Konferensi ASEM-10: mendorong dialog demi perkembangan yang berkesinambungan

(VOVworld) – Konferensi Tingkat Tinggi ke-10 Asia – Eropa (ASEM-10) dibuka pada Kamis (16 Oktober) di kota Milan, Italia. Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Tan Dung mengepalai Delegasi tingkat tinggi Vietnam telah menghadiri konferensi ini untuk terus memberikan sumbangan kepada isi-isi penting konferensi, melakukan koordinasi dalam semua masalah perkembangan dan keamanan, memperkuat kerjasama bilateral dengan negara-negara anggota guna meningkatkan taraf hubungan kemitraan.


Konferensi ASEM-10: mendorong dialog demi perkembangan yang berkesinambungan - ảnh 1
Konferensi ini diadakan dari 16 sampai 17 Oktober
(Foto: europa.eu)

Forum Kerjasama (ASEM) dibentuk pada tahun 1996 menurut gagasan Singapura, Perancis dan dukungan yang aktif dari ASEAN. Ini merupakan forum dialog tidak resmi antara para kepala negara dan kepala Pemerintah semua negara anggota ASEM, pemimpin Uni Eropa dan Sekretariat ASEAN. ASEM menduduki kira-kira 63% jumlah penduduk dunia, 57% GDP dan 68% perdagangan global. ASEM sekarang beranggotakan 53 negara dan perluasan dan tumbuh mendewasanya yang tidak henti-hentinya dari ASEM telah dan sedang menambahkan kekuatan pada forum yang besarnya nomor dua di dunia ini, setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan merupakan mekanisme antar-kawasan yang paling besar di dunia sekarang.


Menghadapi tantangan bersama global

Memperkuat kerjasama dan dialog untuk mengusahakan solusi mempertahankan perdamaian dan kestabilan, mendorong pemulihan ekonomi dan menghadapi tantangan-tantangan global merupakan titik berat pada konferensi kali ini. ASEM-10 dengan tema: “Mitra yang bertanggung jawab demi pertumbuhan dan keamanan yang berkesinambungan” berfokus membahas 4 isi utama yaitu: masalah-masalah ekonomi-keuangan dan konektivitas Asia – Eropa; masalah-masalah global; masalah-masalah internasional dan regional yang menjadi minat bersama; pengarahan masa depan ASEM.

Pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang mengesankan selama puluhan tahun ini telah membantu ratusan juta orang di kedua benua mengentas dari kelaparan dan kemiskinan. Banyak negara mencapai taraf pendapatan menengah, beberapa negara menjadi negara industri maju. Tapi, planit sedang harus menghadapi pengaruh akibat perubahan iklim, kenaikan air laut, sumber daya alam menjadi kering, ketahanan energi, ketahanan pangan dan keamanan sumber air semuanya terancam. Oleh karena itu, aksi bersama untuk mengatasi tantangan, mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan merupakan target yang sedang diusahakan ASEM. Hal ini ditegaskan Deputi PM Vietnam, Vu Van Ninh pada satu konferensi dalam kerangka kerjasama ASEM yang diselenggarakan di Vietnam baru-baru ini.

Deputi PM Vu Van Ninh mengatakan: “Pada latar belakang globalisasi dan integrasi yang lebih mendalam, kebergantungan satu sama lain semakin tinggi. Tidak ada satu negara atau pemerintah manapun yang bisa bertindak sendirian untuk menghadapi tantangan. Sebagai salah satu diantara forum-forum antar-kawasan yang penting, dengan potensi ilmu pengetahuan dan teknologi yang kaya raya, ASEM sama sekali punya kemampuan dan tanggung jawab untuk turut membawa dua benua ini menjadi tenaga pendorong bagi perkembangan yang berkesinambungan di dunia”.


Vietnam
aktif mendorong kerjasama dalam ASEM

Selama 18 tahun berpartisipasi pada ASEM, Vietnam selalu menjadi satu negara anggota yang aktifm dinamis  dan bertanggung jawab. Sebagai salah satu diantara pendiri ASEM, Vietnam telah memberikan banyak sumbangan yang penting kepada forum ini. Sampai sekarang, Vietnam telah merekomendasikan banyak gagasan untuk memperkuat kerjasama ASEM di bidang-bidang kebudayaan, pendidikan, kesehatan, transportasi dan perhubungan dan ketahanan energi. Khususnya, Vietnam merupakan negara pelopor dalam ASEM untuk mendorong pertumbuhan hijau, aktif menggelarkan gagasan-gagasan membangun perekonomian hijau yang sesuai dengan target Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ketika ikut bekerjasama dalam ASEM, Vietnam pada kenyataannya bisa memanfaatkan sangat banyak pengalaman, kerjasama dan bantuan dari negara-negara anggota ASEM dalam menggeserkan pola pertumbuhan ekonomi, melindungi lingkungan hidup, menjaga, memanfaatkan dan menggunakan secara berhasil-guna semua sumber daya alam. Hal ini sesuai dengan Strategi Pengembangan Sosial Ekonomi Vietnam dari sekarang sampai 2020 yaitu mengembangkan ekonomi secara cepat dan berkesinambungan yang dikaitkan dengan perlindungan lingkungan hidup.

Deputi Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Vietnam, Tran Hong Ha mengatakan: “Bagi Vietnam, berasal dari satu negara yang punya taraf ekonomi yang masih menjumpai kesulitan, karena itu masalah yang sulit papan atas ialah masalah teknologi dan modal investasi. Oleh karena itu, dalam proses perkembangan, Vietnam harus menetapkan peta jalan, bidang-bidang prioritas ketika melakukan investasi menurut arah ekonomi hijau, teknologi hijau dan energi organik untuk mendatangkan hasil guna multi-target”.

Pada ASEM-10 di Italia kali ini, PM Nguyen Tan Dung adalah salah satu diantara 3 pemimpin pertama yang membacakan pidato pengantar pada sidang pleno tentang masalah-masalah global, terus mengajukan banyak rekomendasi dan gagasan yang sedang menjadi perhatian bersama dari hampir semua negara di dunia. Beliau juga adalah salah satu diantara 3 pemimpin senior Asia yang diundang untuk mengadakan pertemuan dan dialog dengan badan-badan usaha papan atas dari dua benua Asia dan Eropa dalam kerangka Forum ke-14 Badan Usaha Asia – Eropa. Di sela-sela konferensi ini, PM Nguyen Tan Dung juga melakukan berbagai perbahasan dan pembicaraan bilateral dengan banyak kepala negara dan kepala Pemerintah dari berbagai negara. Semua pertemuan ini pasti akan mempererat lebih lanjut lagi kepercayaan politik dan mendorong kerjasama bilateral di semua bidang dengan para mitra yang penting di dua benua tersebut./. 

Komentar

Yang lain