Tipisnya permufakatan gencatan senjata di Timur Tengah

(VOVworld) – Setelah serentetan upaya diplomatik yang dilakukan komunitas internasional, baku tembak sengit di Jalur Gaza yang menewaskan kira-kira 200 orang pada pekan lalu, pada akhirnya sudah berhenti sementara ketika pada Rabu malam (21 November), pemerintah Israel dan Gerakan Islam Hamas sepakat mencapai permufakatan gencatan senjata. Perintah gencatan senjata ini mulai menjadi efektif pada pukul 19 waktu GMT, tetapi opini umum masih tetap merasa curiga akan kesinambungan dari permufakatan ini karena ini bukan untuk pertama kalinya dalam waktu beberapa tahun ini, pemerintah Israel dan Gerakan Islam Hamas setuju melakukan gencatan senjata.

Tipisnya permufakatan gencatan senjata di Timur Tengah - ảnh 1
Menlu AS Hillary Clinton dan Menlu Mesir Mohamed Amr dalam jumpa pers
(Foto: dantri.com.vn)

Perintah gencatan senjata diumumkan oleh Mesir, negara perantara kerujukan, pada jumpa pers bersama dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Hillary Clinton di Kairo, ibukota Mesir pada Rabu (21 November). Sebelumnya, komunike yang dikeluarkan Kantor Perdana Menteri (PM) Israel juga memberitahukan bahwa PM Benjamin Netanyahu telah menyepakati usulan gencatan senjata yang diajukan Mesir untuk menghentikan satu pekan terjadinya kekerasan yang berlumuran darah di Jalur Gaza. Pihak Gerakan Islam Hamas juga mengkonfirmasikan tercapainya permufakatan antara dua pihak tersebut. Menurut permufakatan gencatan baru tersebut, Israel akan menghentikan semua serangan di Jalur Gaza dan faksi-faksi Palestina akan harus menghentikan semua tindakan anti Israel, termasuk penembakan roket dan serangan-serangan di daerah perbatasan. Israel juga berkomitmen akan membuka semua koridor perbatasan dan melonggarkan pembatasan bepergian terhadap manusia dan barang keluar-masuk Jalur Gaza.

Kesepakatan Negara Yahudi untuk melakukan gencatan senjata pada saat operasi Pilar Pertahanan yang dilakukan Israel sedang mampu menjadi satu serangan agresi berskala besar di Jalur Gaza, mempunyai banyak asalan. Diantaranya hal yang patut diperhatian ialah menurut kalangan analis, jika operasi militer yang berkepanjangan akan tidak menguntungkan PM Israel Benjamin Netanyahu pada sat pemilu parlemen sedang mendekat. Setiap kesalatan militer manapun juga bisa memundurkan PM Netanyahu pada posisi lemah dalam pemilu yang akan diadakan pada awal tahun depan. Belum termasuk masalah hanya ada 30% penduduk mendukung operasi militer yang dilakukan angkatan infanteri Israel terhadap Jalur Gaza. Pada pihak Gerakan Islam Hamas, mereka juga tidak mendapat keuntungan jika baku tembak ini berkepanjangan. Selain sedang muncul kontradiksi internal dalam memilih pemimpin baru, maka di Jalur Gaza, Hamas juga sedang menghadapi persaingan yang gigih antara beberapa organisasi lain.

Tipisnya permufakatan gencatan senjata di Timur Tengah - ảnh 2
PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan permufakatan gencatan senjata
(Foto: baomoi.com)

Walaupun permufakatan gencatan senjata telah tercapai, tetapi bersama-sama dengan semua ucapan selamat, komunitas internasional tetap merasa cemas akan kesinambungannya karena dalam sejarah semua baku tembak di Jalur Gaza, tidak sedikit kali Pemerintah Israel dan Gerakan Hamas mencapai permufakatan gencatan senjata lalu permufakatan itu runtuh tidak lama lagi. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon menganggap tercapainya permufakatan gencatan senjata sebagai hal yang perlu bagi rakyat di Jalur Gaza, bersamaan itu dia juga mengimbau kepada semua pihak supaya mengekang diri semaksimal mungkin, menghargai dan saling percaya untuk mempertahankan perintah gencatan senjata ini. 

Menurut Sekjen PBB Ban Ki-moon, ini justru merupakan perhatian dari komunitas internasional sekarang, namun dia juga mengakui bahwa dipertahankannya perintah gencatan senjata adalah satu hal yang sulit. Menlu Hillary Clinton memberitahukan bahwa Amerika Serikat, sekutu yang dekat dari Israel menyambut permufakatan gencatan senjata ini. Dia juga tidak lupa menegaskan bahwa pada hari-hari mendatang, Amerika Serikat dan para mitra di kawasan akan memperkokoh proses ini dan memperebaiki taraf kehidupan penduduk di Jalur Gaza serta menjamin keamanan untuk Israel. Di lain pihak, Menlu Mesir Mohamed Kamel Amr mengimbau kepada semua pihak supaya bersama-sama mengawasi pelaksanaan permufakatan ini serta komitmen dari semua pihak yang bersangkutan.

Tipisnya permufakatan gencatan senjata di Timur Tengah - ảnh 3
Sekjen PBB bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu
(Foto: baoyenbai.com.vn)

Selain ucapan selamat, komunitas internasional juga mengimbau kepada kedua pihak supaya menaat secara serius perintah gencatan senjata karena mereka terlalu mengerti jelas watak hubungan antara pemerintah Israel dan Gerakan Islam Hamas. Selama ini, Israel selalu memasukkan Gerakan Islam Hamas ke dalam daftar organsisasi-organisasi teroris dan pada kenyataannya sudah memutus hubungan dengan pasukan yang punya tenaga kuat papan atas dari orang Palestina ini. Sedangkan Hamas juga belum pernah mengakui negara Yahudi. Sampai akhirnya, ini merupakan satu perintah gencatan senjata yang muncul dari tuntutan situasi, bukan dari keinginan sendiri dari para peserta. Hal ini belum termasuk apakah faksi-faksi lain di Jalur Gaza setujui dengan permufakatan yang baru saja dicapai antara Pemerintah Israel dan Gerakan Islam Hamas atau tidak.

Permufakatan gencatan senjata yang dicapai Negara Yahudi dan Gerakan Islam Hamas pertama-tama merupakan tanda yang menggembirakan bagi perdamaian di kawasan, tapi mempertahankan permufakatan ini merupakan masalah yang patut diperhatikan. Tampaknya, perdamaian di kawasan ini tetap masih sangat tipis./. 

Komentar

Yang lain