Kesepakatan Nuklir Iran Kian Ringkih Seperti Sebuah Pelita Ditiup Angin

(VOVWORLD) - Tidak seperti dugaan kalangan analis, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menyatakan menarik diri dari Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA) yang ditandatangani antara Iran dan 6 negara adi kuasa yang meliputi Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris, Perancis dan Jerman pada tahun 2015. Naskah yang banyak ditunggu-tunggu ini makin menghadapi banyak tantangan. Bisa dikatakan, bahaya keruntuhan kesepakatan ini makin mendesak lebih dari yang sudah-sudah.
Kesepakatan Nuklir Iran Kian Ringkih Seperti  Sebuah Pelita Ditiup Angin - ảnh 1 Presiden Iran, Hassan Rouhani (Foto: Reuters)

Dalam satu pernyataannya baru-baru ini, Duta Besar Iran di Inggris, Hamid Baeidinejad memperingatkan, Teheran bisa menarik diri dari Traktat Nonproliferasi Senjata Nuklir, yang artinya menolak semua kewajiban dan ikatan internasional tentang masalah senjata nuklir. Menjelaskan pernyataan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, Minggu (10 November) memberitahukan bahwa Iran belum mengeluarkan keputusan akhir, tetapi menegaskan telah mempersiapkan berbagai skenario dan ada pilihan yang akan sesuai dengan masanya. Pada hari yang sama, Iran juga mulai membangun Reaktor Nomor 2 di Pabrik Listrik Tenaga Nuklir Bushehr. Gerak-gerik terkini ini berlangsung hanya beberapa saat setelah Iran melaksanakan tahap pengurangan Komitmen Nuklir ke-4, bersamaan dengan itu mulai proses pemasukan uranium ke dalam pesawat sentrifugal di Pabrik Fordow pada 6 November. Menurut Badan Energi Atom Iran, Teheran berencana memperkaya uranium sampai taraf 4,5% di Instalasi Nuklir Fordow, melampaui batasnya 3,67% yang ditetapkan dalam Kesepakatan Nuklir 2015. Sebelumnya, Iran telah terus-menerus mengeluarkan peringatan-peringatan serta tindakan-tindakan nyata yang menunjukkan akan melepaskan diri dari semua komitmen Kesepakatan Nuklir 2015, setelah Presiden AS, Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari kesepakatan ini pada Mei tahun lalu dan mengenakan kembali sanksi terhadap perbankan dan industri minyak tambang Iran.

Kesepakatan Nuklir Iran Kian Ringkih Seperti  Sebuah Pelita Ditiup Angin - ảnh 2 Di dalam basis nuklir Bushehr, Iran (Foto: Reuters)

Menurut berbagai sumber pada Juli lalu, Teheran telah “melampaui” batas taraf 300 kilogram uranium cadangan. Iran juga menegaskan telah meningkatkan hasil produksi uranium yang diperkaya di taraf rendah, yaitu dari 450 gram per hari menjadi 5 kilogram per hari. Kabar terkini, negara Islam ini menyatakan telah memiliki 500 kilogram uranium yang diperkaya di taraf rendah. Kalangan otoritas Iran menyatakan bahwa gerak-gerik ini untuk “mendesak negara-negara adi kuasa Eropa dan para mitra dagang untuk mencari satu solusi yang komprehensif bagi Iran, jadi justru bukan merusak kesepakatan”. Tetapi, menurut kalangan analis, kenyataannya tidak sesederhana itu. Presiden Iran, Hassan Rouhani baru-baru ini memperingatkan bahwa negara ini bisa terus merusak kesepakatan nuklir ini pada bulan Januari 2020, apabila Eropa tidak melakukan tindakan nyata dalam membantu Iran mengekspor minyak tambang.

Sejauh ini Pemerintah AS belum menunjukkan indikasi apa pun yang bisa memberikan konsesi, dan negara-negara adi kuasa Eropa pun belum berhasil mengusahakan solusi kelayakan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir ini. Maka tindakan Teheran yang terus-menerus mengeluarkan peringatan bersama dengan tindakan-tindakan nyata untuk melepaskan diri dari Kesepakatan Nuklir dengan Kelompok 5 plus 1, membuat kesepakatan nuklir ini menjadi ringkih dan mudah dirusak lebih dari yang sudah-sudah. 

Komentar

Yang lain