Viet Nam Junjung Tinggi Pelayanan Manusia sebagai Tujuan Semua Kegiatan

(VOVWORLD) - Memikirkan kehidupan yang cukup sandang, cukup pangan, demokratis, tenteram, aman, tidak mengorbankan jaring pengaman sosial, lingkungan, kemajuan dan keadilan demi pertumbuhan ekonomi semata-mata untuk sekitar 100 juta jiwa warga. Ini merupakan kebijakan dan komitmen konsekuen Viet Nam dalam melindungi dan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM). Kebijakan dan komitmen Viet Nam ini mendapat apresiasi para pakar, diplomat, investor asing dan para mitra internasional.
Viet Nam Junjung Tinggi Pelayanan Manusia sebagai Tujuan Semua Kegiatan - ảnh 1Caitlin Wiesen, Kepala Perwakilan Tetap UNDP di Viet Nam  (Foto: VGP)
Selama 2 tahun terakhir, beberapa krisis seperti Pandemi Covid-19 dan konflik di Ukraina telah berdampak serius terhadap miliaran orang di dunia, membawa perubahan-perubahan sosial-ekonomi yang mendalam. Menurut perhitungan UNDP, untuk pertama kalinya setelah 32 tahun, indek HDI yang meliputi indeks kesehatan, pendidikan dan taraf hidup beberapa negara di dunia telah turun untuk 2 tahun terus-menerus. Hal ini bertentangan dengan laju menuju Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan. Sekitar 90 persen negara mencatat penurunan poin HDI pada tahun-tahun 2020 dan 2021. Namun di Viet Nam indeks perkembangan manusia naik dua peringkat dalam urutan global sesuai Laporan Pengembangan Manusia Global 2021/2022 yang diumumkan UNDP baru-baru ini.

Menurut penilaian laporan tersebut, Viet Nam telah berupaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada saat yang paling sulit akibat Pandemi Covid-19. Meskipun laju pertumbuah rata-rata terlamat,namun beberapa kelompok dan individu yang rentan telah mengalami masa-masa yang sangat sulit, tetapi Viet Nam telah berhasil menghindari pembalikan dalam laju pengembangan manusia. Caitlin Wiesen, Kepala Perwakilan Tetap UNDP di Viet Nam mengatakan bahwa pencapaiannya tersebut karena HAM senantiasa menjadi isu titik berat dalam proses pembangunan di Viet Nam. “ Kami mengapresiasi Viet Nam pada masa Pandemi Covid-19 merajalela selama dua tahun ini. yaitu masa yang sangat sulit bagi kelompok yang paling rentan. Pada saat itu Pemerintah Viet Nam telah mengeluarkan ketentuan baru tentang standar kemiskinan multidimensi sehingga mengondisikan sekitar 8 juta warga dapat menikmati keuntungan dari kebijakan sosial. SAtu bidang lain yang juga sangat disambut ialah kebijakan sponsor sosial dengan paket-paket jaring pengaman sosial besar yang didukung oleh Pemerintah. Hal ini sangat bermakna bagi kelompok yang rentan.”

Beberapa pakar asing menilai bahwa pada konteks di mana banyak negara di dunia mengalami kesulitan akibat pandemi, tetapi di Viet Nam stabilitas politik selalu dipertahankan. Pemerintah Viet Nam fokus melaksanakan secara efektif dan selaras solusi-solusi untuk meminimalkan dampak pandemi terhadap perekonomian, mempertahankan dan memulihkan produksi bisnis, menjamin lapangan kerja, jaring pengaman sosial dan kehidupan warga, terutama kelompok yang rentan dengan pedoman tidak ada yang tertinggal. Prava Samataray, Sekretaris Komite Solidaritas India-Viet Nam, negara bagian Bengal Barat dari India mengungkapkan: “Kesenjangan dan jarak antara yang kaya dan yang miskin hanya ada ketika pembangunan nasional hanya dimiliki oleh sebagian dalam masyarakat. Atau dengan kata-kata lain, kalau pertumbuhan dan pembangunan nasional yang hanya dimiliki oleh sebagian kecil dalam masyarakat pada saat mayoritas warga tetap tertinggal akan menciptakan kesenjangan dan jarak sosial. Namun di Viet Nam berlainan. Kebijakan Viet Nam adalah menganggap manusia sebagai sentralnya. Ternyata Viet Nam telah melaksanakan sosialisme berarahan ekonomi pasar dengan partisipasi semua orang dalam proses pembangunan.”

Survei “Expat Insider 2022” yang dilaksanakan organisasi "InterNations” baru-baru ini menunjukkan ada 84 persen orang asing merasa puas dengan kehidupan mereka di Viet Nam. Viet Nam menduduki posisi ke-7 dalam daftar 10 tempat yang patut dihuni di dunia untuk orang asing pada tahun 2022. Banyak orang asing akan tetap memilih Viet Nam sebagai tempat tinggal mereka secara jangka panjang. Sebelumnya, dalam Laporan Kebahagiaan Dunia tahun 2022 yang dilaksanakan di 150 negara di dunia, Viet Nam pun naik 2 peringkat dalam daftar urutan. Hasil ini membuktikan bahwa Viet Nam adalah negara yang aman, semua orang bersama hidup secara bahagia dan tenteram. Duta Besar Palestina untuk Viet Nam, Saadi Salami mengatakan: “Adalah salah seorang asing yang tinggal di Viet Nam dan memantau perkembangan Viet Nam sejak 1980 hingga saat ini, saya bisa menegaskan kepada semua teman asing dan teman Viet Nam bahwa Viet Nam telah mengalami perkembangan sangat mengesankan. Dari sebagai negara miskin yang harus mengimpor pangan, hingga saat ini Viet Nam telah menjadi sebuah negara yang tengah menyumbangkan ketahanan pangan dunia. Viet Nam secara bertahap menjadi sebuah negara yang mendapat perhatian banyak negara di dunia. Hal ini bergantung pada banyak faktor, namun faktor yang penting ialah Viet Nam telah menetapkan satu jalan untuk diri sendiri. Yaitu tujuan membangun satu perekonomian demi kepentingan seluruh warga.”

Pandangan konsekuen Viet Nam ialah menganggap manusia sebagai tujuan dan motivasi pembangunan dan kemajuan sosial. Pertumbuhan ekonomi dan masalah-masalah sosial semuanya terkait dengan manusia, manusia adalah sentral, manusia dapat menikmati kebahagiaan yang diberikan hasil-hasil ekonomi. Hal ini terus menegaskan watak baik rezim politik yang tengah dibangun Viet Nam dengan mendapat simpati dan dukungan komunitas internasional.

Komentar

Yang lain