Provinsi Dak Lak memberikan api cinta terhadap budaya gong dan bonang kepada para mahasiswa

(VOVWORLD) -  Selama ini, Provinsi Dak Lak telah mengadakan beberapa kursus mengajar cara memukul gong dan bonang kepada para pelajar dan mahasiwa etnis minoritas di sekolahan-sekolahan. Kegiatan tersebut telah mendapat sambutan hangat dari para pelajar dan mahasiswa karena ia memberikan peluang-peluang kepada mereka untuk tahu memukul gong dan bonang serta menuju ke nilai-nilai asal-usul. Kursus mengajar cara memikul gong dan bonang yang untuk pertama kalinya diadakan di Universitas Tay Nguyen telah membantu banyak mahasiwa melakukan kontak dengan  budaya gong dan bonang, membangkitkan rasa cinta ketika ikut serta pada kursus tersebut.
Provinsi Dak Lak memberikan api cinta terhadap budaya gong dan bonang kepada para mahasiswa - ảnh 1 Panorama satu kelas mengajar cara memukul gong dan bonang di Universitas Tay Nguyen (Foto: baodaklak.vn)

Selama 3 bulan ini, pada hari Senin, Rabu dan Jumat malam setiap pekan, ruang Universitas Tay Nguyen juga bergema dengan suara-suara bonang. Suara yang bergelora dari kursus belajar memukul bonang dari para mahasiwa etnis minoritas. Para mahasiswa  dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kursus belajar, ada partisipasi dari dua kelompok yang berlatih dari pukul 17.00-19.00. Suasana kursus selalu bergelora karena suara gong dan bonang, suara perbahasan dan suara para pelajar dan para artisan. Siu Lok, warga etnis minoritas J’rai, mahasiswa Fakultas Kesehatan dan Farmasi memberitahukan bahwa meskipun sudah tahu memukul bonang, tapi ketika ikut serta pada kursus tersebut, dia telah mengetahui banyak hal yang baru dari para artisan.

“Warga etnis minoritas J’rai dan E De, pada pokoknya punya kesamaan tentang budaya, maka cara memukul bonang juga ada sedikit berbeda. Pada pokoknya berbeda tentang melodi dan irama maka bisa bersama-sama berkembang. Setelah menyelesaikan kursus  ini,  saya merasa sangat bangga karena saya telah mempertahankan jati diri etnis serta jati diri gong dan bonang. Saya harus terus belajar dan mengembangkan lebih lanjut lagi menurut banyak arah yang lain seperti pariwisata”.

Kursus tersebut diajar oleh dua artisan warga etnis minoritas E De di Kota Buon Ma Thuot, Provinsi Dak Lak dan seorang artisan warga etnis minoritas Bana di Provinsi Kon Tum. Karena ada banyak pelajar  yang untuk pertama kalinya belajar memukul gong dan bonang, maka para artisan akan mengawasi semua tindakan untuk memberikan bimbingan secara cermat dan tepat menyesuaikan cara memegang tabuh bonang, cara mempertahankan irama bonang dari setiap orang. Artisan Abiu, warga etnis minoritas Bana menilai tinggi kemampuan merasa musik yang baik dari para pejalar. Dia mengatakan:

“Saya melihat bahwa para pelajar sangat bersemangat. Saya tidak hanya mengajar acara memukul gong dan bonang saja, melainkan juga memberikan semangat kepada mereka untuk  mempertahankan jati diri-nya..”

Universitas  Tay Nguyen merupakan unit administrasi publik pertama di Provinsi Dak Lak yang dipilih Dinas Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata untuk membuka kursus mengajar cara memukul gong dan bonang. Yang ikut serta pada kursus tersebut, ada lebih dari 40 pelajar yang adalah laki-laki dan perempuan etnis minoritas yang lain seperti E De, J’rai, Thai, Tay, Nung, Ma dan sebagainya yang punya rasa cinta bersama dan keganderungan terhadap gong dan bonang Tay Nguyen. Vi Thi Canh, warga etnis minoritas Thai, mahasiwi Fakultas Keguruan  memberitahukan:

“Ketika ikut serta pada kursus tersebut, saya telah mengetahui kebudayaan warga Tay Nguyen,  tentang acara memukul bonang, mengerti irama suara bonang, tarian Xoang dan banyak adat-istiadat yang lain. Hal itu  sangat bermanfaat bagi  saya karena mengerti jati diri  kebudayaan etnis serta mendapat tambahan  banyak pengetahuan dasar untuk  usaha belajar”.

Menurut artisan Y Nuynh Bya, warga etnis minoritas E De, karena rajin berlatih maka hampir semua pelajar telah cepat menguasai teknik dasar dalam memukul bonang. Hal yang istimewa ialah dulu, hanya ada laki-laki etnis  E De saja belajar memukul  bonang, tapi pada  di kursus ini, ada partisipasi banyak perempuan dan telah memanifestasikan keunggulan-nya terbanding dengan laki-laki.

“Dulu, hanya ada laki-laki yang memukul  bonang, tapi sekarang banyak perempuan juga memukul bonang. Ketika kami mengajar cara memukul bonang di Universitas Tay Nguyen, kami melihat bahwa ada banyak perempuan telah memukul bonang lebih fasih dan lebih cepat terbanding dengan laki-laki”.

Dari kursus tersebut, banyak pelajar terkemuka akan dipilih menjadi anggota poros dalam kelompok bonang Universitas  Tay Nguyen, terus berlatih untuk melakukan pertunjukan di berbagai event dan festival serta temu pergaulan kebudayaan dan kesenian. Kegiatan mengajar  tersebut telah membangkitkan gerakan belajar dan menggunakan gong dan bonang kepada generasi muda. Itu juga merupakan salah satu di antara kegiatan-kegiatan yang turut mengkonservasikan dan mengembangkan nilai budaya gong dan bonang secara konkret dan substantif. 

Komentar

Yang lain