Satu persidangan Parlemen Eropa   (Foto: AFP/VNA)

Tahun 2017 adalah tahun yang sulit dan penuh dengan tantangan bagi Eropa. Benua ini terus-menerus harus memecahkan perselisihan-perselisihan intra blok tentang alokasi kaum mirgan, memulihkan perekonomian, menghadapi gelombang teror menurut model serigala sendirian, memperkokoh persatuan dalam perundingan tentang Brexit. Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan itu, pekerjaan-pekerjaan yang dicapai oleh Eropa pada tahun 2017 merupakan kemajuan yang patut dicatat.

 Memperkuat potensi pertahanan

Setelah kejutan tentang keputusan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), Uni Eropa harus mengoperasikan kembali proyek lama tentang satu persekutuan defensif, menuju ke sasaran terakhir ialah membentuk blok tentara bersama di Eropa. Hal ini direalisasikan pada konferensi tingkat tinggi akhir  tahun (14-15 Desember), pimpinan 25 negara anggota (kecuali Inggris, Denmark dan Malta), resmi melahirkan PESCO, atau disebut proyek pertahanan bersama Eropa. Ini dianggap sebagia permufakatan bersejarah tentang penyatuan kekuatan tentara Uni Eropa. Uni Eropa mengharapkan agar rencana yang berani ini akan membawa Uni Eropa menjadi satu maujud militer dan keamanan papan atas di dunia, sepadan dengan figur ekonomi dan politik yang sudah dimilikinya.

Uni Eropa akan mempunyai satu pos anggaran keuangan pertahanan bersama sebanyak kita-kira 5 miliar Euro untuk membelanjai senjata diiringi dengan dana yang lain untuk aktivitas militer dan penelitian. Di antaranya, setiap anggota harus meningkatkan perbelanjaan militer dalam satu taraf yang kongkrit, menyediakan 20% biaya pertahanan untuk perbelanjaan peralatan militer dan 2% untuk penelitian teknologi. PESCO juga mengarah ke pembangunan satu pusat komando tentang kedokteran militer, jaringan pos-pos transportasi, satu pusat reaksi dalam menghadapi musibah-musibah dan program pelatihan perwira tentara gabungan.

Sudah barang tentu akan masih memakan banyak waktu untuk mengecek hasil-guna PESCO, tapi pada umumnya, masalah-masalah yang diajukan dalam PESCO menunjukkan sangat kemandirian yang tinggi, masalah yang sangat penting pada latar belakang Amerika Serikat dan NATO pernah mencela kalangan otoritas Uni Eropa yang selalu mencari cara untuk bersandar pada Washington dalam membela keamanan intra blok.

 Memperkokoh persatuan intra Uni Eropa

Tahun 2017 menandai peringatan ulang tahun ke-60 berdirinya Uni Eropa. Ini merupakan kesempatan untuk memperkokoh persatuan intra blok setelah keluarnya Inggris. Dua puluh tujuh pemimpin negara-negara anggota Uni Eropa bersama-sama menandatangani “Pernyataan Roma” yang berkomitmen mengarah ke satu masa depan bersama tanpa ada Inggris. Para pemimpin ini menegaskan tekad membawa blok ini menjadi lebih kuat dan lebih gigih melalui kesatuan dan persatuan serta menghormati semua prinsip bersama.

Untuk memperkuat posisi Uni Eropa, juga pada tahun 2017, Buku Putih tentang masa depan Eropa diumumkan, di antaranya mengajukan 5 skenario bagi arah pembaruan Uni Eropa sama dengan taraf-taraf integrasi yang berbeda. Menurut skenario ini, para anggota ingin bekerjasama lebih lanjut lagi di bidang-bidang pertahanan atau manajemen  Eurozone akan tidak dihalangi oleh para anggota yang masih sedang ragu-ragu.

Sebuah Eropa yang kuat harus dikaitkan dengan ekonomi yang kuat. Pada tahun 2017, Eropa telah memberlakukan beberapa kebijakan baru untuk memulihkan ekonomi benua. Bank Sentral Eropa (ECB) memberitahukan akan terus membeli utang dari sektor publik dan sektor swasta dan tidak meningkatkan suku bunga dalam waktu panjang untuk menciptakan syarat bagi satu kebijakan moneter yang terbuka. Aktivitas memberikan pinjaman kepada blok badan usaha di Eurozone juga sampai pundaknya selama kira-kira 8 tahun ini. ECB telah juga mengurangi suku bunga sampai taraf yang rendah dalam sejarah, memberikan pos-pos pinjaman dengan suku bunga rendah untuk bank-bank dan memasukkan lebih dari 1,8 triliun Euro ke dalam pasar melalui pembelian obligasi.

Pada awal Desember ini, Komisi Eropa (EC) telah mengumumkan visi tentang reformasi Eurozone, meliputi pembentukan satu duplikat Dana Moneter Internasional (IMF) di Eropa untuk memperkuat keinisiatifan dalam semua program bantuan keuangan pada masa depan maupun bantuan investasi. EC juga mendesak untuk menyelesaikan pembentukan satu persekutuan bank di Eurozone, ide yang pernah dioperasikan pada beberapa tahun lalu ketika serentetan negara seperti Irlandia, Spanyol dan Yunani berada dalam “mata taupan” krisis utang.

Pada tahun 2017, walaupun Eropa tidak berhasil mempersempit perselisihan tentang cara memecahkan krisis migran maupun belum berhasil mencegah serangan-serangan tipe serigala sendirian, tapi tidak bisa mengingkari upaya-upaya keras dalam memulihkan kembali posisi benua ini. Hal ini diharapkan akan membantu negara-negara anggota Eropa lebih terkait pada masa depan.