Pemuda Vo Duc Anh dan Klub "HaNoi Rock City"

(VOVWORLD) - Klub HaNoi Rock City merupakan tempat berkumpulnya dan ruang beraktivitas untuk komunitas seniman musik  independen di Kota Ha Noi, Vietnam. Klub HaNoi RockCity disebutkan sebagai satu arena main yang bebas dan kreatif, tempat di mana para seniman muda yang mengikuti genre musik indie bisa mempertunjukkan dan memperkenalkan gaya musiknya sendiri sejak pendiriannya. Tuan rumah tempat unik itu adalah Vo Duc Anh – seorang pemuda yang pernah ganderung pada ilmu matematika. 

Terletak di Jalan To Ngoc Van, Kota Ha Noi, Klub HaNoi Rock City (HRC) menjadi titik pertemuan yang ideal bagi para pemuda yang mencintai musik dan seni. Setiap malam, panggung ruang ini selalu ramai dengan pagelaran musik “live” dengan tata suara yang modern dan menyerap kalangan pecinta musik muda di Kota Ha Noi, serta para seniman muda yang mau mencoba kemampuannya dengan karya-karya ciptaannya sendiri.

Pemuda Vo Duc Anh dan Klub Vo Duc Anh - Pendiri Klub HRC (Foto: Vo Duc Anh)

Apabila pada beberapa hari awalnya, jumlah penonton yang datang ke HRC belum banyak, tapi hingga sekarang, rata-rata setiap kali pagelaran di sana menyerap kedatangan sekitar 250-300 orang. Event-event yang diselenggarakan di sana kian beranekaragaman, meliputi berbagai pertunjukan musik live, pameran atau peragaan berbagai barang handmade, semuanya demi kriterium tentang seni, musik dan budaya. Vo Duc Anh, pendiri HRC mengatakan:

 “Sangat mujur, sejak pembukaan, persentase hanya 90/10 yaitu ada 90 persen orang asing dan 10 persen orang Vietnam, tetapi sekarang, angka ini telah terbalikkan. Ini merupakan prestasi yang patut membanggakan  untuk waktu selama belasan tahun ini”.

Vo Duc Anh lahir pada tahun 1984 di satu keluarga yang mempunyai tradisi melakukan penelitian dan pengajaran. Sudah sejak masa kecil, dia telah menampakkan bakat di beberapa mata pembelajaran  ilmu pengetahuan alam, khususnya matematika. Selama 12 tahun, pembelajaran, dia terkait dengan serentetan kelas spesialis dan tim matematika, baik kota maupun nasional. Setelah hampir 8 tahun menempuh kuliah di Inggris di fakultas matematika, pada tahun 2010, dia memutuskan untuk kembali ke Vietnam, mulai mengusahakan tantangan-tantangan baru untuk dirinya sendiri.

Sebelum tahun 2010, di Kota Ha Noi, tampaknya tidak ada bilah musik manapun yang menerima para seniman muda yang ingin mempertunjukkan karya ciptaannya sendiri. Memahami kurangnya arena main di Kota Ha Noi untuk genre-genre musik yang banyak disukai di dunia tapi belum populer di Vietnam seperti Metalcore, Indie, dan sebagainya, dia dan para temannya telah mendirikan HaNoi Rock City (HRC) yang memasarkan karya-karya musik.

Aktivitas HRC berdasarkan pada tiga kriterium yaitu: kesenian, musik, dan kebudayaan dengan keinginan menyumbangkan satu tempat musik bagi ibukota, tempat yang memacu band-band musik mempertunjukkan karya-karya ciptaannya sendiri serta menegakkan gaya atau style-nya sendiri. Ketika mengenangkan hari-hari awal membentuk pub dengan banyak kesulitan dan tantangan, serta bagaimana memperkenalkan genre-genre musik baru kepada para penggemar, dia menceritakan:

“Pola ini sama sekali baru terhadap para pemuda Vietnam, tapi sangat beken dengan pemuda asing. Kenyataannya, sebelum tahun 2000, kalangan pemuda generasi milenial biasanya memainkan musik “cover”. Masa itu, banyak festival atau pagelaran musik diselenggarakan secara gratis, tanpa menjual tiket, maka kami menjumpai banyak kesulitan dalam menegakkan kebiasaan bagi para pemuda untuk mencipta karya diri sendiri, atau memperkenalkan beberapa genre musik yang berbeda. Di samping itu, menciptakan kebiasaan mendengar musik “live” harus membeli untuk mendukung tempat-tempat pertunjukan atau para seniman.”

Pemuda Vo Duc Anh dan Klub Satu event yang diselenggarakan di HRC (Foto: Diberikan tokoh)

Tanpa memedulikan  semua kesulitan Duc Anh belum pernah berpikir untuk berhenti. Berangsur-angsur, jumlah event dan penggemarnya  kian meningkat dan hingga sekarang, rata-rata sepekan, pub ini menyelenggarakan empat event yang berbeda dengan partisipasi dari kian banyak seniman.

Satu aksentuasi lagi di sistem pub milik Duc Anh ialah sesi OpenMic yang diselenggarakan pada setiap hari Rabu setiap pekan. Di sesi OpenMic ini, semua orang bisa naik panggung dan melakukan pertunjukan, baik memainkan instrumen musik, membaca sajak, bertari maupun bernyanyi. Event ini menyerap partisipasi sekitar 100 orang setiap pekan. OpenMic juga menjadi tempat yang menemukan dan membentuk beberapa band musik baru. Bisa dikatakan bahwa pub dengan pimpinan Duc Anh merupakan salah satu tempat pertama di Kota Ha Noi dan seluruh negeri yang menyelenggarakan event seperti itu pada setiap pekan dan sedang membuktikan kesuksesannya. Dia berbagi bahwa, dia sangat gembira dan bangga ketika menyaksikan perkembangan anak spiritualnya serta merasa bahwa pekerjaan yang sedang dia lakukan telah turut membina wajah kesenian ibu kota.

 “Di kemudian hari, saya menginginkan agar mengajar matematika pada pagi hari, dan  sorenya, memain musik, mencipta musik, dan mengoperasikan HRC selama mungkin, agar tempat ini menjadi wisma musik untuk para seniman muda.”

Sejak penyelenggaraan acara pertunjukan pertama pada tgl 17 Desember 2010 hingga sekarang, tuan rumah  HRC yang berusia 30 tahun itu bisa merasa bangga bahwa pubnya bisa berdiri teguh dan menuju ke perkembangan yang lebih besar pada masa depan yang tidak jauh lagi./.

Komentar

Yang lain