Tantangan di atas jalan pembentukan pemerintah yang stabil

(VOVWORLD) - Dengan pernyataanyang dikeluarkan secara  mendadak oleh Partai Liberal Demokrat (FDP)  menarik diri, perundingan untuk membentuk pemerintah koalisi baru di Jerman telah gagal pada Senin (20 November). Hal ini membuat arena politik Jerman menghadapi bahaya harus memasuki satu pemilu baru, berarti bahwa jalan menuju ke pembentukan pemerintah yang stabil harus memakan waktu panjang lagi dan masih ada banyak perkembangan yang sulit diduga.
Tantangan di atas jalan pembentukan pemerintah yang stabil - ảnh 1Kanselir Jerman, Angela Merkel   (Foto: CDU) 

Pada Senin (20 November), Partai FDP resmi memberitahukan menarik diri, menghentikan semua perundingan tentang pembentukan pemerintah koalisi dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Partai Hijau untuk bersama-sama memegang kekuasaan. Hampir dua bulan setelah pemilu Parlemen, Jerman masih belum bisa membentuk pemerintah baru. Ini merupakan skenario yang untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah Republik Federasi Jerman dari tahun 1949.

 

Tidak berhasil menemukan suara bersama

Dalam pemilu pada September lalu, walaupun persekutuan Partai Konservatif CDU/CSU pimpinan Angela Merkel mencapai kemenangan dan merupakan partai yang paling kuat dalam parlemen, tapi terpaksa melakukan koalisi dengan partai-partai lainnya  untuk punya cukup persyaratan membentuk persekutuan yang berkuasa dan menyelenggarakan Tanah Air.

Akan tetapi, setelah perundingan selama berpekan-pekan, semua partai di arena politik Jerman tidak mencapai kebulatan pendapat sehingga sulit membentuk koalisi. Masalah-masalah yang belum mencapai kebulatan pendapat pada pokoknya di sekitar pendirian mengenai perubahan iklim, kebijakan pajak dan pengontrolan migran.

Pada saat Partai Hijau yang berkecenderungan pada sayap kiri berupaya mendorong menghentikan penggunaan batu bara dan motor pembakar dalam pada tahun 2030 dan partai-partai yang lain juga berkomitmen akan mengurangi emisi gas  karbon, maka persekutuan pimpinan Angela Merkel belum mengajukan batas  waktu yang kongkrit untuk menghentikan penggunaan batu bara. Tentang masalah migran, Partai Persekutuan Demokrat/Sosial Kristen (CDU/CSU) pimpinan Kanselir Angela Merkel ingin mengajukan  pagu tahunan tentang jumlah migran, dalam pada itu, Partai Hijau yang berkecenderungan  kiri menginginkan agar Pemerintah Jerman menerima lagi banyak migran untuk merebut simpati dan  menerima orang-orang dekat se-pandangan ke dalam partai mereka.

Dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi ini, Partai FDP telah memutuskan menarik diri dari perundingan tentang pembentukan pemerintah koalisi. Menurut pemimpin Partai FDP, Christian Lindner, sebabnya ialah karena partai-partai politik peserta perundingan ini telah tidak berhasil mencari dasar kepercayaan atau satu ide bersama untuk masalah modernisasi Tanah Air yang pernah dianggap sebagai prasyarat bagi satu pemerintah yang stabil.

 

Bahaya harus mengadakan kembali pemilu

Dalam menghadapi perkembangan ini, kalangan analis menilai bisa terjadi 3 skenario bagi arena politik Jerman pada hari-hari mendatang.

Pertama, persekutuan CDU/CSU pimpinan Kanselir Angela Merkel akan melakukan koalisi dengan Partai Hijau untuk membentuk pemerintah minoritas. Kedua, Kanselir Angela Merkel bisa mengimbau perundingan dengan Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD) yang pernah merupakan mitra dari koalisi CDU/CSU selama 4 tahun ini. Akan tetapi, hingga kini, kemungkinan ini hampir-hampir disingkirkan. Karena segera setelah perundingan tentang pembentukan pemerintah koalisi baru di Jerman gagal, Partai SPD sekali lagi menegaskan kebijakan tidak ikut serta dalam perundingan tentang pembentukan pemerintah koalisi tanpa memperdulikan perkembangan-perkembangan di arena politik Jerman sekarang ini.

Skenario ketiga yang dianggap lebih mudah terjadi ialah Jerman melakukan pemilu kembali. Menurut skenario ini, Presiden Frank-Walter Steinmeier pertama-tama akan membubarkan parlemen federal dan mengimbau penyelenggaraan satu pemilu baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Angela Merkel setelah perundingan gagal bahwa dia akan melakukan pertemuan dengan Presiden Jerman untuk memberitahukan hail perundingan ini, bersamaan itu melakukan temu kerja dengan badan pimpinan CDU/CSU untuk membahas langkah-langkah selanjutnya.

Dalam keadaan Jerman terpaksa  melakukan pemilu kembali, para pengamat menilai bahwa hasil pemilu ini akan menciptakan satu parlemen yang tidak seberapa berbeda dengan sekarang ini. Itu belum memperhitungkan masalah Partai  kanan “Pilihan demi Jerman” (AFD) berkesempatan merebut lagi kursi di lembaga legislatif Jerman. Hal ini berarti upaya pembentukan satu pemerintah baru semakin lebih sulit.

Akan tetapi, sekarang ini, semua perhatian dan harapan diarahkan kepada Kanselir Angela Merkel. Dalam kenyataannya, dengan banyak pengalaman di arena politik, di atas perjalanan menjadi  wanita yang paling berkuasa di Eropa, Kanselir Angela Merkel senantiasa berkaitan dengan banyak pasang-surut dan gejolak besar di Jerman. Dengan kesulitan dan tantangan kali ini, opini umum tetap percaya bahwa dia akan terus memimpin perekonomian yang paling besar di Eropa lepas dari krisis.  

Komentar

Yang lain