Kelas tanpa perbatasan dari bu guru generasi tahun 90-an, warga etnis minoritas Muong yang didaftarkan ke 50 Besar guru global

(VOVWORLD) - Organisasi Pendidikan Varkey Foundation, pada tanggal 17/3, telah mengumumkan daftar 50 guru tipikal global tahun 2020. Bu guru Ha Anh Phuong, guru bahasa Inggris di SMA Huong Can, Kabupaten Thanh Son, Provinsi Phu Tho, Vietnam Utara telah melampaui  12.000 calon guru dari seluruh dunia untuk dimuliakan sebagai seguru di antara 50 guru global yang tipikal tahun 2020 yang memberikan sumbangan terkemuka yang tipikal bagi usaha pendidikan.
Kelas tanpa perbatasan dari bu guru generasi tahun 90-an, warga etnis minoritas Muong yang didaftarkan  ke 50 Besar guru global - ảnh 1 Bu guru Ha Anh Phuong (Foto: VOV)

Pemuliaan tersebut merupakan penghargaan yang pantas bagi sumbangan-sumbangan yang diberikan bu guru Ha Anh Phuong ketika turut memberikan ilham belajar bahasa Inggris kepada banyak anak-anak dalam proses menegaskan diri sendiri dan memberikan dedikasi bagi masyarakat. Bu guru Ha Anh Phuong menceritakan:

“Ketika dikabarkan mendapat penghargaan tersebut saya merasa terkejut, berbahagia dan terharu karena saya belum berpikir akan diberikan penghargaan itu. Ketika mengirim dokumen peserta saya telah mendapat dukungan dari banyak sanak keluarga dan teman, di antaranya ada sahabat internasional termasuk juga orang yang berwibawa dalam komunitas pendidikan”.

Lahir dan mendewasa di kabupaten pegunungan Yen Lap, Ha Anh Phuong mendekati bahasa Inggris secara sistimatik ketika mulai belajar di Sekolahan Internat Kabupaten Yen Lap. Pada waktu itu, tidak mudah mendekati jaringan internet, hampir semuanya bergantung pada guru dan buku, tapi Phuong selalu berupaya mengusahakan semua peluang untuk mendekati lingkungan bahasa Inggris seperti: menulis surat tangan kepada sahabat-sahabat asing, berlatih bertutur bahasa Inggris setiap hari dengan teman di se-kamar, membeli koran-koran lama untuk menerjemahkan serta menonton acara berita dalam bahasa Inggris di Kanal Televisi Vietnam dan sebagainya. Berangsur-angsur gandrung.

Selar pertama bagi Phuong ialah pada tahun 2009 dia telah merebut Hadiah Bintang Pelajar  - hadiah untuk bintang pelajar tamat SMA yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan Vietnam dan Grup Tan Tao.

Dengan keinginan setelah tamat universitas akan pulang kembali ke kampung halaman untuk mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak yang masih mengalami kesulitan untuk menjadi orang baik serta memperkenalkan Vietnam ke dunia internasional, maka setelah menyelesaikan program magister bahasa Inggris, dia telah pulang kembali ke kampung halaman.

Ketika menjadi guru bahasa Ingrgis di SMA Huong Can, Kabupaten Thanh Son, Provinsi Phu Tho –tempat di mana ada 85% pejalar adalah warga etnis minoritas, bu guru Phuong tidak hanya membentuk dan menggunakan kelas tanpa perbataan saja melainkan juga mengkonektivitaskan pelajar-nya dengan sekolah-sekolah di dunia melalui skype. Dia juga ikut memberikan pengajaran online kepada para pelajar di Asia, Eropa, Afrika dan Amerika. Dia mengatakan:

“Karena saya adalah warga etnis minoritas maka saya mengerti kesulitan-kesulitan yang dihadapi para pejalar etnis minoritas ketika belajar bahasa Inggris. Kali pertama saya menggunakan kelas tanpa perbatasan ketika saya  adalah mahasiswi yang baru tamat universitas. Di samping kelas tanpa perbatasan, saya juga menyelenggarakan banyak kegiatan. Kami telah melaksanakan satu proyek yaitu para pelajar mengirim pesan-pesan melawan sampah plastik  sekali pakai dan menggunakan sedotan. Ada lebih dari 20 negara ikut serta pada proyek ini. Saya dan para pelajar telah berwisata tanpa visa di 30 negara dan teritori”.

Satu jam kelas dengan tema: “Bicara tidak dengan sampah plastik” di SMA Huong Can, Kabupaten Thanh Son, Provinsi Phu Tho dimulai dengan perihal para pelajar percaya diri menyampaikan proyek-nya dalam bahasa Inggris secara online. Satu jam kelas seperti itu hanya memerlukan satu laptop, satu akun skype dan satu jaringan internet yang stabil bisa ikut serta pada forum guru global. Melalui itu, para pelajar dikonektivitaskan dengan kelas dari 6 negara di 4 benua. Ha Mai Phuong, pejalar SMA Huong Can menjelaskan:

“Hal saya paling sukai ialah ketika ikut serta pada pengajaran dari bu guru Phuong, saya bisa berkomunikasi dengan para orang asing. Cara pengajaran tersebut sebenarnya baru terbanding dengan cara pengajaran tradisional. Sangat menarik. Di samping itu, kami bisa memperkanalkan dan menyosialisasikan kebudayaan Vietnam kepada sahabat-sahabat internasional”. 

Tidak hanya mengajar para pejalar-nya, Ha Anh Phuong juga memberikan pengajaran secara grastis kepada anak-anak di zona kumuh di India, Afrika Selatan dan kelas-kelas online di California, Amerika Serikat. Dia mengatakan:

“Sekarang, saya mendapat pengakuan sebagai pakar pendidikan kreatif dari Microsoft ketika saya adalah anggota satu guru bahasa Inggris di banyak negara di dunia. Kami membagi banyak kelas yang lain untuk mengajar para pelajar di daerah yang mengalami kesulitan”.

Pak guru Nguyen Duc Phong, Wakil Kepala SMA Huong Can memberitahukan bahwa Bu guru Phuong  adalah seorang guru di antara guru-guru pelopor dalam pengajaran inovasi kreatif dengan banyak proyek pengajaran baik di dalam negeri dan di luar negeri seperti proyek anti-sampah plastik, proyek tentang multi-budaya serta memiliki banyak gagasan praksis. Dia mengatakan:

“Cara mengajar secara online di skype dari Bu guru Phuong telah disebar-luaskan di seluruh SMA Huong Can. Terutama pada saat para pelajar tidak pergi ke sekolah karena wabah Covid-19, kami telah menerapkan cara pengajaran tersebut dan telah merebut hasil-guna yang tinggi”.

Proses menjadi seorang guru global dari Ha Anh Phuong telah membantu para pejalar di daerah pedesaan Vietnam dikonektivitaskan dengan dunia. Pada masa depan, Bu guru muda Ha Anh Phuong ingin mengembangkan satu kanal youtube yang khusus mengajar bahasa Inggris secara gratis, bersamaan itu aktif mengeluarkan banyak proyek yang bersangkutan dengan usaha pengajaran demi target perkembangan yang berkelanjutan. 

Komentar

Yang lain