Membangun Satu Laut Timur yang Damai, dengan Menaati Hukum Internasional

(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc baru saja mengakhiri kehadirannya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN kali ke-35 dan konferensi-konferensi yang bersangkutan di Thailand. 

Hasil yang menonjol di KTT kali ini ialah negara-negara peserta konferensi telah menunjukkan perhatian khusus terhadap kestabilan dan perdamaian di Laut Timur, mendukung pendirian Vietnam dalam masalah Laut Timur. Selain itu, semua negara juga mengharapkan pada peranan Vietnam sebagai Ketua ASEAN 2020 dan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga pada tahun 2020.

Membangun Satu Laut Timur yang Damai, dengan Menaati Hukum Internasional - ảnh 1PM Nguyen Xuan Phuc (kelima dari kanan) menghadiri KTT ASEAN ke-35 (Foto: VGP) 

Dari 2 sampai 4/11 ini, PM Nguyen Xuan Phuc telah menghadiri semua KTT ASEAN dan berbagai KTT yang bersangkutan, bersamaan itu melakukan banyak kontak bilateral dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, PM negara-negara Thailand, India, Laos, Kamboja, Tiongkok, Selandia Baru, Pangeran Inggris dan Direktur IMF. Ada satu hal yang sangat jelas pada event ini ialah para pemimpin ASEAN dan semua negara peserta menunjukkan perhatian khusus terhadap masalah Laut Timur, mendukung pandangan yang menjelujuri dan konsekuen dari Vietnam ialah membangun satu  Laut Timur yang damai dan stabil, dengan menaati hukum internasional.

 

Mendukung pendirian Vietnam di Laut Timur

Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Robert C.O’Brien, PM India, Narendra Modi, Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia, Saifuddin Abdullah, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guteres semuanya menegaskan pendirian dalam memprotes tindakan-tindakan yang mencegah aktivitas ekonomi yang sah di laut, tidak menghormati kedaulatan dan hak kedaulatan dari negara-negara dan hukum internasional di Laut Timur, mendukung upaya-upaya dalam menyusun COC yang berdaya guna, berhasil-guna, sesuai dengan hukum internasional. Deputi Menlu Vietnam, Nguyen Quoc Dung mengatakan:

“Selama bertahun-tahun ini, Laut Timur selalu mendapat perhatian dari banyak negara, tapi pada KTT tahun ini, ada banyak pemimpin negara lebih memberikan perhatian. Salah satu alasan utamanya ialah baru-baru ini terjadi aktivitas yang tidak sah di zona ekonomi eksklusif dan melanggar secara serius kedaulatan Vietnam. Hal itu sangat mencemaskan negara-negara di kawasan dan di dunia. PM Vietnam telah menegaskan kembali pendirian yang jelas dan konsekuen Vietnam di konferensi-konferensi dan di berbagai tingkat. Vietnam dengan gigih dan tekun membela kedaulatan nasional, dengan menaati hukum internasional, menjamin kebebasan pelayaran dan penerbangan di Laut Timur. Pendirian ini mendapat dukungan dari negara-negara lain”.

Pada konferensi-konferensi ASEAN-Tiongkok, ASEAN-Asia Timur dan berbagai konferensi yang lain, pemimpin negara-negara peserta menyediakan banyak waktu untuk membahas situasi di Laut Timur. Sebagian besar negara-negara ini mengimbau supaya mengekang diri, jangan merumitkan situasi, menghormati hukum internasional, UNCLOS 1982. Negara-negara ini juga menekankan arti penting dalam melaksanakan secara lengkap DOC dan cepat menyusun COC antara ASEAN dan Tiongkok yang berdaya-guna dan berhasil-guna , sesuai dengan hukum internasional dan UNCLOS 1982.

 

Vietnam ingin menjadi “zat perekat” yang mengaitkan ASEAN

Di samping masalah Laut Timur, satu tonggak penting pada KTT kali ini ialah Vietnam menerima serah-terima tugas Keketuaan ASEAN 2020 dari Thailand. Dalam pidato penting pada acara serah-terima, PM Nguyen Xuan Phuc menyinggung “zat perekat” yang mengaitkan negara-negara ASEAN. PM Nguyen Xuan Phuc menganggap bahwa solidaritas ASEAN sangat penting, turut mempertahankan kepentingan bersama tentang strategi dan ekonomi antara negara-negara anggota serta mempertahankan, menyebarkan kesedaran dan identitas Komunitas di kalangan rakyat ASEAN. Dengan semangat itu, pada tahun 2020, Vietnam akan memperkuat keterkaitan yang berkesinambungan dari ASEAN melalui usaha memperkokoh solidaritas dan kesatuan, meningkatkan konektivitas ekonomi dan keterkaitan, lebih memperdalam nilai-nilai dan ciri-ciri khas Komunitas ASEAN:

“Satu komunitas yang terkait dan berkembang sangat memerlukan peningkatan inisiatif  adaptasi dampak-dampak dari luar dan sebaliknya, kemampuan inisiatif adaptasi hanya bisa ada kalau ASEAN merupakan satu blok yang terkait erat. Vietnam menunggu-nunggu dukungan dan bantuan aktif dari negara-negara ASEAN serta para mitra untuk merealisasikan semangat tema Tahun ASEAN 2020”.

Kehadiran PM Nguyen Xuan Phuc di KTT ASEAN ke-35 dan konferensi-konferensi yang bersangkutan telah mencapai hasil-hasil tertentu. Tidak hanya menegaskan bahwa kedaulatan wilayah adalah suci, tidak boleh dilanggar dan Vietnam dengan gigih membela kedaulatan-nya di Laut Timur, berdasarkan pada hukum internasional, dengan peranan sebagai sebagai Ketua ASEAN 2020, Vietnam juga menyampaikan pesan bahwa Vietnam akan bersama dengan negara-negara anggotanya berupaya keras meneruskan semua prestasi yang sudah dicapai, memperkokoh solidaritas ASEAN, memperkuat konektivitas, mengembangkan ekonomi yang bersifat mencakup dan berkesinambungan. 

Komentar

Yang lain