Laporan-laporan yang kurang obyektif dan berkelebihan prasangka tentang hak asasi manusia Vietnam

(VOVworld)- Pada tanggal 18 April, Parlemen Eropa telah mengeluarkan resolusi tentang hak asasi manusia Vietnam (HAM), diantaranya mengeluarkan informasi dan penilaian yang menyatakan bahwa Vietnam telah melanggar hak kebebasan berbicara. Selanjutnya, laporan tahunan HAM tahun 2012 yang diumumkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Amerika Serikat sehari setelah itu, dalam bagian tentang Vietnam juga mengeluarkan informasi-informasi yang salah tentang HAM Vietnam. Ini merupakan laporan-laporan yang sesuai dengan kenyataan, satu model pemaksaan dalam hubungan internasional dengan yang tidak sesuai dengan kecenderungan memperkuat hubungan antara Vietnam dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. 

Laporan-laporan yang kurang obyektif dan berkelebihan prasangka tentang hak asasi manusia Vietnam - ảnh 1          

Juru bicara Kemlu Vietnam, Luong Thanh Nghi
(Foto: baotintuc.vn) 

Dalam satu resolusi yang panjangnnya 6 halaman, Parlemen Eropa menyatakan bahwa Vietnam telah menahan dan mengadakan sidang-sidang pengadilan yang tidak adil dan mengenakan hukuman-hukuman terhadap beberapa blogger Vietnam. Resolusi ini mengulangi nama-nama seperti Nguyen Van Hai, Ta Phong Tan dan Phan Thanh Hai, orang-orang yang telah dikenai hukuman oleh pengadilan Vietnam dengan tuduhan “melakukan propaganda untuk menentang Negara Republik Sosialis Vietnam” dan menyatakan bahwa Vietnam telah mengontrol jaringan internet dan blog, menimbulkan pengaruh di kalangan rakyat dalam memanifestasikan pandangan maupun perselisihan secara terbuka. Dalam pada itu, laporan tahunan Kemlu Amerika Serikat, nampaknya sudah didominasi oleh prasangka politik, berdasarkan pada informasi-informasi yang salah secara subyektif tentang Vietnam, terus menganggap Vietnam”sebagai negara diktatur”, dimana “Hak politik warga, hak kebebasan berbicara, kebebasan pers dan kebebasan beragama dibatasi”.

          Pada saat memberikan kepada diri sendiri hak menilai HAM negara-negara lain, diantaranya ada Vietnam, Amerika Serikat sejak dulu hingga sekarang dengan sengaja tidak memperdulikan pelanggaran-pelanggaran terhadap HAM di negaranya sendiri. Bisa dilihat, dalam kehidupan di Amerika Serikat juga sedang ada masalah-masalah tentang HAM, yang tipikal ialah kejahatan yang bersangkutan dengan masalah senjata api sedang merupakan ancaman yang serius terhadap kehidupan dan keselamatan pribadi penduduk Amerika Serikat. Akan tetapi, karena dikuasai oleh kelompok kepentingan, Pemerintah Amerika Serikat telah tidak melakukan langkah-langkah yang efektif untuk mengontrol senjata api, sehingga membuat jumlah orang yang tewas akibat pemberondongan-pemborondongan telah terjadi sehari-hari, membuat puluhan bahkan ratusan orang  menderita luka-luka saban tahun. Menurut statistik, Amerika Serikat sedang menduduki posisi pelopor tentang jumlah orang yang tewas akibat kekerasan diantara 17 negara maju. Selain itu, situasi kemiskinan dan kelaparan di Amerika Serikat telah menjadi lebih buruk sejak krisis keuangan global pada tahun 2008 dan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin terus meningkat. Dalam pada itu, Amerika Serikat selalu melakukan pelanggaran terhadap HAM di negara lain dengan aksi-aksi intervensi terhadap kedaulatan dan keamanan nasional. Dari tahun 2001 sampai tahun 2011, perang-perang anti terorisme yang dilancarkan oleh Amerika Serikat di Irak dan Afganistan telah membuat 14.000 sampai 110.000 orang  setiap tahun. Amerika Serikat telah mendapatkan reaksi kuat dari negara-negara sehingga negara ini disingkirkan dari Komite Hak Asasi Manusia Internasional pada persidangan ke-57 Komite Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berlangsung di Jenewa pada tanggal 19 Maret sampai tanggal 3 Mei tahun 2011.

          Kembali ke laporan-laporan dan resolusi dari Amerika Serikat dan Parlemen Eropa tentang HAM Vietnam. Selama ini, Vietnam telah mencapai prestasi-prestasi yang besar dan membanggakan dalam menjamin HAM di semua bidang dari bidang sipil sampai politik, sosial-ekonomi dan kebudayaan. Itulah prestasi-prestasi yang tidak bisa diingkari dalam melaksanakan secara efektif semua target perkembangan milenium, mengurangi cepat prosentase kelaparan, kemiskinan, meningkatkan kehidupan rakyat di semua segi, melaksanakan secara efektif semua konvensi tentang menjamin hak kaum wanita dan anak-anak. Indeks perkembangan manusia Vietnam selama ini juga terus-menerus meningkat. Laporan tentang perkembangan manusia tahun 2013 dari Program Perkembangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) yang diumumkan pada tanggal 17 April memperlihatkan bahwa Vietnam adalah negara yang menduduki posisi ke-3 di kawasan ASEAN tentang indeks kesetaraan gender, bersamaan itu, menduduki posisi ke-48 di seluruh dunia tentang indeks ini. Tidak hanya begitu saja, semua hak warga negara Vietnam, diantaranya ada hak kedaulatan, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan bersidang, kebebasan beragama dan lai-lain dijamin oleh Negara Vietnam dalam Undang-Undang Dasar dan undang-undang lain.

          Dengan demikian, dengan kasus-kasus yang tersendiri tidak cukup mewakili masalah hak asasi manusia Vietnam yang dikutip dalam semua laporan, baik Amerika Serikat dan Parlemen Eropa telah menunjukkan kurang obyektif tentang masalah ini. Bisa melihat minat mereka ketika Amerika Serikat dan Uni Eropa melaksanakan mekanisme dialog tentang HAM dengan Vietnam dan semua perbedaan tentang kesedaran mengenai situasi HAM di setiap negara telah dibahas secara terus-terang diatas semangat konstruktif di semua dialog ini.

          Kenyataannya ialah antara Vietnam dan Amerika Serikat dan Uni Eropa maupun antara Amerika Serikat dan Uni Eropa dengan banyak negara lain di dunia telah dan sedang tinggal kesenjangan-kesenjangan tertentu tentang HAM. Hal ini punya banyak sebab, karena perbedaan tentang kebudayaan, tradisi sejarah, taraf perkembangan dan lain-lain. Dan pelaksanaan hak asasi manusia di setiap negara harus berdasarkan pada ciri khusus sejarah, kebudayaan, agama, kepercayaan dan syarat sosial-ekonomi di masing-masing negara. Oleh karena itu, di aspek internasional dan sudut kedaulatan setiap negara, tidak ada negara  yang bisa menjadi pola tentang HAM untuk negara-negara lain. Baik Amerika Serikat maupun Uni Eropa telah sepenuhnya salah ketika memaksakan patokan HAM terhadap Vietnam. Hal ini tidak sesuai dengan proses penguatan dialog untuk mengerti tentang HAM antara Vietnam dengan negara-negara lain, merintangi proses perkembangan hubungan antara Vietnam dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa di semua segi./. 

Komentar

Yang lain