Pesan “Kembalinya AS” dari Pemerintah Pimpinan Joe Biden

(VOVWORLD) -  Amerika Serikat (AS) di bawah pimpinan Presiden Joe Biden telah mengalami perubahan pandangan tentang peranan dan cara pendekatan dalam hubungan-hubungan internasional. Hal ini bisa dilihat melalui gerak-gerik  positif yang dijalankan oleh pemerintah pimpinan Joe Biden. Dari pembahasan secara virtual  Kelompok Kwartet yang meliputi AS, Jepang, India dan Australia sampai pertemuan secara virtual para pemimpin G-7 yang berlangsung pada akhir pekan lalu, Presiden Joe Biden telah “mengedepankan” pesan resmi tentang konektivitas kembali dengan komunitas internasional dan organisasi-organisasi global setelah perpecahan akibat kebijakan “AS di atas segala-galanya” yang dijalankan oleh pemerintah pimpinan Donald Trump.
Pesan “Kembalinya AS” dari Pemerintah Pimpinan Joe Biden - ảnh 1Presiden AS, Joe Biden  (Foto: Dallas Morning News)

Sebelumnya, untuk melaksanakan pernyataan “Kembalinya AS”, Presiden Joe Biden berkomitmen memberikan bantuan berupa uang kepada program distribusi vaksin dari WHO, kembali ke Permufakatan Paris tentang Perubahan Iklim, mengeluarkan paket stimulasi senilai 2 triliun USD yang tidak hanya berpengaruh terhadap ekonomi AS saja, tetapi juga seluruh dunia.

 

Perubahan-Perubahan Dalam Kebijakan Luar Negeri AS

Presiden Joe Biden tengah membuktikan kepada komunitas dunia, terutama para sekutu dan mitranya bahwa semua komitmen yang dia keluarkan dalam seluruh proses kampanye pemilihan dan sejak berkuasa pada 20 Januari lalu dikaitkan dengan tindakan nyata, jadi bukanlah janji-janji “kosong”. Buktinya yang konkret yakni pemerintah pimpinan Presiden Joe Biden telah resmi membawa AS kembali dengan Permufakatan Paris tentang Perubahan Iklim, memperpanjang Perjanjian Pemangkasan Senjata Strategis Baru (New START) dengan Rusia untuk 5 tahun lagi, ikut serta kembali dalam Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa selaku pengamat, terus ikut serta dan memberikan bantuan biaya kepada Organisasi Kesehatan Dunia, bersedia melakukan perundingan-perundingan dengan Iran dan negara-negara anggota sisanya dalam Kelompok P5 plus 1 untuk ikut serta kembali dalam Permufakatan Nuklir Iran (JCPOA), menghentikan dukungan kepada tentara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam perang yang dilakukan koalisi ini terhadap kelompok Houthi di Yaman dan sebagainya.

Pesan “Kembalinya AS” dari Pemerintah Pimpinan Joe Biden - ảnh 2Menyampaikan vaksin pencegah Covid-19 kepada Afghanistan pada tanggal 7 Februari melalui mekanisme COVAX  (Foto: AP/KEYSTONE)

Yang patut diperhatikan, Joe Biden telah mengangkat mantan Menteri Luar Negeri John Kerry menjadi Wakil Istimewa Presiden tentang penanggulangan perubahan iklim, satu jabatan yang sepenuhnya baru dan setingkat dengan satu posisi di kabinet. Pemerintah baru AS juga berkomitmen memberikan sumbangan sebesar 4 miliar USD kepada mekanisme COVAX untuk mensuplai vaksin pencegah Covid-19 kepada negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.

Dalam pidato online di depan Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok G7 dan Konferensi Keamanan Munchen pada akhir pekan lalu, Presiden Joe Biden mengeluarkan komitmen tentang dukungan AS yang “tidak tergoyangkan” terhadap persekutuan lintas Atlantik. Ia menyatakan bahwa AS akan harus berupaya keras untuk merebut kembali kepercayaan para sekutu kalau ingin terus memegang posisi pemimpin. Ia juga menjabaskan semua langkah-langkah konkret yang tengah dilaksanakan oleh AS untuk mengatasi banyak hal yang tidak mutakhir dalam hubungan kemitraan lintas Atlantik.

Sebelumnya, dalam pidato resmi yang pertama Presiden Joe Biden tentang kebijakan luar negeri sehubungan dengan kunjungan kerja di Kementerian Luar Negeri AS pada 4 Februari, Joe Biden menegaskan bahwa AS akan bekerja sama dengan para sekutu dan mitra, sementara memperbarui peranan Washington dalam semua institusi internasional, merebut kembali kewibawaan dan kekuasaan moralnya. Menurut itu, titik berat dalam kebijakan luar negeri pemerintah pimpinan Presiden Joe Biden yakni “menyembuhkan” hubungan-hubungan sekutu yang mengalami kerusakan serius di bawah pemerintah pimpinan pendahulunya. Presiden Joe Biden menegaskan bahwa hubungan sekutu merupakan salah satu aset yang paling bernilai dari AS, bersamaan itu berkomitmen bahwa Washington akan bahu membahu dengan para sekutu dan mitra untuk bersama-sama menangani semua tantangan umat manusia.

 

Efek Yang Positif

Semua langkah permulaan yang tepat waktu dari pemerintah pimpinan Presiden Joe Biden dianggap menciptakan efek yang positif terhadap situasi perdamaian dan keamanan internasional, bersamaan itu menyemangati semua negara ikut serta dalam upaya bersama untuk menangani semua tantangan global dan regional. Semua langkah itu juga merupakan bukti yang jelas bagi kebijakan luar negeri “Kembalinya AS” yang dijalankan oleh Presiden Joe Biden.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, negara yang memegang peranan sebagai Ketua G7 tahun 2021 memuji Presiden Joe Biden yang sedang membawa AS kembali ke posisi memimpin dunia. Ia menyatakan bahwa AS telah kembali secara mengherankan dengan peranan memimpin dunia dan itu merupakan hal luar biasa. Kanselir Jerman, Angela Merkel menilai bahwa semua komitmen yang dikeluarkan oleh Presiden Joe Biden di Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok G7 dan Konferensi Keamanan Munchen merupakan pesan jelas untuk menunjukkan bahwa multilateralisme telah diperkuat dan akan memberikan banyak peluang kerja sama dalam G7. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres menyambut baik keputusan AS yang kembali ke Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa selaku pengamat setelah 3 tahun meninggalkan organisasi ini.

AS di bawah pimpinan Presiden Joe Biden tengah berangsur-angsur kembali ke peranan memimpin, meningkatkan pengaruh dalam menangani semua tantangan global. Meskipun tetap ada perhitungan politik, tetapi tidak bisa mengingkari  langkah-langkah yang dilakukan pemerintah pimpinan Presiden Joe Biden merupakan indikasi yang positif dan mendapat dukungan dari komunitas internasional. 

Komentar

Yang lain