Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat: kompetisi yang belum selesai

(VOVworld) – Pada Rabu (17 Oktober), Presiden Infungsi Amerika Serikat, Barack Obama dan lawannya dari Partai Republik, Mitt Romney telah bertemu lagi dalam perdebatan satu lawan satu di televisi. Perdebatan ini berlangsung hanya dua pekan setelah konfrontasi pertama, yang secara pada pokoknya berfokus pada masalah-masalah internal Amerika Serikat. Sekarang, menurut hasil beberapa jajak pendapat, perbedaan prosentase pendukung untuk kedua capres ini sangat berdekatan sehingga prediksi tentang pemenangnya dalam pemilihan umum Presiden pada 6 November mendatang menjadi sulit diduga. 

Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat: kompetisi yang belum selesai - ảnh 1
Dua capres Mitt Romney dan Barack Obama dalam perdebatan ke-2
(Foto: usmagazine.uk.com)

Perdebatan kedua tersebut dinilai berlangsung lebih sengit dari pada perdebatan pertama yang diadakan pada 4 Oktober. Semua isi pokok yang disinggung dalam perdebatan kali ini ialah ekonomi, lapangan kerja, energi, perpajakan, migrasi, pengontrolan senjata dan amunisi serta beberapa masalah hubungan luar negeri yang lain. Berbeda dengan kali pertama, dalam perdebatan kedua ini, capres yang sekaligus juga Presiden Infungsi Barack Obama telah merebut posisi inisiatif ketika menekankan prestasi yang dicapainya dalam waktu 4 tahun berkuasa yaitu telah berhasil menciptakan 5,2 juta lapangan kerja, masalah yang berkaitan langsung dengan kehidupan rakyat Amerika Serikat yaitu mengurangi pajak, memberikan tunjangan kepada kaum wanita dan kesejahteraan kesehatan. 

Sebaliknya, capres Mitt Romney juga memanfaatkan semua kesempatan untuk mengorek kelemahan-kelemahan capres Barack Obama di bidang hubungan dalam negeri serta pos-pos utang publik dan politik pengembangan energi. Mitt Romney mencela politik ekonomi tidak efektif yang dijalankan pemerintah pimpinan Barack Obama telah menjerumuskan 20 juta orang ke dalam situasi pengganguran atau kekurangan lapangan kerja, bersamaan itu berkomitmen akan menciptakan 12 juta lapangan kerja dalam waktu empat tahun mendatang, jika dia terpilih menjadi Presiden. Mantan Gubernur Mitt Romney ini berpendapat bahwa Gedung Putih harus bertanggung jawab atas situasi ekonomi yang macet seperti sekarang ini dan mencela cara manajemen Barack Obama terhadap perekonomian, sehingga defisit anggaran keuangan federal meningkat drastis. Sementara itu, Barack Obama menuduh lawannya yang telah memutar-balikkan politik-politik pemerintah, bersamaan itu menegaskan bahwa semua politiknya telah dijalankan secara berhasil guna. Barack Obama berpendapat bahwa wakil dari Partai Republik adalah seorang yang tidak konsisten ketika mengubah pendiriannya tentang masalah energi, yang dulu pernah menolak eksploitasi batu bara, tetapi sekarang sebaliknya berubah mendukung hal ini.

Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat: kompetisi yang belum selesai - ảnh 2
Mitt Romney mencela Presiden Barack Obama yang gagal menangani masalah lapangan kerja
(Foto: hanomoi.com.vn)

Di bidang hubungan luar negeri, dua tema yang disinggung ialah pembunuhan terhadap Duta Besar dan tiga diplomat Amerika Serikat di Libya dan hubungan perdagangan dengan Tiongkok. Pada saat Mitt Romney mencela pemerintah pimpinan Barack Obama yang meremehkan soal penguatan penjaminan keamanan untuk para diplomat Amerika Serikat, dan menganggap bahwa politik tentang Timur Tengah yang diterapkan pemerintah pimpinan Barack Obama sedang runtuh, serta tidak cukup keras dalam hubungan dengan Tiongkok sehingga negara ini menguasai moneter, menimbulkan kerugian terhadap daya saing barang Amerika Serikat, pada pihaknya Presiden Barack Obama memberikan balasan dan menuduh Mitt Romney sejak masih menjadi Direktur Perusahaan Swasta Bain Capital sudah tidak memperhatikan masalah lapangan kerja untuk tenaga kerja Amerika Serikat, seperti mengekspor lapangan kerja orang Amerika Serikat ke pasar Tiongkok.

Bisa dikatakan, keunggulan Mitt Romney dalam perdebatan pertama pada dua pekan lalu menjelang konfrontasi kedua di Universitas Hofstra di kota New York akan menjadi dramatis. Karena Presiden Infungsi Barack Obama akan harus memanfaatkan secara maksimal kesempatan ini untuk merebut “poin” pada latar belakang lawannya dari Partai Republik Mitt Romney telah dengan hebat menjadi pelopor dalam semua jajak pendapat yang dilakukan di seluruh negeri baru-baru ini. Dan pada kenyataannya, tepat seperti prediksi, perdebatan tersebut telah berlangsung secara penuh antusias sejak menit pertama sampai menit ke-90 dari adekan yang menegangkan syaraf. 

Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat: kompetisi yang belum selesai - ảnh 3
Mitt Romney menjadi pelopor dalam perdebatan pertama
(Foto: vnexpress.net)

Menurut penilaian umum dari kalangan analis, dalam perdebatan kedua ini, Presiden Barack Obama telah menunjukkan satu gaya yang jauh lebih unggul terbanding dengan perdebatan pertama dan telah mendapat poin dari pemilih. Hasil jajak pendapat yang dilakukan segera setelah perdebatan ini menunjukkan bahwa 46% pemantau televisi berpendapat bahwa Presiden Barack Obama telah membalikkan posisi dan merebut kemenangan dalam perdebatan, sedangkan 39% pemantau televisi yang lain mendukung capres Mitt Romney. 73% pemantau televisi menyatakan bahwa manifestasi yang dilakukan Presiden Barack Obama lebih baik dari pada yang mereka nantikan dan 37% pendapat juga memberikan penilaian serupa kepada Mitt Romney. Akan tetapi, dalam satu jajak pendapat lain yang dilakukan secara spontan oleh Reuters/Ipsos terhadap 1.700 orang, para pemilih Amerika Serikat pada umumnya menilai Mitt Romnay lebih tinggi dari pada Presiden Barack Obama dalam banyak masalah kunci seperti rencana pemangkasan defisit anggaran keuangan federal. Tidak hanya itu, dalam masalah-masalah hubungan luar negeri yang selama ini dianggap sebagai “tanah” Barack Obama, Mitt Romney juga sedang mencapai terobosan-terobosan yang spektakuler.

Menurut hasil jajak pendapat ini, sekarang Mitt Romney sedang mempersempit secara berarti kesenjangan terhadap Presiden Barack Obama dalam masalah dokumen nuklir Iran pada saat prosentase pendukung untuk kedua capres ini hanya berselisih 1% saja, terbanding dengan taraf 9% pada dua pekan lalu. Hal serupa juga terlihatdalam perang anti terorisme ketika perselisihan antara Barack Obama dan Mitt Romney turun dari 11% menjadi hanya tinggal 3% saja. Akan tetapi, data jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa Presiden Infungsi Barack Obama tetap menjadi pelopor dari dengan lawannya Mitt Romney dengan prosentase sebanyak 41,5% terbanding dengan 391% di bidang perpajakan; 40,9% terbanding 37% di bidang kebijakan jaring pengaman sosial.

Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat: kompetisi yang belum selesai - ảnh 4
Dua capres sedang mengusahakan suara dukungan dari pemilih
(Foto: telegraph.co.uk)

Menurut rencana, setelah sesi perdebatan ini, perdebatan terakhir tentang politik hubungan luar negeri akan diadakan pada 22 Oktober. Ini akan menjadi kesempatan-kesempatan terakhir bagi para capres untuk mengusahakan suara dukungan dari para pemilih Amerika Serikat, khususnya orang-orang yang belum memutuskan akan memberikan suara dukungan kepada siapa. Kalangan analis menilai bahwa walaupun sama-sama menderita tekanan tetapi setiap capres tidak akan sama setelah setiap kali dialog. Biasanya, jumlah pemantau televisi akan berangsur-angsur turun setelah setiap perdebatan. Hal ini sinonim dengan ada kesulitan dalam menebak siapa akan menjadi pemenang dalam pemilihan umum Presiden Amerika Serikat pada 6 November mendatang./. 

Komentar

Yang lain