Eropa terpecah – belah dalam menyelamatkan ekonomi

(VOVWORLD) - Setelah melakukan perundingan selama 4 hari, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa berlangsung yang pertama di Brussels setelah merebaknya wabah Covid-19, akhirnya telah mencapai permufakatan tentang dana pemulihan ekonomi pasca pandemi. 

Akan tetapi, untuk mencapai hasil ini, konferensi tersebut waktunya harus diperpanjang dua kali lipat terbanding dengan 2 hari seperti yang direncanakan karena adanya perselisihan-perselisihan yang mendalam antara negara-negara anggota. Hal paling jelas yang ditinggalkan di kalangan opini umum setelah konferensi ini ialah citra satu Eropa yang terpecah-belah dan penuh kontradiksi ketika menangani masalah bersama blok ini.

Eropa terpecah – belah dalam menyelamatkan ekonomi - ảnh 1Para pemimpin Uni Eropa menghadiri KTT di Brusels (Foto: Reuters) 

Total nilai dana pemulihan ekonomi yang sebanyaknya 750 miliar Euro ini diciptakan dari satu pos pinjaman bersama dari Uni Eropa untuk memulihkan perekonomian Eropa yang menderita kerugian akibat pandemi Covid-19, diharapkan akan membantu Eropa mengatasi periode krisis yang paling serius sejak Perang Dunia II. Tetapi, semua problematik besar bersangkutan dengan usaha masalah utama. Pertama, persentase antara bagian subsidi dan bagian pinjaman dalam paket dana 750 miliar Euro. Kedua, mekanisme alokasi yang bersyarat atas sumber dana pemulihan yang meliputi tuntutan-tuntutan tentang reformasi, menghormati semua prinsip tentang negara hukum dan komitmen tentang penanggulangan perubahan iklim.

 

Arti pentingnya penyelamatan

Paket dana pemulihan ekonomi diajukan pada latar belakang semua negara anggotanya menderita kerugian ekonomi yang hebat akibat wabah Covid-19. Menurut prediksi tentang situasi pertumbuhan ekonomi musim panas yang diumumkan oleh Komisi Eropa (EC) pada tanggal 7 Juli, GDP Italia akan turun 11,2% di tahun 2020, menyusul kemudian ialah Spanyol turun 10,9%, Peranvis turun 10,6%. Secara keseluruhan kawasan Eurozone taraf penurunnya mencapai 8,7% di tahun 2020.

Oleh karena itu, menurut kalangan pengamat, paket dana pemulihan ekonomi senilai 750 miliar Euro ini punya arti yang teramat penting terhadap masa depan perekonomian Eropa. Kalau tidak cepat mengesahkan paket pemulihan ekonomi ini, perekonomian banyak negara anggota Uni Eropa akan menghadapi bahaya keruntuhan. Semua grup dan badan usaha andalan Eropa di beberapa cabang strategis menghadapi bahaya diringkas, bahaya kehilangan tenaga intelektual bisa terjadi ketika banyak tenaga intelektual yang berkualitas tinggi mengalami pengangguran atau ditarik ke perusahaan-perusahaan asing. Presiden Perancis, Emmanuel Macron menjelang KTT tersebut mengakui bahwa waktu yang akan datang akan bersifat menentukan sepenuhnya masa depan Uni Eropa.

 

Kontradiksi terbuka jelas

Menurut program alokasi paket dana pemulihan ekonomi untuk negara-negara yang menderita pengaruh wabah Covid-19 yang paling berat, Italia akan mendapat 81 miliar Euro, Spanyol 77 miliar Euro, Perancis 39 miliar Euro, Polandia 38 miliar Euro, Yunani 32 miliar Euro dan sebagainya.

Eropa terpecah – belah dalam menyelamatkan ekonomi - ảnh 2Pemimpin negara-negara Eropa melakukan pertemuan langsung yang pertama sejak pandemi Covid-19 merebak (Foto: Reuters) 

Tidak di luar dugaan, rencana ini telah menjumpai protes kuat dari negara-negara yang berkebijakan menghemat perbelanjaan seperti Belanda, Austria, Swedia dan Denmark ketika KTT tersebut berlangsung. Keempat negara tersebut menyatakan kegusaran dengan menyatakan bahwa rencana pemulihan dianggap paling menguntungkan Italia dan Spanyol, dua negara yang menderita paling banyak pengaruh pandemi Covid-19, tetapi selalu dinilai sebagai negara-negara yang melaksanakan disiplin anggaran keuangan yang longgar. Oleh karena itu, syarat yang dikeluarkan oleh negara-negara ini ialah mempertahankan semua persyaratan yang bersangkutan dengan alokasi sumber dana pemulihan serta menderegulasi persentase bagian subsidi dan bagian pinjaman ada suku bunga.

Sikap keras dari kelompok negara penentang meningkatkan ketegangan antara negara-negara anggota Uni Eropa. Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban dengan terbuka emncela Perdana Menteri Belanda, mark Rutte yang telah sengaja menyerang Hungaria atas tema yang bersangkutan dengan engara hukum. Perdana Menteri Orban juga menyatakan bahwa kontradiksi utama sekarang ini antara Belanda dan Italia dan Hungaria mendukung pandangan Italia yaitu harus membantu negara-negara dan kawasan yang menderita kerugian akibat pandemi Covid-19 secepat mungkin. Di depan kalangan pers, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte mengakui bahwa semua masalah sangat rumit, lebih rumit dibandingkan dengan prakiraan. Sedangkan Kanselir Jerman, Angela Merkel  juga mengakui bahwa perbedaan antar-pihak “sangat, sangat besar”. Sementara itu, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel telah harus mengimbau kepada para pemimpin supaya jangan membuka jalan kelemahan-kelemahan blok ini.

Untuk mencegah dan memberantas wabah Covid-19, pada Maret 2020, Uni Eropa pernah sepakat menutup haris perbatasan dalam waktu 30 hari terhadap orang-orang yang bukanlah warga negara blok ini, sepakat membentuk “garis-garis hijau” untuk menjamin kelancaran pangakutan barnag dagangan dan peralatan medis. Dan sekarang ini, untuk memulihkan ekonomi, akhirnya Uni Eropa telah mengesahkan permufakatan pertolongan penitng, tetapi persatuan intra-kawasan, dasar untuk terbentuknya Uni Eropa telah menderita pengaruh tidak kecil.

Komentar

Yang lain