Tiongkok berupaya keras untuk memulihkan produksi

(VOVWORLD) - Dari akhir bulan Maret, serentetan pabrik di Tiongkok mulai memulihkan kembali produksi. Personil bekerja kembali, mata rantai produksi mulai beraktivitas. Akan tetapi, semua upaya ini belum bisa membantu perekonomian Tiongkok bersemarak karena rantai pemasokan global sedang terputus karena perintah-perintah blokir dan isolasi dari banyak negara di dunia untuk menghadapi wabah Covid-19 yang sedang meluas.
Tiongkok  berupaya keras  untuk memulihkan produksi - ảnh 1Banyak pekerja Tiongkok telah kembali bekerja  (Foto: Bloomberg) 

Wakil Kementerian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok, pada tanggal 30 Maret mengumumkan bahwa lebih dari 98% jumlah perusahaan industri besar di seluruh Tiongkok telah beraktivitas  kembali dengan persentase 90% jumlah pekerja yang bekerja kembali. Khususnya di pusat-pusat industri besar seperti Guangdong, Jiangsu, Zhejiang, Shandong dan Fujian, kemampuan produksinya telah hampir-hampir sepenuhnya normal terbanding dengan waktu sebelum terjadi wabah. Pada hari yang sama, pusat-pusat perdagangan di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei, provinsi yang pernah menjadi pusat wabah seluruh negeri telah dibuka kembali.

Kejutan berat terhadap perekonomian

Mulai merebak pada akhir bulan Desember tahun 2019 di Kota Wuhan, wabah Covid-19 cepat meluas  semua provinsi dan kota di Tiongkok. Pengontrolan wabah selama beberapa bulan ini menimbulkan kerugian besar terhadap perekonomian.  Bank Dunia, pada tanggal 31 Maret, mengeluarkan perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi mungkin berhenti karena pandemi Covid-19.

Dalam menghadapi situasi seperti itu, segera setelah wabah ini punya tanda melampaui puncaknya dan berangsur-angsur dikontrol, semua perusahaan dan pusat industri besar di seluruh Tiongkok giat mengadakan kembali aktivitas produksi.

Untuk menghadapi kebutuhan produksi, perusahaan-perusahaan Tiongkok menjadi lebih luwes dalam merekrut tenaga kerja. Beberapa perusahaan meminta kepada pemerintahan daerah untuk mengerahkan mobil, bahkan menyewa pesawat terbang supaya memulangkan kembali para pekerja dari daerah-daerah yang jauh. Perusahaan-perusahaan lain mulai menerapkan otomanisasi untuk menebus kekurangan tenaga kerja. Beberapa perusahaan lain juga sedang menerapkan teknologi-teknologi untuk mendidik dan menangani insiden bagi kekuatan tenaga kerja yang baru direkrut. Omzet yang diperoleh dari penjualan mobil di Tiongkok sedang berangsur-angsur pulih ketika para konsumen kembali berbelanja. Di antaranya, maskapai-maskapai penerbangan Tiongkok juga berangsur-angsur memulihkan misi-misi penerbanganya.

Untuk membantu perekonomian, Tiongkok juga menerapkan beberapa langkah keuangan dan moneter seperti menerapkan langkah-langkah melonggarkan moneter. Perusahaan-perusahaan yang terpengaruh oleh langkah-langkah karantina dan aktivitas bisnisnya merosot juga diperpanjang kreditnya sampai bulan Juni. Sebelumnya, Tiongkok telah menurunkan tuntutan cadangan terhadap bank-bank agar mereka bisa memberikan pinjaman lebih banyak lagi kepada berbagai badan usaha kecil dan menengah. Selain itu, untuk membantu badan-badan usaha yang melakukan aktivitas di daerah-daerah yang paling tidak mendapat keuntungan di segi epidemiologi, pemerintah juga untuk sementara membolehkan menunda pembayaran uang listrik. Bersamaan itu, pemerintah juga sedang mempelajari kemungkinan peningkatan defisit anggaran keuangan, mengedarkan obligasi perbendaharaan istimewa untuk menyerap keuangan.

Rantai logistik terputus karena perintah-perintah blokir

Akan tetapi, upaya mengatasi situasi produksi dan bisnis di dalam negeri tidak bisa membantu perekonomian mengalami kesemarakan. Pabrik-pabrik di Tiongkok yang baru saja berhasil memulihkan kapasitas maksimal, tapi sekarang ini, serentetan pesanan dari pelanggan asing dibatalkan atau lambat dibayar. Sebabnya ialah dari perintah blokir yang diterapkan di banyak negara untuk melawan wabah Covid-19. Oleh karena itu, penurunan pertumbuhan ekspor secara drastis pada bulan-bulan selanjutnya merupakan hal yang tidak bisa terhindar. Walaupun perekonomian sedang berangsur-angsur pulih dalam internal Tiongkok, kepercayaan bisnis sedang berangsur-angsur kembali, tapi organisasi-organisasi internasional tetap menurunkan perkiraan pertumbuhan Tiongkok untuk tahun ini.

Ini untuk pertama kalinya setelah puluhan tahun ini Tiongkok harus menghadapi perspektif GDP triwulan I yang mencapai pertumbuhan negatif. Banyak kemungkinan tahun 2020 akan merupakan tahun di mana perekonomian yang besarnya nomor 2 di dunia paling merosot selama 44 tahun ini. Pada saat ini, badan-badan usaha Tiongkok terus pusing kepala dengan masalah bagaimana menggandoli kaki para pekerja, bersamaan itu menyeimbangkan solusi-solusi menjamin jaring pengaman sosial. Pada latar belakang situasi wabah Covid-19 di dunia masih belum ada indikasi ke puncaknya, banyak ekonom memprakirakan bahwa hal yang paling buruk belum terjadi bagi ekspor dan rantai pasokan Tiongkok. Ada banyak kemungkinan hasil produksi ekspor Tiongkok sepanjang tahun ini bisa turun lebih mendalam lagi. 

Komentar

Yang lain