Bahaya dari gelombang ke-2 wabah Covid-19

(VOVWORLD) - Wabah Covid-19 tetap sedang  merajalela dan belum ada indikasi yang menggembirakan, ketika total kasus kematian di dunia telah melampaui separo juta orang dan jumlah kasus terpapar di dunia telah melampaui 10 juta orang. 
Bahaya dari gelombang ke-2 wabah Covid-19 - ảnh 1Di Republik Korea sedang muncul klaster-klaster wabah terpapar kolektif dan melanda ke banyak kota (Ilustrasi) (Foto: Xinhua / AFP)

Banyak negara telah harus menerapkan kembali langkah-langkah blokade, tanpa memedulikan dampak berat terhadap perekonomian. Banyak pakar memperingatkan bahwa kalau tidak ada langkah-langkah dan tindakan yang lebih gigih, pandemi ini akan merebak kembali sehingga menenggelamkan semua prestasi yang telah dicapai dunia selama beberapa dekade ini, khususnya harus membayar dengan harga mahal tentang jiwa manusia.

Menurut statistik, setiap 18 detik yang lewat, ada satu kasus kematian karena pandemi ini. Pertanyaan apakah pandemi Covid-19 yang terjadi untuk kali ke-2 lebih berbahaya dan menimbulkan lebih banyak kematian dari pada gelombang pertama, sampai sekarang masih belum ada jawaban.

Bahaya-bahaya yang masih ada

Enam bulan sejak virus SAR-CoV-2 merebak di Kota Wuhan, Tiongkok, wabah ini tetap mengalami perkembangan yang sulit diduga, bahkan “sedang meningkat di seluruh dunia” meskipun ada banyak negara yang telah mencapai beberapa hasil tertentu dalam mencegah wabah.

Di Amerika Serikat, negara ini pernah mencatat total kasus terpapar baru yang turun 20.000 kasus per hari secara terus-menerus selama beberapa pekan, tetapi hari-hari ini angka itu telah meningkat kembali. Hanya pada 26 Juni, AS mencatat jumlah kasus pasien yang tertinggi sejak wabah ini merebak dengan lebih dari 40.000 kasus. Sementara itu, sekitar 30 negara Eropa mencatat jumlah kasus terpapar Covid-19 meningkat drastis selama 2 pekan ini, hampir separo di antaranya mencatat peningkatan yang mendadak.

Di Republik Korea, negara pernah menjadi contoh dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19, sedang muncul klaster-klaster wabah terpapar kolektif dan melanda ke banyak kota. Sementara itu, Australia, negara yang mendapat penilaian tinggi tentang kemampuan dalam mengendalikan wabah, juga sedang menghadapi gelombang ke-2 infeksi Covid-19 di negara bagian Victoria, ketika jumlah kasus infeksi meningkat cepat selama 10 hari ini, sebagian besar adalah kasus-kasus infeksi di masyarakat. Para pakar kesehatan menilai bahwa semua yang sedang berlangsung di negara bagian Victoria menunjukkan bahwa gelombang ke-2 wabah Covid-19 telah timbul kembali, dengan prakiraan sangat berbahaya.

Di kawasan Amerika Latin, jumlah orang yang terkena wabah Covid-19 telah meningkat 3 kali lipat, menjadi kira-kira 2,5 juta orang dengan beberapa tempat panas yang patut diperhatikan ialah Brasil dan Meksiko. Wabah Covid-19 sedang benar-benar mengancam kesehatan warga, bersamaan itu mengguncangkan fondasi sosial-ekonomi di kawasan yang memang sudah  ada masalah-masalah yang mencemaskan selama bertahun-tahun ini.

Harga yang harus dibaya mungkin sangat mahal

Jelaslah bahwa hingga sekarang ini, virus SARS-CoV-2 telah menimbulkan wabah Covid-19 adalah teramat berbahaya pada saat dunia masih belum berhasil memproduksi vaksin. Pandangan melawan wabah dari banyak negara,   ketergesa-gesaan dalam melakukan buka pintu perekonomian dan sebagainya sedang dianggap sebagai alasan yang membuat wabah Covid-19 melanda luas tidak hanya dalam hal skala, tapi juga sifatnya. Tanpa memedulikan peringatan tentang gelombang ke-2 wabah Covid-19 dan peningkatan jumlah kasus yang terinfeksi dalam kenyataan, dari tanggal 1 Juli, Eropa mulai selangkah demi selangkah melakukan buka pintu bagi warga asing setelah 3 bulan diblokade.

Meskipun hanya ada beberapa negara yang mendapat kebijakan Eropa tentang pembukaan perbatasan secara sementara, tapi banyak negara dalam blok ini telah mendesak Komisi Eropa supaya cepat membuka blok Schengen, terutama negara-negara yang sumber pendapatannya diperoleh  dari pariwisata, penyelenggaraan pekan raya internasional dan sebagainya, menduduki prosentase besar dalam perekonomian nasional. Para pakar memperingatkan bahwa lebih dari pada yang sudah-sudah, semua negara harus waspada dalam upaya-upaya membuka pintu kembali perekonomian supaya  tidak harus  “mundur” sekali lagi karena  gelombang ke-2 wabah Covid-19. Semua negara perlu meneruskan langkah-langkah pembatasan sosial untuk mencegah penularan virus. Bisa dikatakan bahwa semua kebijakan ini jangan terlalu ekstrim, tapi harus menjamin secara cukup bahwa jumlah kasus terinfeksi akan turun. Selain itu, kalau satu gelombang wabah yang baru merebak akan menimbulkan kerugian yang serius di negara-negara yang sistim kesehatan-nya lemah.

Sejarah telah memberikan  satu pelajaran yang tidak boleh ada siapa pun yang subyektif. Pada pandemi flu pada tahun 1918, merebaknya gelombang ke-2 paling buruk terbanding dengan kali pertama. Virus, tidak menjadi lemah tapi lebih berbahaya ketika ia merebak kembali. Pada wabah ini, telah ada lebih dari 500 juta orang yang terinfeksi dengan 50 juta kasus kematian. Kalau tidak mengeluarkan langkah-langkah dan tindakan yang gigih, sangat mungkin umat manusia harus membayar harga yang sangat mahal.

Komentar

Yang lain