(VOVWORLD) - Hampir tiga pekan lagi, pertemuan puncak ke-2 antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Pemimpin Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK), Kim Jong-un yang dinanti-nantikan akan diadakan di Viet Nam. Pada saat ini, dua pihak sedang cepat melakukan perundingan untuk mematok isi perbahasan untuk disampaikan di pertemuan puncak yang akan datang. Upaya AS dan RDRK merupakan dasar bagi opini umum internasional berharap pada satu halaman sejarah baru bagi perdamaian di Semenanjung Korea.
Presiden AS, Donald Trump dan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un pada pertemuan puncak pertama di Singapura pada 12/6/2018. (Foto: AFP/Kantor Berita Viet Nam) |
Kabar pertemuan puncak ke-2 antara AS-RDRK telah tersebar sejak lama, tetapi harus menunggu Pesan Federal yang disampaikan oleh Presiden Donald Trump pada tanggal 5 Februari, opini umum baru tahu secara akurat waktu dan tempat berlangsungnya peristiwa politik penting ini. Menurut rencana, Presiden AS, Donald Trump dan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un akan mengadakan pertemuan puncak ke-2 di Kota Ha Noi dari 27-28 Februari ini, setelah pertemuan pertama yang diadakan pada tanggal 12 Juni tahun 2018 di Singapura.
Makna pertemuan puncak AS-RDRK.
Pertemuan puncak bersejarah yang pertama antara AS-RDRK pada permulaan-nya memberikan hasil-hasil positif. Pernyataan Bersama ditandatangani dengan janjian AS ialah AS akan memberikan jaminan-jaminan keamanan kepada RDRK, sebagai gantinya, Pyong Yong berkomitmen melakukan denuklirisasi sepenuhnya Semenanjung Korea. Namun, setelah pertemuan puncak ini, proses perundingan tidak mencapai kemajuan karena kedua pihak masih mengalami perselisihan tentang cara menjelaskan pengertian “denuklirisasi”.
Delapan bulan setelah pertemuan puncak bersejarah yang pertama, pertemuan puncak ke-2 antara AS dan RDRK bertugas membentuk langkah-langkah kongkrit dan bisa diecek tentang denuklirisasi. Pemerintah AS, pada tanggal 31 Januari lalu, telah mengumumkan rincian tentang harapan-harapan negara ini, di antaranya menuntut “satu daftar menyeluruh” gudang senjata RDRK dan satu peta jalan untuk melakukan perlucutan nuklir. Sebagai penggantinya, AS siap menandatangani pernyataan mengakhiri Perang Korea, menggalang lagi hubungan-hubungan diplomatik dan mendorong pengembangan ekonomi RDRK.
Sementara itu, politisi banyak negara juga menekankan makna pentingdari pertemuan puncak bilateral AS-RDRK. Presiden Republik Korea, Moon-Jae-in menilai bahwa pertemuan ini akan menjadi satu titik balik kunci terhadap proses perdamaian dan denuklirisasi sepenuhnya Semenanjung Korea; turut mendorong prinsip-prinsip yang telah mencapai kesepakatan di tarap kongkrit dan benar, di antaranya ada hubungan baru antara AS dan RDRK serta mekanisme perdamaian di semenanjung ini. Menteri Pertahanan Jepang, Takeshi Iwaya memberitahukan: Jepang berharap akan mencapai hasil-hasil yang lebih kongkrit terbanding dengan pertemuan puncak yang pertama untuk menuju ke denuklirisasi. Tiongkok juga mendukung pertemuan puncak ke-2 antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin RDRK, Kim Jong-un yang dilaksanakan secara kondusif, bersamaan itu mencapai hasil-hasil positif.
Bagi kalangan pengamat, jadwal 2 hari (lebih lama sehari terbanding dengan pertemuan puncak pertama di Singapura) membuat mereka memprakirakan bahwa pertemuan kali ini bisa mengajukan pernyataan resmi untuk menghentikan Perang Korea.
Persiapan positif.
Dengan makna penting dari pertemuan puncak ke-2, pada waktu lalu, kedua pihak AS dan RDRK cepat melakukan upaya-upaya diplomatik untuk bisa menyepakati isi perbahasan. Kedua pihak telah membentuk Kelompok istimewa tentang pertemuan puncak ke-2 antara AS-RDRK. Semua pertemuan tingkat staf ahli telah berlangsung secara bertubi-tubi baik di Pyong Yang maupun di tempat-tempat lain untuk mengharmoniskan perbedaan-perbedaan. Pada pekan ini, perundingan tetap terus berlangsung. Kedua pihak mengajukan tuntutan-tuntutan dan upaya-upaya untuk mencapai satu “permufakatan besar” pada pertemuan puncak yang akan datang. “Hambatan” yang paling besar pada perundingan kali ini ialah memperjelas langkah-langkah denuklirisasi RDRK dan langkah-langkah setimpal AS, di antaranya yang menonjol ialah pengurangan sanksi-sanksi- hal yang tak henti-hentik dituntut oleh Pyong Yang pada waktu lalu. Media Negara RDRK selama hari-hari ini berseru kepada AS supaya “melakukan aksi nyata yang setimpal” untuk menanggapi langkah-langkah denuklirisasi Pyong Yang .
Sementara itu, direncanakan bahwa AS dan Republik Korea, pada 17 Februari ini akan mengadakan pertemuan puncak ke-2 antara pemimpin urusan masalah AS dan RDRK dari kedua negara untuk mengajukan rancangan-rancangan tentang masalah-masalah yang dipermufakatkan di pertemuan puncak ke-2 antara AS-RDRK, di antaranya ada masalah kunci ialah pendirian AS yang bersangkutan dengan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Hubungan antara Washington dan Pyong Yang telah mengalami perubahan-perubahan positif dari tahap persiapan pertemuan puncak pertama sampai saat ini, meski masih ada saat-saat yang cukup menegangkan. Opini umum sekarang berharap agar pada pertemuan puncak ke-2 yang akan datang di Viet Nam, Washington dan Pyong Yang mencapai permufakatan-permufakatan penting untuk membantu hubungan AS-RDRK terus berkembang, menciptakan titik balik dalam membentuk satu mekanisme perdamaian abadi di Semenanjung Korea.