Vun Liem – Mahasiswa Internasional Pertama yang Menangkan Beasiswa Institut Politeknik Hanoi

(VOVWORLD) - Institut Politeknik Hanoi merupakan institut primer di bidang sains-teknologi di Vietnam. Selain 30.000 mahasiswa domestik, setiap tahun institut ini juga menerima sekitar 1.000 mahasiswa internasional. Baru-baru ini, seorang mahasiswa Kamboja telah secara terkemuka menjadi mahasiswa asing pertama yang memenangkan  beasiswa promosi pembelajaran dari Institut Politeknik Hanoi. Lelaki itu adalah Vun Liem, mahasiswa tahun ke-4, kelas Teknik Mekatronik K26.
Vun Liem – Mahasiswa Internasional Pertama yang Menangkan Beasiswa Institut Politeknik Hanoi - ảnh 1Vun Liem, mahasiswa internasional pertama yang memenangkan beasiswa Institut Politeknik Hanoi

Vun Liem lahir dan dibesarkan dalam satu keluarga dengan 4 saudara kandung di kabupaten perbatasan Mongkolborey, Provinsi Banteaymeanchay, Kamboja. Pada 2015, ia lulus ujian dan memenangkan beasiswa 50% di Institut Teknologi Kamboja, salah satu basis pendidikan sains-teknologi yang terkenal di negeri pagoda menara ini. Juga di sini, ia berangsur-angsur mencari tahu tentang beasiswa untuk kuliah di luar negeri dan mempunyai impian memenangkan  beasiswa ini. Berpartisipasi pada ujian demi beasiswa studi di Vietnam beserta 600 mahasiwa lainnya, Vun Liem dengan terkemuka memenangkan beasiswa penuh dan memutuskan untuk memilih Institut Politeknik Hanoi menjadi tempat yang memberikan sayap masa depannya. 

“Alasan yang membuat saya memutuskan datang  ke Vietnam untuk menempuh kuliah di Institut Politeknik Hanoi ialah kegairahan dalam mencari tahu dan meneliti sains-teknologi, sementara itu Institut Politeknik tersebut merupakan institut teknologi spesialis yang primer di Vietnam, memiliki infrastruktur baik dan program pembelajaran  berstandar, dan mahasiswa di institut ini selalu memiliki peluang kompetitif yang tinggi, merupakan tempat yang benar-benar layak bagi saya untuk mempercayakan masa depan”. 

Pada pertengahan 2017, Vun Liem memulai kuliah di Institut Politeknik Hanoi. Meskipun cukup percaya pada kemampuan berbahasa Vietnam, tetapi tahun pertama sungguh-sungguh menjadi jangka waktu yang menantang, karena ia hanya memahami lebih dari 30% pengetahuan di kelas,  pengajaran guru jauh lebih cepat dari pada imajinasinya. Apalagi, pengadaptasian dengan lingkungan baru membuat Vun Liem merasa “kewalahan”. Ketika mengingat jangka waktu yang sulit itu, Vun Liem dengan resah menceritakan: 

“Saya menjumpai cukup banyak kesulitan tentang bahasa, pengadaptasian dengan cuaca dingin, perbedaan kebudayaan, cara hidup, cara berkomunikasi, khususnya jumlah pelajaran, semuanya  menjadi tekanan terhadap saya. Saya selalu berpikir bahwa cara satu-satunya untuk mengatasinya ialah harus belajar keras, khususnya belajar bahasa Vietnam dengan baik, berbaur dan menjalin hubungan baik dengan semua orang di sekitar. Saya juga ikut serta pada pekerjaan sukarela untuk memperkuat keberanian dan keterampilan hidup, berupaya mengatur waktu cocok  untuk aktivitas-aktivitas rekreasi, hiburan, dan kuliah, turut mengurangi tekanan”.

Vun Liem – Mahasiswa Internasional Pertama yang Menangkan Beasiswa Institut Politeknik Hanoi - ảnh 2Saudara Vun Liem

Dengan watak cerdas, cepat dan respontif  , vitalitas yang tersedia, ditambah bantuan guru dan teman, Vun Liem berangsur-angsur maju. Pada tahun kuliah ke-2 dan ke-3, ia mendapat peringkat Baik. Pada semester II tahun kuliah ke-4, ia memenangkan  beasiswa studi , prestasi yang belum pernah dicapai mahasiswa internasional. Untuk mendapat beasiswa ini, selain kriterium tentang prestasi kuliah, juga dipertimbangkan faktor-faktor lain seperti kesadaran disiplin, aktivitas sosial,.... Nguyen Huu Quyen, mahasiswa tahun ke-4 fakultas Teknik Mekatronik, Institut Politeknik Hanoi, dengan bangga berbicara tentang teman Kambojanya: 

“Vu Liem belajar pandai, dan adalah orang yang rajin dan bertanggung jawab. Ia adalah kepala badan penghubung mahasiswa Kamboja di institut, secara permanen menyelenggarakan program-program sehubungan dengan hari raya Kamboja, memikirkan kepentingan para mahasiswa sekampung halaman, dan sangat ramah kepada kami. Ia juga aktif ikut serta dalam kegiatan komunitas sekolah, kegiatan-kegiatan sukarela, donor darah, dan lain-lain”.

Vun Liem berbagi bahwa waktu hampir 5 tahun di Vietnam memberikan banyak kenang-kenangan dan memori yang patut diingat. Target mendesak bagi Vun Liem ialah terus belajar dengan lebih baik lagi, berupaya lulus satu semester lebih awal, menunggu agar wabah dikendalikan, dan kemudian kembali ke Kamboja untuk turut membangun dan mengembangkan tanah airnya./.

Hoang Hai

Komentar

Yang lain