di sebuah organisasi multilateral, organisasi besar atau badan-badan PBB, kita akan mendukung. Jadi proses saling mendukung antara Vietnam dan Indonesia itu berjalan di semua lembaga internasional, tidak pernah ada masalah.

Wartawan : Kabarnya, Indonesia akan punya Presiden baru pada bulan Oktober mendatang, jadi arah hubungan bilateral  antara dua negara akan mengalami perubahan  yang bagaimana?


Duta Besar MayerfasSiapa pun pemimpin Indonesia akan selalu menganggap Vietnam sebagai mitra strategis karena hubungan ini sejak masa pemimpin Sukarno dengan Presiden Ho Chi Minh sampai sekarang tidak pernah berubah dan bahkan lebih baik dan berkembang. Pada segi Pemerintah, hubungan Kemitraan strategis ini sudah sampai mentok, sampai puncaknya. Masalah sekarang ialah bagaimana kita semakin dekat dan saling bekerjasama. Itulah tantangan yang kita hadapi bersama.


Terima kasih Pak!


Komentar

Yang lain