Demi satu kawasan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka Berdasarkan Hukum

(VOVWORLD) - Seperti penilaian kalangan analis, dalam pertemuan yang berlangsung pada pertengahan pekan ini di Tokyo, Ibukota Jepang, Kelompok Kuartet yang terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, India, dan Australia (atau disebut Kelompok QUAD) berkomitmen terus memperluas kerjasama untuk melaksanakan visi Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka berdasarkan hukum internasional.
Demi satu kawasan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka Berdasarkan Hukum - ảnh 1 Menlu Kelompok Kuartet Intan melakukan pertemuan di Tokyo, Jepang, 6/10/2020 (Foto: AFP)

Pada 2017, di Forum Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah menyinggung ide pembangunan kawasan Indo-Pasifk yang bebas dan terbuka. Sampai September 2019, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS mengumumkan laporan yang tebalnya 32 halaman tentang kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Laporan ini menegaskan bahwa visi dan cara pendekatan AS terkait erat dengan Rencana Pasifik yang Bebas dan Terbuka dari Jepang, Kebijakan Aksi yang Menuju ke Timur dari India, Rencana Indo-Pasifik dari Australia, Kebijakan Selatan baru dari Republik Korea, dan Kebijakan baru yang terkait dengan Selatan dari Taiwan (Tiongkok).

Oleh karena itu, pertemuan langsung para Menteri Luar Negeri (Menlu) QUAD di Tokyo, pada 6/10 lalu, dianggap sebagai upaya terkini yang dilakukan Kelompok Kuartet Intan untuk menegaskan visi yang konsekuen dan jelas kelompok ini akan satu kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka berdasarkan hukum.

Supremasi Hukum: Pandangan Jelas dan Konsekuen dari Kelompok Kuartet Intan

Dalam pertemuan langsung di Tokyo, Menlu 4 negara tersebut telah sepakat memperkuat solidaritas untuk melaksanakan satu kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sekaligus memperkuat konektivitas dengan banyak negara lainnya. Khususnya, sebagai negara tuan rumah, Menlu Jepang, Toshimitsu Motegi, menunjukkan bahwa dengan latar belakang ketertiban dunia yang selama bertahun-tahun belakangan ini harus menghadapi banyak tantangan di banyak bidang dan wabah Covid-19 yang cenderung meningkat, target bersama Kelompok Kuartet Intan, yaitu memperkuat ketertiban dunia dan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, merupakan visi yang memainkan peran penting dalam melaksanakan target ini. Sebelumnya, dalam konferensi pers, pada 29/9, Menlu Toshimitsu Motegi juga mengatakan bahwa salah satu isi penting yang dibahas Kelompok Kuartet Intan dalam pertemuan di Tokyo ialah “memperkuat konektivitas untuk merealisasi visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dengan latar belakang situasi Laut Timur dan Laut Huatung yang mengalami perkembangan rumit”.

Demi satu kawasan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka Berdasarkan Hukum - ảnh 2Pembicaraan antara Menlu Jepang dan AS (Foto: Kyodo) 

Sehari sebelum pertemuan di Tokyo, Menlu AS, 5/10, mengeluarkan komunike yang menekankan visi bersama AS-Jepang tentang satu kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Washington menegaskan akan berjalan dengan Tokyo dalam melaksanakan target-target bersama, berdasarkan hukum dan menghormati hukum internasional. Pada hari yang sama, Perdana Menteri Jepang, Suga Yoshihide dan Presiden Perancis, Emmanuel Macron telah sepakat memperkuat kerjasama untuk merealisasi kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Konkretnya, dalam pembicaraan telepon selama 25 menit, kedua pemimpin mengkonfirmasikan akan memperkuat kerjasama untuk merealisasi kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka berdasarkan pandangan berbagi nilai-nilai dasar tentang kebebasan, demokrasi dan hukum.

Juga dengan pandangan tersebut, setelah pertemuan virtual para diplomat Kelompok QUAD, pada 25/9, Kemenlu India mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa para pejabat QUAD telah menegaskan kembali komitmen menuju ke satu kawasan Indo-Pasififk yang bebas, terbuka, makmur, dan inklusif, berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip bersama, serta menghormati hukum internasional.

Perhatian Bersama Komunitas Internasional dan Posisi ASEAN

Yang patut diperhatikan, di depan kalangan pers setelah pertemuan, 6/10, Menlu Jepang, Toshimitsu Motegi, menegaskan bahwa gagasan diplomatik Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka yang dicanangkan Jepang, telah tersebar di kalangan komunitas internasional pada level yang belum pernah ada.  Pernyataan Menlu Jepang tersebut mengundang penilaian dari banyak analis. Di antaranya, kalangan analis memberikan perhatian khusus pada faktor ASEAN, satu bagian penting di kawasan Indo-Pasifik.

Dalam kenyataannya, pada 6/2019, ASEAN telah mengesahkan “Visi Indo-Pasifik” pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-34. Ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mempertahankan sentralitas ASEAN dalam menjamin perdamaian, keamanan, dan kestabilan di Asia Tenggara dalam visi induk tentang satu kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka berdasarkan hukum internasional. Hal ini menjelaskan alasan mengapa QUAD selalu menjunjung tinggi peran ASEAN dalam visinya tentang satu kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Menurut pernyataan yang dikeluarkan Kemenlu India, pada 25/9, para diplomat Kelompok Kuartet Intan telah menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan ASEAN dan semua negara lainnya guna melaksanakan satu visi bersama yang prospektif bagi Indo-Pasifik. Kelompok Kuartet Intan juga mengulangi lagi dukungan yang teguh terhadap mekanisme-mekanisme yang dipimpin ASEAN sebagai sentralnya, khususnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur (EAS), dalam struktur kawasan Indo-Pasifik.

Komentar

Yang lain