Pesan-pesan dari para pemimpin di dunia tentang perdamaian dan kerjasama untuk tahun 2020

(VOVWORLD) - Selama hari-hari akhir tahun 2019 dan hari-hari awal tahun 2020, para pemimpin di dunia terus-menerus mengirimkan pesan positif tentang kerjasama dan usaha membina perdamaian untuk tahun 2020 yang menyerap perhatian istimewa dari opini umum.
Pesan-pesan dari para pemimpin di dunia tentang perdamaian dan kerjasama untuk tahun 2020 - ảnh 1Presiden Tiongkok, Xi Jinping menyampaikan pesan tahun baru   (Foto: china daily) 

Pesan Sekjen PBB

Dalam pesan tahun baru yang dikirim kepada warga di seluruh dunia, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengimbau kepada dunia supaya bersatu, bersinergi menghadapi perubahan iklim, masalah kesetaraan gender, keadilan sosial dan hak azasi manusia. Sekjen PBB menganggap bahwa  dunia sedang memasuki tahun 2020 dengan kepungan dari “ketidak-pastian dan ketidak-amanan”, besamaan itu menyatakan harapan pada kekuatan generasi muda seluruh dunia.

Tentang masalah denuklirisasi Semenanjung Korea, salah satu tema yang menyerap perhatian istimewa dari opini umum internasional selama hari-hari ini, Sekjen Guterres menegaskan “upaya diplomatik merupakan satu-satunya jalan untuk memberikan perdamaian yang berkesinambungan”. Ketika mengungkapkan masalah media Republik Demokrasi Rakyat Korea pada tanggal 31 Desember 2019 yang memberitakan tentang pernyataan pemimpin Kim Jong-un bahwa Pyong Yang tidak ada alasan untuk menunda berbagai ujicoba rudal  antar-benua dan rudal balistik, bersamaan itu memperingatkan akan mendemonstrasikan satu “senjata strategis baru” dalam masa depan yang dekat, Juru bicara PBB, Stephane Dujarric pada tanggal 1 Januari menekankan bahwa “Sekjen PBB Guterres sangat mengharapkan agar uji-uji coba akan tidak diteruskan, sesuai dengan semua resolusi Dewan Keamanan PBB. Tidak melakukan proliferasi senjata tetap merupakan pilar bagi keamanan nuklir global dan harus dipertahankan”.

 

Paus Fransiskus mengimbau supaya membina perdamaian dunia

Sebelumnya, sehubungan dengan Hari Natal (25 Desember), pemimpin Vatikan, Fransiskus telah mengirimkan pesan yang isinya mengimbau supaya menegakkan perdamaian di kawasan-kawasan yang sedang terjadi bentrokan di seluruh dunia seperti Suriah, Libanon, Yaman, Irak, Venezuela, Ukraina dan beberapa negara Afrika. Paus menegaskan bahwa untuk membangun satu dunia yang damai, “kita harus percaya pada dialog antar-warga dan antar-negara, percaya pada peranan organisasi-organisasi internasional, diplomatik dan multilateralisme”.

Khususnya, Paus mengimbau kepada komunitas internasional supaya “mendengarkan suara kaum muda, orang-orang yang membantu kita memahami apa yang sedang terjadi di dunia dewasa ini dan meminta kepada kita supaya menjadi orang-orang yang membangun dan menegakkan perdamaian satu sama lain, jadi tidak sendirian”. Paus juga mendesak kepada dunia supaya bersatu dalam perang menentang semua bentuk penyalah-gunaan terhadap anak-anak dan mengatasi sikap acuh tak acuh ketika menghadapi serangan-serangan terhadap harkat dan kehidupan manusia, termasuk juga anak-anak yang belum dilahirkan.

Mengimbau supaya membina perdamaian dan memperkuat kerjasama dan dialog juga merupakan isi-isi yang diungkapkan oleh banyak pemimpin di dunia dalam pesan-pesan tahun baru 2020. Presiden Tiongkok, Xi Jinping berkomitmen berupaya menjamin kestabilan dan kemakmuran jangka panjang bagi Hong Kong dan Makau (Tiongkok), mendorong perkembangan perdamaian dalam hubungan antar-selat (Taiwan, Tiongkok) di atas dasar Kesepakatan 1992 dan memberikan sumbangan baru terhadap perdamaian dan perkembangan di dunia. Sedangkan, Kanselir Jerman, Angela Merkel menyatakan sedang  ikut menanggulangi perubahan iklim dengan semua kemampuannya agar generasi-generasi di kemudian dapat hidup dalam perdamaian dan kesejahteraan.

 

AS menginginkan perdamaian dengan Iran

Salah satu di antara pesan-pesan yang paling diperhatikan selama hari-hari lalu ialah pernyataan Presiden Amerika Serika (AS), Donald Trump bahwa “tidak ingin meledakkan perang terhadap Iran”. Pada jumpa pers menjelang satu peristiwa menyambut tahun baru di zona peristirahatan Mar-a-Lago, Florida pada tanggal 31 Desember malam (tanggal 1 Januari pagi, waktu Viet Nam), Presiden Donald Trump menegaskan: “Saya tidak ingin terjadinya perang, saya mencintai perdamaian. Iran menginginkan perdamaian lebih dari pada siapapun. Oleh karena itu, saya tidak pikir bahwa perang akan terjadi”.

Penegasan pemimpin AS telah membuat banyak orang bernafas lega karena  sebelum itu, Presiden Donald Trump mengancam bahwa Iran akan harus membayar harga yang mahal dan menerima semua tanggung-jawab atas tewasnya para warga AS dan kerugian dalam kasus para demonstran masuk ke Kedutaan Besar AS di Baghdad, Irak pada tanggal 31 Desember 2019. Meninjau ketegangan AS-Iran selama waktu setahun ini, ketika terjadi kasus ini, semua orang telah berpikir tentang skenario satu konfrontasi militer yang berbahaya antara dua pihak sedang mendekat.  BA THI

Komentar

Yang lain