Asia berupaya mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi

(VOVWORLD) - Konferensi tahunan Forum Asia Boao 2019 (BFA) yang berakhir di Tiongkok pada pekan lalu telah menegaskan perlunya memperkuat kerjasama regional dan global untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi pada waktu mendatang. Di forum yang dianggap sebagai Davos-nya  Asia ini, banyak solusi telah dikeluarkan, tapi juga menunjukkan tantangan-tantangan terhadap Asia, ketika proteksionisme sedang membangkit dan sistem perdagangan dunia menghadapi berbagai pagar rintangan yang semakin  meningkat.
Asia berupaya mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi - ảnh 1Konferensi tahunan Forum Asia Boao 2019. (Foto: vnplus)

Menurut laporan BFA, Asia sekarang ini sedang menjadi perekonomian yang paling besar di dunia. Pada tahun 2017, total GDP kawasan ini mencapai kira-kira 29.500 miliar USD, lebih besar terbanding dengan 22,5 triliun USD yang dicapai oleh Amerika Utara dan 20,21  triliun USD dari Eropa. Laju  penurunan ekonomi Asia juga lebih rendah terbanding dengan berbagai kawasan yang lain. Asia tidak hanya menjadi produsen yang paling besar di dunia saja, melainkan juga menjadi pasar yang paling besar di dunia.

Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa  ekonomi Asia tidak terkena pengaruh-pengaruh negatif dari ekonomi dunia, terutama ketika berbagai sengketa  perdagangan dan  proteksionisme meningkat .

Sepekat memperhebat  kerjasama multilateral

Bertolak dari pemahaman bersama bahwa Asia merupakan satu motor penggerak yang penting terhadap perekonomian global, negara-negara peserta forum tersebut sepakat mendukung multilateralisme dan terus mendorong globalisasi. Wakil negara-negara menginginkan agar multilateralisme menjadi kecenderungan yang membimbing satu petjalan perkembangan bersama. Ini dianggap sebagai hasil yang paling penting dan sekaligus juga merupakan pesan yang paling menggembirakan dari Forum Asia Boao tahun ini.

Pada latar belakang sistem perdagangan dunia  menghadapi pagar-pagar rintangan yang semakin meningkat, maka Asia tetap masih menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan dan direncanakana kan menjadi blok kerjasama regional yang paling besaqr di dunia. Diberitahukan bahwa pada tahap 2017-2018, 17 permufakatan baru telah ditandatangani dan 70 permufakatan bilateral sedang digelarkan antar-negara di kawasan. Hal ini menunjukkan konektivitas ekonomi dan investasi antarnegara Asia merupakan kecenderungan  wajar.

Satu aksentuasi lagi yang menunjukkan kecenderungan kerjasama dan perkembangan di Asia adalah wajar ketika di BFA 2019, satu naskah kerjasama antara Departemen  Perserikatan INternasional (PBB) mengenai masalah -masalah sosial-ekonomi (UNDESA) dengan Forum Asia Boao ditandatangani. Gerak-gerik ini dianggap akan mendorong kerjasama tentang perkembangan yang berkesinambungan di kawasan dan memperhebat upaya PBB dalam  mendorong perkembangan yang berkesinambungan.

Dalam kecenderungan globalisasi, berbagai perekonomian Asia juga menetapkan penguatan kerjasama yang berfokus pada teknologi hijau. Selain itu juga mengeluarkan solusi-solusi yang menguntungkan dalam perundingan-perundingan  tentang Perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif  regional  secepat mungkin dan membina satu pasar Asia yang lebih dinamis lagi. Untuk  menghadapi  berbagai ketidakpastian , Asia juga perlu mencobasegela  cara untuk bisa membantu renovasi.

Tantangan

Tetapi, serenteran masalah dan risiko sedang muncul dan mengancam kemampuan  berkembang dari beberapa negara di Asia. Yang menonjol ialah perselisihan-perselisihan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat yang sedang berlangsung, selanjutnya ialah laju pertumbuhan beberapa perekonomian besar, di antaranya ada Tiongkok diprakirakan  akan melambat, melemahnya aktivitas produksi juga melanda ke berbagai perkonomian lain di Asia, misal-nya Malaysia, Singapura dan sebagainya. Selain itu, perbedaan dasar antara negara-negara Asia juga disusul dengan serentetan masalah, misal-nya kesenjangan tentang ekonomi dalam masyarakat, bentrokan etnis dan agama, korupsi, kemiskinan dan kelaparan, ekosistem merosot dan lain-lain semuanya memberikan pengaruh yang tidak kecil  terhacdap perkembangan ekonomi Asia pada waktu mendatang.

Ekonomi Asia dinilai sebagai motor penggerak utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi  global. Dengan  pemahaman bersama yang baru saja tercapai  di forum Asia Ba Ngao  2019, opini umum  percaya bahwa aktivitas perdagangan di Asia akan  diperkuat di atas dasar usaha mendorong kerjasama perdagangan multilateral, meskipun perekonomian regional masih harus menghadapi banyak risiko dan tantangan..

Komentar

Yang lain