Viet Nam dan Komunitas Internasional Berupaya Bersama untuk Mengatasi Akibat Bom dan Ranjau

(VOVWORLD) - Selaku Ketua Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Viet Nam pada Kamis (8 April), menyelenggarakan sidang onlin tingkat menteri tentang tema “Mengatasi akibat bom dan ranjau serta mempertahankan perdamaian yang berkelanjutan: Memperkuat konektivitas untuk bertindak secara lebih efektif.” Peristiwa yang humanis ini dikaitkan dengan Hari Internasional memahami bom dan ranjau serta Bantuan atas aksi bom dan ranjau (4 April) yang diadakan PBB setiap tahun.
Viet Nam dan Komunitas Internasional Berupaya Bersama untuk Mengatasi Akibat Bom dan Ranjau - ảnh 1Para penjinak bom Viet Nam  (Foto: Ho Cau/VNA)

Viet Nam adalah negara yang menderita akibat parah dengan ratusan ribu ton bom dan ranjau yang tersisa pasca perang. Diperkirakan sejak 1964 hingga 1975 Viet Nam telah menderita akibat sekitar 16 juta bom dan peluru berbagai jenis yang disebarkan oleh Amerika Serikat (AS) dalam perang, berlipat 4 kali dibandingkan jumlah bom dan peluru yang digunakan dalam Perang Dunia I. Meskipun Viet Nam telah mencapai perdamaian selama beberapa dekade ini, tetapi bahaya kecelakaan yang diakibatkan bom dan ranjau tetap ada di mana-mana, mengancam keselamatan warga dan merintangi upaya pembangunan sosial-ekonomi.

 Dengan keadaan akibat polusi bom dan ranjau seperti dewasa ini, Viet Nam memerlukan waktu ratusan tahun untuk membersihkan seluruh bom dan ranjau tersebut. Dengan keinginan menjadi negara tanpa dampak bom dan ranjau, Viet Nam tengah berupaya meningkatkan kemampuan, menggerakkan sumber-sumber daya untuk meningkatkan laju penjinakan bom dan ranjau untuk  mengatasi akibat bom dan ranjau pasca perang. Usaha mengatasi akibat bom dan ranjau adalah tugas pemerintah serta keinginan jutaan warga Viet Nam. Dengan demikian, Viet Nam telah menandatangani konvensi pelarangan atau pembatasan penggunaan  senjata konvensional tertentu yang bisa mengakibatkan luka yang berkelebihan atau menimbulkan dampak tanpa batas (CCW). Sementara itu, Viet Nam aktif menghadiri konferensi dan lokakarya yang terkait dengan bom dan ranjau anti personel, bom dan ranjau tandan, beberapa konferensi negara-negara anggota Konvensi pelarangan ranjau anti personel (APMBC), Konvensi pelarangan bom dan peluruh tandan (CCM) dan CCW dengan martabat sebagai  pengamat untuk memanifestasikan peran sebagai anggota yang bertanggung-jawab, menguasai situasi, dan melakukan propaganda tentang praktik polusi bom dan ranjau di Viet Nam, menggerakkan bantuan dari organisasi-organisasi internasional dan lembaga swadaya masyarakat untuk mengatasi akibat bom dan ranjau di Viet Nam. Di dalam negeri, Pemerintah Viet Nam telah memberlakukan Program Aksi Nasional untuk mengatasi akibat bom dan ranjau pasca perang hingga 2045 (April 2010); Peraturan nomor 18/2019/ND-CP tentang pengelolaan aktivitas mengatasi akibat bom dan ranjau (Februari 2019). Pusat Aksi Bom dan Ranjau Nasional Viet Nam (VNMAC) telah mengumumkan “laporan tentang kenyataan bom, ranjau dan bahan ledak pasca perang di Viet Nam-Tahap I, peta polusi bom dan ranjau serta bahan ledak dari provinsi-provinsi tahap  2010-2013 (April 2018). Selain itu, Viet Nam juga memperkuat sosialisasi dan propaganda tentang upaya-upaya mengatasi akibat bom dan ranjau di Viet Nam. Badan Pengarahan 701 telah menyelenggarakan dua lokakarya internasional tentang tema “Kerja sama mengatasi akibat perang di Viet Nam” di kota New York dan Washington DC (Maret 2019). Di sela-sela Konferensi internasional tentang perempuan, perdamaian dan keamanan yang diadakan di Kota Ha Noi dari 7-9 Desember 2020, Kementerian Luar Negeri Viet Nam menyelenggarakan pameran “Perempuan Viet Nam bersinergi demi keselamatan di daerah-daerah di Viet Nam”.

Usaha mengatasi akibat bom dan ranjau bukanlah masalah Viet Nam sendiri. Sekarang ini terdapat lebih dari 60 negara di dunia tengah menghadapi tantangan yang serius akibat bom dan ranjau yang tersisa pasca perang. Setiap tahun, ada sekitar 15.000 orang di dunia terluka atau tewas akibat bom dan ranjau yang tersisa. Oleh karenanya, usaha mengatasi akibat bom dan ranjau, terutama di lingkungan pasca konflik merupakan tema prioritas Viet Nam ketika memainkan peran sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB pada umumnya dan Bulan Ketua DK PBB pada khususnya. Program pembangunan yang berkelajutan hingga 2030 dari PBB juga menganggap masalah mengatasi akibat bom dan ranjau serta akibat perang sebagai target besar bagi seluruh dunia.

Viet Nam dan Komunitas Internasional Berupaya Bersama untuk Mengatasi Akibat Bom dan Ranjau - ảnh 2Menjinakkan bom di Kota Hue  (Do Truong/VNA)

Selaku Anggota Tidak Tetap DK PBB, selama ini Viet Nam telah menjunjung tinggi perannya dalam mengatasi akibat bom dan ranjau di tengah rekonstruksi pasca konflik, merekomendasikan memasukan beberapa poin yang sesuai tentang usaha mengatasi bom dan ranjau berdasarkan Resolusi 2365 ke dalam beberapa dokumen baru yang terkait dari PBB (Resolusi 2540 tahun 2020 tentang perpanjangan waktu misi PBB di Somalia). Bisa dikatakan Viet Nam senantiasa melipatgandakan upayanya di dalam dan luar negeri untuk mengatasi akibat bom dan ranjau, melayani pengembangan sosial-ekonomi, menjamin keselamatan warga, dan membantu para korban bom dan ranjau berbaur dalam kehidupan sosial. Sidang pada 8 April 2021 adalah pembahasan terbuka tentang bom dan ranjau untuk mengungkapkan tantangan-tantangan yang ditimbulkan bom dan ranjau saat ini untuk berbagi pengalaman kepada negara-negara dan kawasan-kawasan dalam memecahkan masalah bom, ranjau, bersamaan itu mengeluarkan langkah-langkah baru agar komunitas internasional menangani akibat bom dan ranjau secara lebih baik.

Viet Nam dan Komunitas Internasional Berupaya Bersama untuk Mengatasi Akibat Bom dan Ranjau - ảnh 3Menjinakkan bom di Provinsi Phu Yen  (Foto: The Lap/VNA)

Viet Nam telah berulang kali disebut oleh PBB sebagai “model bagi  negara-negara sedang berkembang, negara-negara yang maju dari kemiskinan dan keruntuhan akibat perang.” Viet Nam juga menjadi bukti yang paling nyata bagi tema mengatasi akibat bom dan ranjau serta mempertahankan perdamaian secara berkelanjutan. Perihal Viet Nam yang aktif, berpartisipasi, dan memberikan gagasan konkret dalam mengatasi akibat bom dan ranjau akan menunjukkan peran dan sumbangsih Viet Nam di satu bidang yang mendapat perhatian banyak negara dan menciptakan kesan dalam masa bakti DK PBB 2020-2021.  

Komentar

Yang lain